wah sangat di sayangkan : kenapa Tidak ditampung Oleh Kerukun yang ada sana ya. atau Ketua Saudagar Gorontalo : Gimana IKI ini perlu dibantu kalian tidak bantu. yang memperhatikan adalah Penghuni ASRAMA Putra ko tdk ada inisiatifnya untuk membantu atau membawah kepada orang2 Gorontalo yang peduli semacam Pak Icky dan kawan2.
----- Pesan Asli ---- Dari: maminasata <[EMAIL PROTECTED]> Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Terkirim: Senin, 13 Oktober, 2008 10:29:37 Topik: [GM2020] PENTING..! Anak Gorontalo yang hilang.....!!!! Assalamu alaikum, Wr Wb: Semalam saya menerima telepon dari ketua RT A RW 6 (Daeng Leo) Lingk. Mangasa Kel. Pandang-pandang Kec. Somba Opu Sungguminasa Kab. Gowa. Beliau mengabarkan kepada saya bahwa beliau "menemukan" seorang bocah dengan Nama Rinto Moko berumur ± 18 tahun di masjid dekat Kodim Gowa. Dari pengakuan anak tersebut bahwa dia adalah putra Gorontalo asli duduk dibangku kelas 2 SMA Hidayatullah Kel. Buladu Kota Barat. Dari pengakuannya bahwa, si bocah ini datang ke Makassar pada hari Lebaran tanggal 1 Oktober 2008 dengan menumpang mobil Vernando. Tujuan utamanya adalah mengunjungi kakak kandungnya yang bernama Ningsih Moko yang berdomisili di dekat eks Pabrik Kertas Gowa jurusan Malino. Dengan hanya bermodalkan alamat dan nomor HP sang Kakak si bocah Rinto ini nekad mencari alamat yang dimaksud. Tapi apa di nyana ternyata sang kakak telah pindah domisili yang menurut penuturan tetangga bahwa sang kakak telah diboyong oleh sang suami merantau ke Papua ±3 bulan yang lalu. suami sang kakak berprofesi sebagai operator alat berat. Itulah awal terlunta -luntanya sang bocah Rinto di belantara Makassar dengan tidak membawa perbekalan apapun, kecuali baju dibadan dan 3 lembar pakaian. Menurut penuturannya bahwa dia berpisah dengan sang Kakak sudah ± 10 tahun lamanya. Bocah ini merupakan bungsu dari 7 bersaudara yang semuanya berdomsili di Gorontalo kecuali sang kakak Ningsih Moko tersebut. Ke nekadan si bocah Rinto di latarbelakangi oleh perihnya dan susahnya hidup di kampung halaman, sang ayah sudah sangat tua, sakit-sakitan dan tidak mampu lagi untuk bekerja. Selama ini kehidupan mereka hanya di topang oleh kakak nomor 6 bernama Hanga yang sehari - harinya bekerja menarik bentor di Gorontalo. Ia ingin membantu orang tuanya dengan ikut bekerja bersama kakak Ningsih dan iparnya di Makassar. Sebelum ditemukan oleh "sang malaikat penolong" begitu Rinto memberikan gelar kepada pak RT tersebut, dia tidak makan berhari - hari dan hanya minum air di masjid tersebut. Oleh "sang dewa penolong" tersebut si bocah dibawa kerumahnya dan diberikan tempat tinggal serta makan seadanya. "Kamaseang skali ki kodong injo burranea" katte mami to susaiyya si tulung - tulingi" (Kasian sekali bocah itu, hanya orang sama - sama susahnya sperti kita yang bisa saling membantu). Untuk mengembalikan bocah ini ke kampung halamannya pak RT (Daeng Leo) tersebut juga tidak memiliki cukup dana. Karena ketidakmampuan tersebut maka Daeng Leo tersebut mencari informasi dimana orang Gorontalo yang rela bisa mengulurkan tangannya untuk memberikan sedikit biaya sebagai ongkos pulang si anak ini daripada jadi gelandangan di kota Makassar. "punna nia doekku pak, ku pammoterang ri kampunna burannea ne" (seandainya ada uang saya pak, saya pulangkan ini anak ke Gorontalo). Daeng Leo mulai mencari dimana bisa memperoleh informasi tentang orang Gorontalo. Sebagai sasaran utamanya Daeng Leo tersebut dengan berkendaraan motor membonceng anak tersebut menuju ASPURI KKIG di G. Merapi. Disana dia tidak bertemu siapapun, "lama mi tutup pak ke ASPURA maki saja di S. cerekang" begitu penjual ikan bakar yang ada didepan ASPURI menyampaikan. Sesampainya di ASPURA Jl. S. Cerekang, Pak RT bertemu dengan dua orang penghuni. Daeng Leo menceriterakan perihal si bocah RINTO kepada kedua penghuni ASPURA tersebut. Setelah mendengar penurutan Daeng Leo, si penghuni asrama tersebut hanya menyarankan untuk bertemu dengan sesepuh Gorontalo Sekretaris KONI bapak Kadir Buloto di GOR Mattoangin. Diasrama Mattoangin Daeng Leo bertanya kepada security "apa bisa bertemu dengan Bapak Kadir Buloto". Sang security bertanya balik " dari mana, urusan apa, sudah ada janji?. Daeng Leo menyampaikan perihal bocah Rinto yang telah dia temukan tersebut. Sambutan sang securty drastis langsung akomodatif dengan mempersilahkan Daeng Leo untuk bertemu dengan sekretaris beliau karena Bapak Kadir Buloto sedang berada di Jakarta. Dari Asrama Mattoangin Daeng Leo disarankan bertemu dengan ketua KKIG bapak Prof. Hiola. Dengan sabar Daeng Leo mengantar sang bocah untuk mengunjungi rumah ketua KKIG di Jalan Baji Dakka. Singkat cerita beliau tidak bertemu dengan ketua KKIG hanya bertemu dengan anak beliau di teras rumah dan tanpa respon apapun dan hanya di sarankan untuk bertemu dengan Bapak H. Kadir Buloto lagi. Daeng Leo dan bocah Rinto pulang kerumah di Kab. Gowa dengan harapan masih ada orang Gorontalo di Makassar yang bermurah hati untuk memberangkatkan kembali si bocah ke Gorontalo. Dia tidak putus asa, mencari dan terus mencari informasi dimana ada orang Gorontalo yang berdomisili sekitar rumahnya. Akhirnya Daeng Leo memperoleh informasi ada orang Gorontalo dekat dengan rumah fammilinya. Setelah bertemu dengan orang tersebut rupanya orang tersebut bukan orang Gorontalo tapi orang Minahasa. orang tersebut sangat iba melihat si Rinto dan spontan mengeluarkan bantuan dana Rp. 150.000,- . Pada hari berikutnya Daeng Leo tidak kehabisan inspirasi, dia mendatangi keluarganya yang kerja di PT. Semen Tonasa siapa tahu ada orang Gorontalo yang kerja di PT. semen Tonasa juga dan mau bermurah hati, begitu ujarnya. Alhamudulillah dia memperoleh bantuan dana dari seorang karyawaty Semen Tonasa yang bernama Ningsih (bukan kakak kandung si Rinto / orang Gorntalo banyak yach nama Ningsih!). Kini anak tersebut sedang dalam persiapan mau pulang ke Gorontalo, siapa tau diantara para anggota milis yang merasa mempunyai hubungan kekerabatan yang erat dengan bocah tersebut dapat menghubungi kami di no. 0411 - 5056407 Adapun identitas dan ciri - ciri anak tersebut : Nama : Rinto Moko Tempat tinggal: Jl. Ke Potanga Kel. Buladu Kec. Kota Utara Pendidikan : SMA Hidayatullah Buladu Gorontalo (Kelas 2) Umur : ± 18 Tahun Tinggi badan : 155 cm Berat badan : ± 40 Kg Postur badan : Kurus Warna kulit : sawo matang Rambut : ikal warna hitam perilaku : cukup sopan dan jarang bicara Bungsu dari 7 bersaudara Nama - nama saudara kandungnya adalah : 1.Wati Moko 2.Yanto Moko 3.Evy Moko 4.Nangsih Moko 5.Ningsih Moko 6.Hanga Moko Demikian kami informasikan kepada anggota milis semoga dapat membantu saudara kita tersebut. Ada peryataan cukup menggelitik hati kita dari Daeng Leo: " saya baca di koran kemarin pak ada Halal bi Halal orang Gorontalo di Makassar di hotel pak di? katanya jumlahnya ada 6.000 lebih warga Gorontalo di Makassar, tapi menolong satu orang saja susahnya yach! Simon Rahman ___________________________________________________________________________ Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/