--- On Sun, 10/26/08, bakri arbie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: bakri arbie <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [AlumniPrancis] re: "Strategic Planning"
To:
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
"Bp Ary Mochtar Pedju" <[EMAIL PROTECTED]>, "arbie bakri"
<[EMAIL PROTECTED]>
Cc: [EMAIL PROTECTED], "Omar Trigantara" <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Sunday, October 26, 2008, 7:59 PM

Yth Pak Anda,



Saya kira ini masalahnya di Indonesia dan negara berkembang lainnya.

Sebagai tenaga ahli yang diberi tugas oleh suatu organisasi untuk mengembangkan

"Strategy and Development'' oleh atasan atau pimpinan masukannya tidak dianggap.

Mengapa karena leader dan leadership-nya masih kurang paham untuk
menangani masalah atau kemampuan untuk merasakan perlunya suatu
strategi.

Akibatnya si tenaga ahli bisa frustrasi dan hengkang.

Oleh karenanya dalam suatu diskusi pak Soegeng di QTv dibahas betapa rumitnya

mengelola bangsa yang dipimpin secara amatiran,bukan oleh ahlinya.

Pada saat yang hampir sama, partai-partai di DPR debat mengenai batas pendidikan

yaitu SMA atau S-1 untuk calon Presiden Indonesia.

Bayangkan baru untuk proses manajemen saja ada 30-an elemen yang harus
dikordinasikan dan dipadukan agar hasilnya produktif dan harmonis,ya
mirip simponi

musik,perangkatnya ,pemusiknya dengan dirigennya menghasilkan sesuatu yang 
indah.

Di Prancis saya ingat ada sekolah khusus Ecole Superiore ? yang
merupakan tempat menggodok calon-calon pemimpin bangsa maupun
organisasi apakah di bisnis maupun 

pemerintahan.Pak Kemal Surianegara kalau tidak salah lulusan Ecole 
tersebut,bercerita

tentang 3 hal penting yang ditekankan di Ecole tersebut yaitu WATAK,OTAK dan 
OTOT.

Dizaman dahulu barangkali dunia masih lebih sederhana sehingga
Alexander Agung,Jengis Khan tak perlu sekolah, namun saya yakin mereka
adalah jenius yang mempunyai kemampuan untuk belajar dari lingkungannya
dan secara naluri mempunyai jiwa kepemimpinan.

Barangkali bisa cerita lebih detail pak Anda, persiapan calon leader di Prancis 
atau Eropa

umumnya.



Suatu hal, untung pak Anda punya tempat hengkang ke Paris,kota idaman saya.

Saya jadi nostalgia, ingat Paris ketika pertama datang,jalan-jalan sepanjang 
sungai Seine,

dibelakang gereja Notre Dame,para pelukis sedang asyik dengan kanvasnya, 
melukis.

Disini seni,budaya dan intelektual diramu menjadi sesuatu yang bagi
saya indah dan menghasilkan sesuatu secara elegance dan kreatif.

Salam hangat.





--- On Sun, 10/26/08, Anda Djoehana Wiradikarta <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Anda Djoehana Wiradikarta <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [AlumniPrancis] re: "Strategic Planning"
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Sunday, October 26, 2008, 9:42 AM










    
            Pak Bakri,

Tahun
1994 saya keluar dari Total dan pindah ke Indonesia untuk bergabung
dengan holding satu group "pribumi" (saat itu artinya "bukan Tionghoa").
Saya mengusulkan mendirikan suatu divisi "Strategi dan Pengembangan",
karena itulah yang saya kerjakan di 3 tahun terakhir di Total di
Paris. Saya diberi "gelar" "vice president Strategy & Development".
Saya dilibatkan dalam sejumlah proyek pengembangan dan diversifikasi
group tersebut. Tapi sering masukan saya tidak dianggap. Baik atasan
(direktur holding) maupun rekan-rekan saya (pemimpin proyek) tidak
melihat perlu adanay pemikiran strategi perusahaan dan tahapan
pengembangan proyek. Akhirnya, karena capek, saya keluar tahun 1999 dan
balik ke Prancis (maaf Pak Dodik, tapi apa gunanya bertahan di tempat
di mana saya tidak merasa berguna?).

Jadi Pak Bakri, saya akan dengan senang hati menyumbangkan pengalaman dan 
pengetahuan saya kalau ada yang berminat!

Anda

> Message du 26/10/08 17:22
> De : "bakri arbie" 
>
A : Forum-Pembaca- [EMAIL PROTECTED] ps.com, alumniprancis@ yahoogroups.
com, [EMAIL PROTECTED] go.id, "arbie bakri" , "Bp Ary Mochtar Pedju" ,
"MB Setiawan" , "Pak Bambang" , "Bp Darpin Manggus" , "Amir Sambodo" 
> Copie à : 
> Objet : [AlumniPrancis] Partai di Malaysia mempunyai "Strategic Planning"
> 
> > Yth Rekan-rekan milis,
> 
> Sewaktu saya browsing dengan judul strategic planning, saya terkejut karena 
> salah satu
> partai di Malaysia belajar dan menyiapkan diri untuk menyusun Strategic 
> Planning untuk Malaysia.
> Ternyata mereka dibimbing oleh International Academy for Leadership asal 
> Jerman.
> Sebenarnya kalau mau Partai-partai di Indonesia bisa menyusun Strategic 
> Planning
>
untuk Indonesia menurut prioritas,kebijakan dan prinsip yang dipunyai
masing-masing partai.Istilah kerennya priority, policy and
principle.Malaysia menggunakan Integrated
> Result Based Management.
> Tidak perlu dengan Jerman kok,karena banyak ahli-ahli Indonesia yang  bisa 
> membantu,
> dan bahkan di internal Partai juga ada jagonya.Mungkin hanya perlu di review 
> oleh tenaga ahli.
> 
> Ini akan baik,sebab kalau menang Pemilu sudah ada konsep yang bisa dipegang, 
> jadi 
>
kalau sudah menjabat atau terpilih sudah ada garis partai yang jelas
dan tak usah mengarang-ngarang lagi.Jangan seperti istilah Sunda "siga
monyet ngagugulung kalapa",
> bingung mau ngapain kalau sudah menjabat dan tidak mantap dalam 
> bertindak,sehingga
> seolah-olah takut dikritik DPR atau organisasi lainnya.
> 
> Khusus untuk partai Malaysia mereka membagi topik dalam 3 hal yaitu peran 
> Business,
> Partai Politik dan NGO untuk memajukan bangsanya.Mungkin ini adalah pola 
> Jerman.
> 
> Kalau saya cenderung untuk melihat peran Akademisi/Perguruan Tinggi/Lembaga 
> Litbang;
> Business dan Penyelenggara Negara yang secara sinergi menyusun Strategic 
> Planning,
> atau dikenal sebagai Triple Helix ABG dalam kerangka Sistem Inovasi Nasional.
> Pegangannya sudah ada yaitu Agenda Riset Nasional 2006-2009 yang telah 
> disusun secara baik oleh Dewan Riset Nasional.
> Karena dalam strategi selalu dilihat faktor acceptability, feasibility dan 
> deliverability agar
>
terukur dalam arti dapat diterima secara nasional,secara tekno-sosio-
ekonomis layak dan adanya kemampuan untuk mencapai hasil yang
direncanakan baik dari sumber daya,infrastruktur dan aktivitas sehingga
sanggup dilaksanakan untuk mencapai hasil yang direncanakan.
> Jadi tinggal dipilah Agenda mulai dari 1.pangan/food power,istilah pak 
> Soegeng Sarjadi,
> 2.energi,ketersedia an,harga terjangkau dan tersedia untuk jangka 
> panjang,3.transport asi
>
dalam arti strategi dan siasat agar pengusaha nasional bisa menjadi
tuan rumah di Indonesia,4. Teknologi Informasi dan Komunikasi secara
bertahap bisa digarap oleh usaha nasional,5.Pertahan an dan keamanan
secara terencana dipilih yang mana dulu yang akan dikerjakan oleh
industri nasional sesuai dengan kebutuhan Indonesia dengan prospek
untuk bisa menjualnya dipasaran internasional dan 6.Kesehatan dan
obat-obatan mana yang mulai digarap oleh industri nasional.
>
Kata pak Siswono semua bidang ini perlu strategi dan siasat/taktik,
karena setiap negara juga berusaha menyiasati negara lain.
> Kalau menurut pak Siswono, harus pandai,cerdik dan lihay namun jangan sampai 
> jadi licik.
>
Kata beliau di Indonesia banyak yang pandai namun cerdik dan lihay
masih kurang apalagi amatiran yang banyak sehingga kalah dalam strategi
dan siasat.Disinilah perlunya pengalaman dari orang lapangan dan
ekspert nasional agar kita bisa sukses.
> 
> Ada baiknya selain leadership atau kepemimpinan perlu dilihat proses 
> manajemen yang
> mengelola tiga unsur utama yaitu RIA,resources, infrastructure dan activities.
> Agar tidak salah saya ambilkan dari literatur aslinya yaitu
> 
> Resources/Sumber Daya terdiri dari;
>
-SDM,Intellectual Property, Informasi,Organisas i yang baik,Teknologi,
Waktu,Pembeli, Distributor, Supplier,Peralatan dan Komponen,Fasilitas
dan Sumber Dana.
> 
> Infrastruktur terdiri dari;
>
-Tujuan,Sasaran, Strategi, Struktur Organisasi yang sesuai,Petunjuk
Operasional, Kebijakan dan Praktek Operasional, Kecenderungan Manajemen
yang efektif dan efisien atau korup,
> Kemamumpuan para manajer
dan pimpinan,Dukungan terhadap Inovasi Nasional,Sanggup menerima risiko
yang dapat diperkirakan/ calculated risk dan Komunikasi antar pelaksana.
> 
> Aktivitas terdiri dari;
>
-Business,Produksi, Proses,Sistem Informasi dan Data Base,Integrasi
dari seluruh kegiatan agar terpadu hasilnya dan sesuai dengan strategi
dan siasat, Pertinggi efektifitas dan efisiensi serta dukungan staf
yang ahli dalam bidangnya masing-masing dalam arti bukan 
> hail KKN.
> 
> Dari masing-masing elemem diatas bisa diberi bobot masing-masing ,sebagai 
> contoh 
>
dari semua elemen yang paling tinggi bobotnya adalah SDM yang PRIMA,the
right man on the right place untuk Sumber Daya,dukungan terhadap
INOVASI bagi Infrastruktur dan kemampuan INTEGRASI dan sinergi untuk
Aktivitas pelaksanaan kerja dalam rangka mencapai hasil yang prima.
> Bukan berarti elemen yang lain tidak penting ,namun bobotnya lebih rendah 
> dalam orde
> 25%,50% atu 75% dari bobot tertinggi.
> 
> Nah, mulai rumit dan mumet, apalagi kalau tidak menyiapkan terlebih dahulu.
> Soalnya akan mudah asalkan kita siap mengelola prosesnya sesuai dengan tugas
> orang perorang dan organisasinya yang rapi efektif dan efisien.
> Selamat berhari minggu.
> 
> Salam Hormat,
> Bakri Arbie
> Pemrakarsa Team Sukarelawan Inovasi Indonesia.
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
Anda

18, passage de la Bonne Graine
75011 Paris
FRANCE

Fixe :       09 60 45 22 47
Portable : 06 07 52 87 56
      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      


      

Reply via email to