--- On Sat, 11/8/08, bakri arbie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: bakri arbie <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Fw: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Wikipedia: Collective Wisdom from the Crowds
To:
[EMAIL PROTECTED], "Omar Trigantara"
<[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED], "arbie
bakri" <[EMAIL PROTECTED]>, "Ani Sekarningsih"
<[EMAIL PROTECTED]>
Date: Saturday, November 8, 2008, 3:29 AM



--- On Fri, 11/7/08, Agus Hamonangan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Agus Hamonangan <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Wikipedia: Collective Wisdom from the Crowds
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Friday, November 7, 2008, 11:29 PM










    
            Oleh Hermawan Kartajaya 

http://kompas. com/read/ xml/2008/ 11/08/03183837/ wikipedia. collective. 
wisdom.from. the.crowds



ANDA tahu situs Wikipedia, bukan? Bagi Anda yang belum tahu, situs ini

merupakan ensiklopedia online raksasa. Berbagai informasi bisa kita

dapatkan di situs ini dengan cepat, tanpa perlu repot-repot

membolak-balik buku-buku yang tebal dan berat-berat seperti

Encyclopædia Britannica yang mencapai 32 volume!



Banyak orang yang memang merasakan manfaat dari kehadiran Wikipedia

ini. Tidak heran jika situs yang diciptakan oleh Jimmy Wales dan Larry

Sanger pada tahun 2001 ini tumbuh dengan pesat. Wikipedia mampu

menarik 684 juta pengunjung setiap tahunnya. Kemudian, ada lebih dari

75 ribu kontributor aktif yang mengerjakan lebih dari 10 juta artikel

dalam lebih dari 250 bahasa. Saat tulisan ini saya buat saja, ada

lebih dari 2,5 juta artikel dalam bahasa Inggris. Setiap hari ada

ratusan ribu pengunjung dari seluruh dunia yang menyunting puluhan

ribu artikel dan menciptakan ribuan artikel baru untuk memperkaya

pengetahuan yang ada di Wikipedia ini.



Ya, inilah kelebihan Wikipedia dibanding ensiklopedia yang berbentuk

buku. Wikipedia memudahkan orang untuk mengakses dan sekaligus

menyumbangkan informasi. Selain itu, karena online, dengan mudah dan

cepat setiap artikel yang ada bisa diperbaharui dengan informasi terbaru.



Kisah Wikipedia ini merupakan contoh nyata dari apa yang disebut

sebagai "collective wisdom from the crowds". Coba saja, setiap orang

bisa menyumbangkan artikel baru. Begitu juga, setiap artikel yang ada

di Wikipedia bisa dengan mudah disunting. Berarti, setiap orang juga

punya peluang untuk memberikan informasi yang salah.



Namun, nyatanya kredibilitas Wikipedia tetap terjaga. Wikipedia masih

tetap menjadi referensi nomor satu di jagat maya sampai saat ini.

Mengapa demikian? Hal ini karena setiap pengunjung Wikipedia yang

jumlahnya jutaan dan juga puluhan ribu kontributor aktif tadi dengan

sendirinya akan mengetahui kalau ada informasi yang salah. Mereka bisa

langsung memperbaikinya dengan cepat.



Dalam buku The Wisdom of Crowds, James Surowiecki mengatakan bahwa

orang banyak alias crowd akan mampu menghasilkan keputusan yang sering

kali lebih baik dibanding keputusan yang dibuat oleh tiap-tiap

individu. Surowiecki yang merupakan staf penulis di majalah mingguan

The New Yorker membuka bukunya dengan sebuah kisah yang cukup menarik

tentang Francis Galton, seorang ilmuwan dari Inggris.



Suatu ketika Galton sedang berjalan-jalan di sebuah pasar rakyat. Ada

sebuah kompetisi untuk menebak berat badan seekor banteng dan diikuti

sekitar 800 orang. Ketika hasilnya diumumkan, ada temuan yang menarik.

Ternyata, secara rata-rata, hasil tebakan seluruh 800 orang hanya

berbeda satu pon dari berat banteng yang sebenarnya. Tebakan rata-rata

ini lebih tepat ketimbang estimasi dari sejumlah pakar hewan ternak

yang ada di situ.



Nah, ini menjadi pengantar dari uraian Surowiecki selanjutnya yang

berargumen bahwa crowd mampu membuat keputusan dan prediksi yang lebih

baik daripada orang per orang atau bahkan dibanding sekelompok pakar

sekalipun. Namun, tidak semua crowd mampu memberikan pengaruh yang

positif atau mengambil keputusan yang bijaksana. Misalnya saja saat

terjadi kerusuhan di pentas musik atau kepanikan investor saat terjadi

krisis di pasar modal.



Mengapa bisa terjadi demikian? Menurut Surowiecki, ada sejumlah

kriteria kunci agar sebuah crowd mampu bertindak dengan bijak. Yang

pertama adalah adanya keragaman pendapat. Setiap orang seharusnya

memiliki informasi yang unik untuk menjamin adanya variasi pemikiran.

Kedua adalah adanya kebebasan berpendapat. Jadi, pendapat seseorang

tidak ditentukan oleh pendapat orang-orang di sekitar mereka.



Kemudian kriteria ketiga adalah adanya desentralisasi. Masing-masing

orang mampu mengemukakan pendapat berdasarkan local knowledge-nya. Dan

kriteria yang terakhir adalah adanya metode yang baik untuk

mengumpulkan pendapat masing-masing orang dan diolah menjadi sebuah

keputusan kolektif.



Dalam kasus kepanikan investor di pasar modal, bisa dilihat bahwa

tidak terjadi keragaman dan kebebasan berpendapat. Investor terlalu

memperhatikan pendapat orang lain dan tidak mampu bertindak

independen. Selanjutnya mereka mulai meniru tindakan orang lain

daripada berpikir dan bertindak secara berbeda. Sebaliknya, bisa kita

lihat bahwa keempat kriteria tadi mampu dipenuhi oleh Wikipedia.



Wisdom of the crowds ini memang akan semakin mempengaruhi setiap aspek

pemasaran. Pendapat sekelompok elit orang akan kalah pamor dibanding

pendapat dari orang banyak seperti ini. Inilah proses horisontalisasi

yang terjadi dalam era New Wave Marketing. Jadi, jangan pernah

sekali-kali mengabaikan apa-apa yang dikatakan oleh orang banyak!




      

    
    
        
         
        
        








        


        
        




      


      

Kirim email ke