Ass..bung tom adrian
membaca postingan anda sungguh menambah ranah bepikir kita tentang Global 
Warming, Banjir di Gorontalo dan Sampah Plastik..begitu panjang lebar ulasan 
anda sampailah saya pada satu statement anda bahwa sampah plastik mempunyai 
umur hidup yang panjang dan membutuhkan sinar ultraviolet yang tinggi 
(mudah-mudahan tidak salah). kemudian berdasarkan hasil riset selama ini dan 
pustaka update yang ada, saya mau anda jelaskan kepada saya atau mungkin bagi 
kita semua milister, yaitu :
1. Benarkah sampah plastik mempunyai umur hidup yang panjang, sehingga sukar 
didekomposisi??
2. Sebenarnya yang membutuhkan energi (sinar matahari/ultraviolet) adalah 
sampah plastik atau agen pengurainya, yaitu  mikroorganisme autotrof???!!!
3. Dalam kondisi bagaimana sampah plastik bisa memberikan kontribusi signifikan 
terhadap pemanasan global??
3. Apakah tidak ada kontribusi kegiatan pertanian dalam meningkatkan pemanasan 
global??, bagaimana dengan gas metan (CH4) dan penggunaan CFC dalam kegiatan 
rumah tangga!!
sekian dulu..mohon saya diberi penjelasan, karena sebagai akademisi saya perlu 
klarifikasi agar pencerahan bagi rekan-rekan lainnya bisa terjadi..

Nurdin
Mahasiswa Pascasarjana Mayor Ilmu Tanah IPB-Bogor

--- On Fri, 11/14/08, tom adrian <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: tom adrian <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [GM2020] PEMANASAN GLOBAL DAN BANJIR GORONTALO
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Friday, November 14, 2008, 3:22 PM










    
            PEMANASAN
GLOBAL DAN BANJIR GORONTALO  

Fenomena alam
yang menjadi masalah dunia sekarang ini yaitu pemanasan global (global warming
dan banjir) adalah 2 fenomena yang menjadi masalah besar di provinsi gorontalo.
indikasinya adalah banjir yang melanda daerah gorontalo pada musim penghujan
dan pemanasan global pada musim kemarau. Keduanya tidak lepas dari kurangnya
perhatian pemerintah dalam mengelola SDA terutama SDH (sumber daya hutan). 2
masalah besar ini adalah 2 masalah yang tidak bias dipisahkan satu sama lain
dalam hal penanganannya.

1).Pemanasan global (global
warming) adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata Atmosfer, laut dan
daratanBumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ±
0.18 °C(1.33 ± 0.32 °F selama seratus tahun terakhir.. Meningkatnya suhu global
diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya 
permukaan
air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta
perubahan jumlah dan pola . Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis
hewan.Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara
adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon,
terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang
sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam
kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang
mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali
karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, 
Seperti
untuk Lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi
pemanasan global i adalah dengan penghutanan kembali baik bagian hulu maupun
daerah perkotaan dengan menyediakan RTH (Ruang terbuka Hijau) baik dikawasan
perkantoran, perdagangan, dan tempat tempat aktivitas lain.

2). Banjir yang sampai saat ini menjadi momok bagi masyarakat gorontalo
disetiap musim penghujan adalah masalah yang sampai saat ini belum terpecahkan
oleh pemerintah Gorontalo. Menurut hemat saya ini di akibatkan oleh peran
tiap-tiap steckholder belum maksimal dalam mencari solusi penanganan banjir
yang terjadi di DAS Bulango dan DAS Bone. Pada tahun 2006 departemen kehutanan
telah mengeluarkan peraturan tentang pengelolaan DAS terpadu. ini bisa menjadi
model penanganan banjir di gorontalo. Sebab banjir yang terjadi di daerah
gorontalo bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah gorontalo melainkan
tanggung jawab dari pemerintah Bolaang Mongondow yang menjadi daerah Tangkapan
air (Cathment Area) DAS Bone. Selain pengelolaan DAS terpadu pemerintah prov
gorontalo harus lebih proaktif dalam menjaga kelesrian hutan di sepanjang
aliran DAS Bulango dan DAS BOne. mempersempit ruang gerak para illegal Logger,
dan mengelola SDA yang yang ada di sepanjang Aliran Das secara arif dan
bijaksana.Terutama dalam mengelola Sumber daya alam mineral yang ada dikawasan
taman nasional bogani nani wartabone..sebab efek yang akan ditimbulkan sangat
besar ketika pengelolaan pertambangan tersebut tidak dengan penuh
kehati-hatian, akan menyebabkan tidak berfungsinya daerah resapan air yang
berada di Hilir sungai.sebab topografi gorontalo berada paada kelerengan diatas
7 % yang menyebabkan cepatnya laju air yang membawa TOP Soil dari daerah lokasi
pertambangan kedaerah Hilir (resapan air). ini akan menyebabkan meluapnya air
kedaerah dataran rendah yang menyebabkan banjir..... 

 Akhir
kata SaVe OuR Forest ....Selamatkan
Gorontalo Dari Kemurkaan Alam...Wassalam
 

 Hartomo Adrianto Daaliuwa  
Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin


      
      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

Kirim email ke