57 Persen Pantai Indonesia Berpotensi Tsunami
Sumber: Antara, 11 November 2008
Jakarta
Sekitar 57 persen panjang pantai Kepulauan
Indonesia atau sekitar 46.170 km dari 81.000 km panjang pantai Kepulauan
Indonesia termasuk dalam wilayah yang berpotensi terkena bencana Tsunami.
Data itu dikemukakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
dalam keterangan persnya pada acara peresmian Sistem Operasional Peringatan
Dini Tsunami Indonesia (InaTEWS) di Kantor BMG Jakarta, Selasa.
Menurut BMKG, hal itu terjadi karena secara
tektonis wilayah Kepulauan Indonesia berada pada zona pertemuan tiga lempeng
tektonik besar dunia yang aktif menimbulkan gempa bumi di laut. Pasca gemba
bumi dan tsunami Aceh pada 26 Desember 2004, kebutuhan akan suatu sistem
peringatan dini tsunami untuk wilayah Indonesia tidak dapat ditunda lagi.
Pada Selasa (11/10) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan peluncuran
InaTEWS yang dibangun pemerintah Indonesia dengan melibatkan 18 institusi
pemerintah dan didukung finansial maupun teknologi dari lima negara donor
yaitu Jerman, China, Jepang, Amerika Serikat dan Perancis.
Presiden juga sekaligus meresmikan pembukaan
International on Tsunami Warning (ICTW), Asia Conference on Disaster Reduction
(ACDR) 2008 di Bali dan menandatangani prasasti gedung pelayanan data dan
informasi BMKG. InaTEWS dibangun untuk melindungi segenap rakyat Indonesia
dari ancaman bahaya tsunami yang sering melanda perairan Indonesia.
InaTEWS mampu memberikan peringatan dini
tsunami dalam waktu lima menit setelah kejadian gempa bumi yang berpotensi
membangkitkan tsunami. Secara internasional keberadaan InaTWES menjadi
sarana pemerintah Indonesia untuk turut berkontribusi secara aktif fi kancah
internasional dalam melindungi masyarakat baik kawasan Samudra India maupun
Pasifik dari ancaman tsunami.
InaTEWS adalah suatu sistem peringatan
dini tsunami yang terpadu yang didalamnya telah diterapkan teknologi baru
yang dikenal sebagai Decision Support System (DSS). DSS adalah sebuah sistem
yang mengumpulkan semua informasi dari hasil sistem monitoring gempa, simulasi
tsunami, monitoring tsunami dan deformasi kerakbumi setelah gempa terjadi.
InaTEWS pada Oktober 2008 telah mengoperasikan 116 unit seismometer broadband,
45 unit tide gauge dan tiga unit buoy.(*


      Coba Yahoo! Messenger baru

Kirim email ke