---------- Forwarded message ---------- From: donnie123s ludi hasibuan <[EMAIL PROTECTED]> Date: 2008/11/19 Subject: [NaratamaTV] Bijaklah Menghadapi Infotainment To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Berhubung banyak manajer artis yang ikutan milis ini. Bisa juga lo kita berdiskusi jangan hanya ikutan mempromosikan artisnya saja. Menyikapi infotainment atau infotainmen memang harus bijak dan penuh kearifan (hehehe...) Media ini bisa sangat membantu tapi juga bisa menjadi boomerang bagi artis itu sendiri. Membantu dalam hal mempromosikan produknya (sorry ya, bagi artis atau group band, dianggap sebagai sebuah produk dulu deh. Soalnya dalam Manajemen Bisnis, apapun namanya yang menyangkut bisnis maka mereka di sebut dengan produk. Jadi tidak mesti barang mati aja yang disebut produk) dan menjaga popularitasnya. Ini penting bagi manajer artis untuk membuat si artis tetap diingat atau akan dikenal oleh masyarakat. Keterkenalan atau popularitas si produk di masyarakat maka akan mengangkat nilai jual dari arti itu sendiri. Tentu ini sangat diharapkan oleh si produk dan jajaran manajemennya. Kemunculan si artis haruslah dibuat ritme (artinya si manajer harus pandai-pandai kapan mengangkat si artis atau menyembunyikannya). Sering muncul di teve tapi tida ada value berita yang baik maka ia akan dicibirkan kemunculannya. Pernah ada seorang manajer artis kebingungan untuk mempromokan produknya karena si produk orangnya lurus-lurus saja tidak ada gosip dan lagi tidak memproduksi sebuah karya. Sampai-sampai ia menawarkan ke berbagai media untuk mewawancarai si produk. Lha... orang lagi tidak ada value beritanya tapi mesti diwawancara dan dimuat di media. Ya... bingunglah di wartawan. Bahkan ada yang membuat skenario dengan produk lainnya. Seolah-olah mereka sedang pacaran, bahkan pakai di seting segala kedua produk ini jalan berduan atau nonton bareng di mall kemudian si manajer artis menghubungi infotainmen dan wartawan kasih bocoran kalau kedua produk ini sedang nge-date di sana. Maka berbondong-bondonglah wartawan ke tempat itu pada hari dan jam yang sama untuk "mergokin" kedua produk itu. Akhirnya keluar deh di media cetak dan elektronik. Memang harus licik dikitlah. Hehehe Ada juga demi kepentingan sebuah produksi film atau sinetron. Agar bisa muncul di teve melalui infotainmen secara terus-menerus. Maka produser film atau sinetron tersebut membuat skenario. Si pemeran utama (cewek dan cowok) digosipkan cinta lokasi. Ehm... bahkan diseting keduanya sedang nge-date di cafe. Nah... berbondong-bondonglah wartawan cetak dan elektronik ke cafe itu. Seolah-olah memergoki keduanya sedang kencan. Lalu ketika tayang di teve ditambahi tulisan dilayar kacanya "Eksklusif". Maksudnya hanya infotainmen itulah yang mendapatkan gambarnya. Sehingga berhak menyandang predikat gambar "Eksklusif". Tapi ketika menyaksikan infotainmen yang lain... gambarnya kok sama persis. Hanya beda angle dikit tp tidak di embel-embelin eksklusif. artinya pas kejadian itu yang meliput se-gambreng alias banyak wartawan. Manajer artis juga harus pintar mengatur produknya ketika produk itu punya masalah. Kapan ia harus memberikan jawaban? Kapan ia harus menghindar? Bagaimana caranya kalau tidak mau diadu domba (sorry) dengan lawan sedang bersengketa. Ada yang dicatat dalam hal ini: Halimah vs Bambang Tri dan Mayangsari: Keduanya tidak punya manager tapi keduanya pintar (berpengalaman) menghadapi media masa. Daripada capek dan pusing menghadapi wartawan maka keduanya hanya memberikan informasi melalui satu pintu saja yaitu penasehat hukumnya / pengacaranya. Rizky vs Istri Ini kasus yang patut dijadikan pelajaran bagi manajer artis. Jangan pernah mau perang kata-kata melalui pers. Tidak ada yang diuntungkan malah mencoreng nama keduanya. Tidakn perlu meladeni pancingan-pancingan dari pers. Mungkin manajer The Titans tidak bisa mengontrol Rizky hingga ia terpancing. Bahkan Indra sempat ngomong agar masalah keluarga jangan diumbar keluar. Marissa Haque vs Ratu Atut Gubernur Banten Marissa sangat tahu memanfaatkan infotainmen untuk mencari perhatian pihak ke-3 atau yang lebih tinggi agar tertarik/mau memperhatikan kasusnya. Marissa dengan kata-kata provokatif memancing Ratu Atut untuk terpancing masuka ke dalam masalah ini. Tapi Ratu Atut tidak meladeninya. Ia memlakukan pendekatan-pendekatan melalui pengacaranya agar masalah mereka berdua bisa diselesaikan. Infotainmen tidak diladeni oleh Ratu Atut. Hasilnya, Ratu Atut lebih meraih simpati. Lalu kalau artis tidak berhubungan dengan infotainmen akan kehilangan popularitasnya? Tentu tidak selama ia masih eksis dan berprestasi dibidangnya maka ia tetap akan diingat oleh orang banyak. Memang butuh waktu lama tapi selama ia konsisten menjalani profesinya maka ia akan tetap diingat orang. Enggak percaya. Ini ada beberapa contoh produk yang sangat sedikit bersentuhan dengan infotainment. Dessy Ratnasari Deddy Mizwar H. Komar Deddy Gumilar / Miing Nurul Ariefin God Bless Slank dan lainnya Jadi selama produk anda konsisten berkarya dan eksis maka produknya akan melekat dimasyarakat. Gitoo lho. trims ludi