cerita ini secara umum bagus tuk meyampaikan pesan moral bahwa dengan kerja keras apapun yang dilakukan pasti ada hasilnya. namun cerita ini jadi ngarang dengan gaya cerita dan urutannya terjadi paradoks bukan para doski, nggak nyambung lah. 1. di tulis beli 10kg peti tomat, berarti bukan tomatnya kan bo depe peti yang di beli?.. 2.di jakarta mana ada usaha dilakukan dalam 2 jam. wong ketempat kerja aja bisa 3 atau 4 jam di jalan. dan perlu tau karakter rumah di jakarta itu siapa lo siapa gue. 3.mana ada 10kg tomat 100rb, biar kita ini preman(preimakan)dabo tau harga tomat masa 1kg rg10.000? mahal sokali kecuali masa paceklik,bukan pacemu. 4.pegawai isatana so biongo stow atau buringo wong yang kerja dikantor aja belum tentu semua punya emil apalgi office boy.co tanya pegawai di gtlo samua punya emil tidak? atau guru guru? aja depe contoh. 5.dia tidak pernah cerita pas lo tali gorobak , depe goroba di tabrak truk , bangkrut ju sampe masuk rumah saki....... 6.tidak jadi pengusaha... 7.tidak usah parcaya...depe laste bilang.. HIMBULO DAA!!!! hhahaahahahahhahaha thanks wassalam
--- On Tue, 11/25/08, Sofyan Uli <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Sofyan Uli <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Bls: [GM2020] Re : Milu+ener he he he To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Tuesday, November 25, 2008, 11:22 PM Kalo saya lebih memilih punya email. Untuk jaman skrg cerita seperti ini cmn ada di sinetron. Bolo maapu ... Dari: kevianno <[EMAIL PROTECTED] com> Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Terkirim: Rabu, 26 November, 2008 14:09:01 Topik: [GM2020] Re : Milu+ener he he he Renungkanlah: Seorang pengangguran melamar pekerjaan sebagai "office boy"di Istana Negara (kantor Presiden), Jakarta . salah satu orang kepercayaan presiden mewawancara dia dan melihat dia membersihkan lantai sebagai tesnya. "Kamu diterima," katanya, "berikan alamat e- mailmu dan saya akan mengirim formulir untuk diisi dan pemberitahuan kapan kamu mulai bekerja." Laki-laki itu menjawab,"Tapi saya tidak punya komputer, apalagi e-mail." "Maaf," kata sang pewawancara. . "Kalau kamu tidak punya e-mail, berarti kamu tidak hidup. Dan siapa yang tidak hidup, tidak bisa diterima bekerja." Laki-laki itu pergi dengan harapan kosong. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan hanya dengan Rp.100.000 di dalam kantongnya. Kemudian ia memutuskan untuk pergi ke Pasar Minggu dan membeli 10kg peti tomat. Ia menjual tomat itu dari rumah ke rumah. Kurang dari 2 jam, dia berhasil melipatgandakan modalnya. Dia melakukan kerjanya tiga kali, dan pulang dengan membawa Rp.300.000 Dia pun sadar bahwa dia bisa bertahan hidup dengan cara ini. Ia mulai pergi bekerja lebih pagi dan pulang larut. Uangnya menjadi lebih banyak 2x sampai 3x lipat tiap hari.Dia pun membeli gerobak, lalu truk, kemudian akhirnya ia memiliki armada kendaraan pengirimannya sendiri. Lima tahun kemudian, laki-laki itu sudah menjadi salah satu pengusaha makanan terbesar di Indonesia . Ia mulai merencanakan masa depan keluarga, dan memutuskan untuk memiliki asuransi jiwa. Ia menghubungi broker asuransi, dan memilih protection plan. Sang broker pun menanyakan alamat e-mailnya. Laki-laki itu menjawab, "Saya tidak punya e-mail." Sang broker bertanya dengan penasaran, "Anda tidak memiliki e-mail, tapi sukses membangun sebuah usaha besar. Bisakah Anda bayangkan, sudah jadi apa Anda kalau Anda punya e-mail?!" Laki-laki itu berpikir sejenak lalu menjawab, "Ya, saya mungkin sudah jadi office boy di Istana Negara!! ____________ _________ _________ _________ ___ Pesan Moral: 1. Internet bukanlah solusi hidup Anda. 2. Kalau Anda tidak punya akses internet, lalu bekerja keras, Anda bisa jadi milyuner. 3. Kalau Anda menerima pesan ini melalui e-mail, Anda lebih dekat untuk menjadi "office boy/girl" daripada seorang milyuner he..he4x.. Pamer gaya dengan skin baru yang keren. Coba Yahoo! Messenger 9.0 baru sekarang!