bulan purnama adalah bulan yang terang bederang menyinari bumi dengan indahnya ,hingga membuat suasana jadi indah suasana itu sering di nikmati tuk memadu kasih memadu cinta buat yang muda2 atau bapu2 yang berjiwa muda, hingga ada kata2 puisi : wajahmu indah bagai rembulan atau beribu2 bintang hanya satu bulan yang indah , kata2 puisi jaman smp bo ,kalo di pikir so kuno banget ye. kita kembali ke bulan yang ada dalam ruang planet kita, kerennya seh di sebut galaxy tapi pasti sudah terbayangkan posisi bulan yang jauh sekali hingga bermill jauhnya,Dan tak pernah pula terpikir orang akang kesana ,bisa lompat 2an, guling gulingan, tidor tidoran , ada baku dusu kong ba cucurpal disana ,karena posisinya yang sangat jauh,jangankan mo ka bulan mau ke gtlo jaman dulu naek kapal laut wuhhhh bosan sekali bos, jarak gtlo n jakarta padahal cuma 5 hari tapi so boleh beken akang anak, makanya ada depe nama te jaka depe arti jadi di kapal, kalo yang sering mondar mandir di kapal depe anak depe nama te baka basar di kapal.sory buat te jaka sup. itu jaman dulu , skarang yang tak pernah dipikirkan orang sudah terjadi, orang sudah bisa ke bulan si nellamstrong mendarat di bulan dgn slamat,ih kita pe tetangga olo baku iko,te slamet. Dengan kecanggihan teknolgi semua bisa teratasi semua yang tak mungkin terjadi jadi mungkin dengan teknologi. Begitu pun dengan milis ini dengan teknologinya membuat kita bisa berkomunikasi dengan itungan detik,coba kita bayangkan dengan jaman nya obie mesak masih ngetop kong masih pake calana botol, itu komunikasi bo bakirim surat , depe surat nyampe 3 hari kemudian , buat mahasiswa itu ajang komunikasi paling ampuh, depe surat : papa jangan lupa kiriman doi ,persediaan somo abis depe papa balas : takirim doi 2 ton! wuih banyak skali masa olo 2 ton barapa karung itu ya? ternyata 2 ton itu 2 ratus ribu bagitu olo bakirim poto buat si doi : ini tekenku ,surat ini habis baca harap tarabe! jadul baget ya , skarang sms mms selesai,tp nilai skaral nya akan jadi kenangan seumur hidup , klasik dan indah , 3 hari tidak mo tidor2 tunggu2 itu balasan surat. bersukur semua so tidak bagitu, samua bisa baku kumpul dalam satu forum,yang jauh silahkan mendekat yang mendekat baku sikat trus langsung minggat.itu semua berkat teknologi , bagitu olo,disini semua saling mengenal saling menyapa dan berbagi. berkirim surat kirim poto dan semuanya bisa dalam itungan detik semua serba instan. tidak ada jarak di antara kita namun selalu ada dusta menyertai nya ,bagitu itu di milis ,namun kenapa hal yang kita dapatkan kadang terusik dengan hero masing2.salah satunya si bung bustamil dia buat sensasi begitu hebat,katanya seh yang ada di milis kuno cuma tertarik pilkada ramalan perselingkuhan ,kaya sinetron dong.tau seh yang dia mau itu yang membahas tengtang ilmiah dr pada bayar untuk seminar,tp dia lupa coba aja tulis kajian ilmiah panjang nggak ada tanggapan bo.kenapa??? -Tingkat pemahaman dan keilmuan yang berbeda2. -Rata2 emil yang masuk puluhan sedang waktu buat loading nye lelet banget. -Hanya retorika dan kebanyakan ide hingga yg lainnya lupa mana duluan yang di ingat. maunya seh yang rileks aja biar nggak stress. so cape bapikir...yah dr pada kita kemabli ke jaman dulu... masih mending skarang. so ada kemajuan , makanya jadi gorontalo maju. thaks wassalam
iqbal makmur <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Alhamdulillah semuanya bisa diselesaikan dengan baik. Meskipun tidak ada permohonan maaf secara terbuka dari bung Bustamil tapi minimal postingannya terakhir sudah sedikit lebih santun dari sebelumnya. Seperti yang disampaikan ibu Marini, UNG selalu terbuka dengan kritik, tapi tentu saja kita selektif terhadap masukan2 yang datang. Mengutip pepatahnya bung Bustamil : lebih baik punya musuh yang mengkritik daripada teman yang memuji, saya punya pendapat lain. Bagi saya apapun alasannya saya lebih suka teman daripada musuh. Pujian teman sejati adalah motivasi dan apresiasi terhadap prestasi kita, kritik dari musuh bertujuan untuk melemahkan kita. Saya yakin bung Bustamil lebih memilih memposisikan diri sebagai teman, desyou.. Selamat hari raya Idul Adha, Damai selalu, Iqbal, Kyoto --- On Fri, 12/5/08, MARINI HAMIDUN <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: MARINI HAMIDUN <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: Bls: [GM2020] SERBU...? (REFLEKSI) = SERba aBUnawas? To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Friday, December 5, 2008, 2:56 PM Natrabu... hmmm... inilah yang membuat hati saya menyayangkan kenapa ada terjadi "hal yang tdk menyenangkan" ini... bolo maapu atas semua kata2 saya yang tdk menyenangkan terhadap anda... Btw, UNG n warganya terbuka tuk kritik n saran, tapi tentunya tdk semua UNG mengenal dan bisa menerima "cara gue" setiap orang... so, si pengeritik juga harus siap menerima berbagai macam reaksi dari yang dikritik. Ibarat orang tua yang mempunyai anak 2 orang atau lebih, setiap anak mempunyai karakter yg berbeda, dan pastinya menghadapi merekapun beda. Jika si sulung bisa dikritik tajam, maka sebaliknya si bungsu harus di kritik dgn cara halus. Dan karena ini milis umum, alangkah indahnya menggunakan cara universal agar maksud dan tujuan kritikan tepat sasaran n nyaman diterima.... And tentunya juga, kali aja OH "tersinggung" dengan sentilan "natrabu" anda... hehe... salam damai selalu... Wassalam Marini, koordinator acara open house pada hari raya Idul Adha, senin 8 desember 2008 di Asrama Mahasiswa Bogor. Waktu: setelah shalat Ied sampe dengan selesai. Pemberitahuan ini bersifat undangan bagi milister tuk bersilaturahmi ke asrama kami. tks. --- Pada Sab, 6/12/08, bustamil hinta <[EMAIL PROTECTED] com> menulis: Dari: bustamil hinta <[EMAIL PROTECTED] com> Topik: Re: Bls: [GM2020] SERBU...? (REFLEKSI) = SERba aBUnawas? Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Tanggal: Sabtu, 6 Desember, 2008, 12:26 AM Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh semuanya, specially buat teman2 yang agak kebakaran jenggot--padahal saya yang berjenggot hehe--karena postingan yang sedikit 'menjewer UNG' (pinjam istilah pengarah SSG, calon Rektor dan Pemimpin Gorontalo Masa Depan--poli ada yang tidak setuju? hehehehe). mungkin teman2 milister pernah mendengar satu adagium yang bijak ini (atau ada yang tau lengkapnya); "Lebih baik punya musuh yang sering mengkritik, daripada punya teman yang selalu memuji". jenis orang yang pertama, bisa menunjukan titik lemah kita secara objektif sehingga kita akan semakin 'perfect' di masa depan. dan jenis orang kedua--jenis sahabat2 dekat almarhum Pak Harto, yang juga memiliki andil menjungkal dia Mei 1998--manis, asyik, dan melenakan. tetapi dengannya, kita jadi kurang waspada akan kelemahan kita sehingga mudah dihancurkan. 'sayang' saya pada UNG--tentunya dengan 'cara gue'--sudah sering saya komunikasikan dengan Senior teman2 dari UNG, Pak Syam dan Ka Luku (lukman Laliyo)-->begitu saya menyapa mereka. ;) bahkan, kami yang sama2 sering menimbah ilmu dari Para Pembina SSG (Om Ary Pedju, Om BAkrie,dan OH--yang terakhir ini saya belajar ilmu provokasi hahahahaha!) , punya 'mimpi' untuk UNG dan gorontalo ke depan supaya lebih baik. dan ide yang masih mentah ini semakin meruncing waktu kita jalan2 ke LIPI Subang. Dalam perjalanan itu, tidak habis-haibsnya kami kembali mendiskusikan bagaimana mengaplikasikan ide-ide kami itu sampai pada tingkat paling detail di UNG. dari diskusi on the way itu, kami menemukan beberapa kesimpulan, diantaranya : 1. Yang utama dan paling utama, sulitnya membentuk kultur perguruan tinggi (termasuk UNG--karena fokus kita memang ke UNG) dari apa yang dinamakan 'sistem militer'--bahasa yang paling halus,oleh Prof. Mastuhu (alm.); 'sistem administrasi birokrasi', di UNG. Untuk memahami sistem ini sederhananya oleh Taufik Ismail di puisikan sbb: Mahasiswa takut sama dosen, dosen takut sama dekan, dekan takut sama rektor, rektor takut sama menteri dan menteri takut sama presiden. Makna selanjutnya, Rektor seperti PANGAB di kampus, Dekan=Danyon, dan dosen2=danton2, mahasiswa? = kopral ;) dan teman2 harus tau betapa merusaknya jika institusi pendidikan dibuat dengan model barak militer ini. Konsekuensinya: 1). mematikan independensi intelektual dosen dan mahasiswa yang berarti terkuburnya inovasi dan kompetensi! teman2 bayangkan, jika ada satu isu--misalnya isu lingkungan lah--kemudian seorang dosen yang memiliki kompetensi di bidang itu, untuk berbicara harus tanya2 dulu dengan rektor yang kemungkinan besar tidak memahami/tidak berkompeten dengan disiplin lingkungan. Bahkan dalam praktek, tidak jarang dengan alasan klasik, 'demi kepentingan kampus' rektor sebagai 'PANGAB' bisa saja 'bernegosiasi' dan mencari posisi aman dengan mengorbankan objektivitas intelektual para danton atau danki-nya. Padahal, di universitas2 terkemuka di dunia, sistem begini ini sudah hampir satu abad ditinggalkan. Teman2 lihat, kampus2 kita di Indonesia (yang negeri), rata2 diberi nama sama dengan Daerah Komando Militer (Universitas Sriwijaya, Universitas Brawijaya, Universitas Hasanudin, dan lainnya yang mustahil saya sebut disini semuanya). Di hampir semua universitas modern di dunia, hanya menjadikan rektor sebagai pemimpin administratif yang tidak lebih dari seorang direktur perusahaan yang sama sekali tidak memiliki hak untuk mencampuri urusan-urusan teknis. urusan teknis dibiarkan menjadi tanggung jawab penuh dari para insinyur yang memang memiliki kompetensi di bidangnya. Jadi tidak akan pernah terjadi, seorang dengan atas nama 'demi kehormatan kampus' kemudian marah2 kepada dosen sebagai mitra kerjanya, ketika dosen tersebut--tentu saja dengan integritas profesionalismenya- -mengeluarkan pendapat di depan umum, terkait masalah-masalah yang dihadapi masyarakat umum. Biarkan mereka berekspresi dengan keilmuan mereka, yang dengan ini juga keilmuan mereka akan teruji publik. Dan hal ini, bukan cuma terjadi di UNG, tetapi di beberapa kampus terkemukan di Indonesia, sudah mulai melirik konsep ini. TEman2 bisa melihat mulai banyaknya pusat-pusat ilmiah dari kampus yang berdiri, dengan bebas 'berbicara' dengan standar keilmuan terhadap suatu masalah di masyarakat, tanpa takut ditekan dan dibentak rektornya. Dan kami, dengan alasan ROMANTISME SEJARAH, bahwa Gorontalo lebih dulu merdeka dari 'Indonesia', punya mimpi, bagaimana kalau UNG bisa memulai berinovasi menciptakan kultur ini secara institusi tidak 'gerilya' seperti yang dilakukan di kampus2 besar di Indonesia itu, yaaa, untuk tahap awal, minimal UNG menjadi Universitas Terkemuka di kawasan Indonesia TImur. 2. Mengutip perkataan seorang pengusaha terkenal di Amrik, OM Ary menyatakan bahwa "lebih dari 90 % perusahaan besar di dunia berhasil karena memiliki visi yang kuat!" artinya, masalah perumusan visi dalam suatu komunitas untuk mencapai tujuan adalah bukan perkara main-main dan asal tempel. KEtika membuat visi, maka semua elemen yang terlibat dalam komunitas/kelompok itu akan mengarahkan segala potensi untuk mencapai visi itu, apapaun resikonya. Om Ary mencontohkan, di almamaternya, MIT (Massachussets Institute Technology, USA), terjemahan bebas--visi perguruan tinggi itu adalah "Menjadi kiblat/ tempat bertanya masalah engineering dari seluruh dunia!" Dengan visi ini, maka timbul pemikiran dari para guru besar di MIT, apa saja hal-hal yang diperlukan untuk mencapai visi (kondisi ideal di masa depan) itu? jawabannya, kunci pertama adalah PEREKRUTAN staf pengajar! karena, visinya menjadi perguruan tinggi paling berkualitas di dunia, maka langkah kongkrit awal adalah perekrutan staf pengajar tidak asal2an. Yaa, kalau untuk UNG, kami sepakat minimal yang terbaik di SDM yang terbaik di gorontalo lah. beri mereka insentif yang mampu memancing mereka untuk membangun UNG=membangung gorontalo ke depan. ;) 3. Masalah kurikulum. Pikiran orang tua SSG kita (Om Ary)--yang juga diadopsi dalam bukunya Prof. MAstuhu (alm.)--bahwa kurikulum pendidikan di negara kita ini adalah kurikulum yang hanya mencetak 'babu-babu profesional' (ini istilah saya), atau 'Time Teller'--tukang jam--(istilah Om ARy & Prof. Mastuhu alm.). Bukan 'Clock Builder'--pembuat jam. Artinya, disadari atau tidak--atau bahkan ada usaha tersistematik- -sistem pendidikan kita memang direkayasa sedemikian rupa,sehingga SDM-SDM yang seharusnya mampu menjadi ilmuwan-ilmuwan tangguh, 'dipaksa' untuk menjadi 'tukang reparasi' atau tukang rakit buatan Mr. West. Lagi-lagi Om Ary mencontohkan, [semacam] kurikulum di MIT untuk seorang kandidat insinyur teknik sipil, harus lulus sekian mata kuliah dengan komposisi 60% melulu segala macam mata kuliah yang terkait langsung dengan ilmu engineering, dan 40 % adalah mata kuliah-mata kuliah lintas disiplin. Teman2 akan tercengang ketika mengetahui, bahwa diantara 40 % mata kuliah 'pilihan' itu, seorang mahasiswa teknik sipil harus mempelajari disiplin hukum (terkait dengan Hukum Investasi, Hukum IT, Hukum dan Lingkungan, Perjanjian/ Joint Agreement), bahkan diantara mata kuliah pilihan yang saya lihat sendiri, para mahasiswa fakultas teknik sipil itu juga mempelajari sejarah kedokteran, sejarah penyakit, sastra dan kebudayaan. SO! pada saat ujian, seorang calon sarjana teknik sipil tidak hanya diuji oleh para profesor ilmu engineering saja, tetapi pada saat sidang nanti, mereka juga harus menjawab pertanyaan dari para profesor lintas ilmu. Contoh paling kongkrit yang menggambarkan hal ini, Misalnya tugas akhir mahasiswa teknik sipil itu membuat sebuah jembatan, maka mahasiswa itu akan diminta untuk : - Menjelaskan jenis2 teknologi yang digunakan dalam pembuatan jembatan itu. (Ini adalah pertanyaan standar, untuk sarjana teknik, karena terkait langsung dengan disiplin yang dipelajari selama kuliah). - Menjelaskan apa dampak lingkungan dan solusi mengatasinya, dengan adanya proyek jembatan itu (Mata Kuliah pilihan; mengharuskan mahasiswa ini sebelumnya telah mempelajari mata kuliah Lingkungan dan Kebijakan Pemerintah terhadap lingkungan dan tata ruang). -Menjelaskan dari segi ekonomi, feasible or not proyek ini secara ekonomi (artinya, sebelumnya dia harus membekali dirinya dengan disiplin-disiplin ekonomi; makro-mikro) -Menjelaskan apakah proyek dia ini tidak berdampak pada kesehatan masyarakat sekitar proyek karena penggunaan bahan baku jembatan. (yang berarti, dia harus mengetahui sifat2 bahan baku jembatan dan pengaruhnya terhadap manusia. Ini mendorong dia untuk sebelumnya mempelajari disiplin2 kimia dan kedokteran/ilmu penyakit terkait). - dan masih banyak lagi lainnya, termasuk estetika jembatan, pengaruhnya terhadap pariwisata, iklim investasi. Meski begitu, kami menyadari bahwa, kurikulum kita memang diharuskan mengacu pada pedoman yang dikeluarkan oleh Depdiknas. tetapi,dari diskusi2 kecil itu, ada yang berpendapat bahwa untuk tahap awal, tidak ada salahnya di UNG--Usul Pak Syam dan didukung Om ARy dan Om Bakrie-- disiasati dengan berdirinya satu pusat kajian yang tidak perlu resmi-resmi amat, dan terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan satu isu. Dan prototipe model-nya sudah dirintis oleh founding father's SSG dalam diskusi2 rutinnya. Contoh Kongkritnya: 1). Pusat Kajian Banjir dan Kebijakan Publik. (disiplin yang terlibat; Lingkungan, Komunikasi Politik, Hukum, Ekonomi, Pertanian, Ilmu Tanah atau sejenisnya, Perencanaan Tata Ruang dan Kebijakan Publik). dan dalam diskusi-diskusi ini, dengan memanfaatkan kelas2 kuliah regular dan dihadiri oleh mahasiswa, bahkan mahasiswa didorong untuk berpartisipasi aktif. 2). Pusat Kajian Transportasi, Budaya dan Ekonomi Lokal (yang terlibat nantinya, minimal dari disiplin Ilmu Transportasi- -kalau ada--Ekonomi mikro/makro, kebijakan publik, hukum, ilmu budaya, komunikasi politik, bahkan bahasa daerah, dan teknik mesin). 3). Center For UMKM developing-- atau apalah yang pake bahasa Suwawa hehehe ;) --> terkait dengan Usaha Mikro dan Menengah atau sejenisnya yang melibatkan, disiplin ekonomi, statistik, perikanan, pertanian, perkebunan, teknik industri bahkan bisa saja IT (Di bidang Teknologi Informasi ini, siapa tahu Ferry Alulu yang sudah terbiasa dengan usaha kecil dan menengahnya bisa memberi ilmu2 tentang wirausaha), atau dalam diskusi2 nanti, tidak ada salahnya kita minta Pak Gubernur--Aba Fadel--untuk menurunkan 'ilmu kanuragannya' di bidang enterpreneruship secara gratis kepada pusat kajian ini, untuk selanjutnya dimatangkan dengan kolaborasi berbagai disiplin terkait. 4). Pusat kajian.....cari sandiri, ana pe leher so saki ini ;P Dan untuk menularkan ide2 ini, berat kalau Pak Syam sendiri walaupun memang kapasitas beliau tidak diragukan menjalankan misi ini. Harus ada tenaga2 baru yang pertama, harus punya sense of belonging yang kuat terhadap masa depan UNG, dan mau UNG maju sejajar dengan perguruan tinggi lain di Indonesia. kedua, orang2 yang punya 'kedewasaan intelektual, bukan sekedar pintar,tetapi juga memiliki kecerdasan emosi yang mumpuni. dan yang satu ini memang perlu latihan yang terus menerus ;) Warren Edward Buffet pernah bilang, "In evaluating people, you look for three qualities: Integrity, Intelligence, and energy. But if you don't have the first, the other two will kill you." Bagaimana kita bisa maju, kalau orang gara sadiki, so marah2 ;) seperti lagu ini--> http://www.youtube. com/watch? v=VW8APS1dRok ey, ey, kok gitu seeh, loh kok marah hahahahaha ;) di dunia luar--bukan di mars poli wa,--teman2 akan banyak menghadapi kritik yang jauh lebih pedas dari saya loh! dan itu realita. Tapi kalau sudah terbiasa, lama2 akan biasa2 saja kok. akhirnya, saya harap teman2 milister GM2020 bisa lebih menerima kritikan segarang apapun, berusahan menemukan hikmah2 tersembunyi dari ALLAH dibalik itu. Bukankah obat itu, walaupun pahit tetap harus kita minum untuk kebaikan kita juga! wololo Pak Iqbal ;) ana berharap silaturrahmi kita tidak putus cuma gara2 ini suuup! dan kedatangan antum, sangat kami harapkan di Salemba Tengah ;) kepada para 'Petinggi' UNG yang agak nae adrenalinnya, tidak usah tako mo'dipotong' , apalagi kalau Bapak/Ibu so sadia korban di rumah/mesjid dekat rumah, pasti ditolong ALLAH SWT selama ada di jalurnya ;) Kepada Ibu Sitti, Tata Dewi, Romo Abdul Ayub, Ibu Marini, dan tidak mungkin samua disebutkan disini, kapan kita kumpul2 laah. seperti waktu di Natrabu dengan MY, depe sponsor totap-->Om Hengky Uno ;P wololo OH? odu olo MARKETPLACE --------------------------------- From kitchen basics to easy recipes - join the Group from Kraft Foods Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent Activity 13 New Members 1 New Files Visit Your Group Y! Messenger Send pics quick Share photos while you IM friends. Moderator Central Yahoo! Groups Join and receive produce updates. Yahoo! Groups Going Green Zone Learn to go green. Save energy. Save the planet. . --------------------------------- Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! " --------------------------------- Apakah saya bisa menurunkan berat badan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!"