Dear ALL GM2020.

KDRT bs terjadi sama siapa saja, baik dari sipil, militer, maupun tukang bentor 
sekalipun tanpa memandang bulu kalangan mana saja.

Tapi semua terlepas dari pribadi masing2. Saya cukup tertarik dengan berita di 
bawah ini di mana ada oknum mantan assintel Kajari gtlo yang saat ini bertugas 
di PUSDIKlAT Kejaksaan Ri Jakarta.

apakah oknum tersebut memang orang gorontalo ? apalagi jika di liat dari berita 
tersebut sebenarnya KDRT tersebut belum tergolong parah hanya faktor mungkin 
sakit hati dari istrinya yang bisa jadi karena oknum tersebut telah memiliki 
Hugel or Kosong DUA (02) di luar, sehingga sang istri ingin memberikan 
pelajaran agar suaminya bisa merasakan di pecat dan di penjara.

Andaikan oknum tersebut memang asli gorontalo artinya sudah tdk di ragukan lagi 
predikat  orang gorontalo doyan mencari KOSONG DUA jika telah memiliki jabatan 
yang empuk.

apa ada yang kenal oknum tersebut ? mungkin pak Ruly agus lebih familiar dengan 
orang2 di kejaksaan.

mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

Wassalam

tp




KDRT Oknum Kejaksaan

        Dicueki Polisi, Ibu dan Anak Lapor ke Komnas PA

        
                Andi Saputra - detikNews
          
                

                        
        Jakarta
- Jengkel karena hampir satu bulan tindak KDRT yang dilaporkannya belum
mendapat tanggapan polisi, pasangan ibu dan anak mengadu ke Komnas
Perlindungan Anak (PA). Pelaku KDRT adalah suami dan ayah korban yang
merupakan pengajar di Pusdiklat Kejaksaan RI.

Adalah
Maswita Indra (50) dan Masagung Baharsyah (15) yang jadi korban KDRT
yang dilakukan PR. Ketika ditemui di Mapolres Jakarta Selatan, mereka
ingin mengetahui pekembangan penyelidikan kasus yang dilaporkan pada 22
Nopember silam.

"Hasil visum membuktikan adanya kekerasan di
tubuh dan wajah, itu sudah diserahkan (ke polisi). Tapi (polisi) belum
ada jawabannya juga. Sekarang mau ke Komnas Anak," kata Maswita, Senin
(22/12/2008). 

Ia menuntutkan, kejadian kekerasan yang
dilaporkannya berlangsung pada petang hari 22 November 2008 di rumahnya
Jl Asem Ros, Cipete Selatan, Jaksel. Ketika itu mendadak PR masuk ke
dalam rumah dengan mendobrak pintu depan lalu berteriak-teriak marah
mencari sangkur dan pistolnya.

Masagung bergegas mencoba
menenangkan ayahnya. Tapi niat baik remaja itu malah berbalas tonjokan,
bantingan dan hantaman alat kebugaran. Nasib malang serupa juga dialami
oleh Sang Ibu yang mencoba melerai keributan tersebut.

Puas
bertindak kasar pada istri dan anaknya, barulah PR tenang. Lupa dengan
pistol dan sangkur yang dicari-carinya, mantan Assintel Kejari
Gorontalo yang kini bertugas di Pusdiklat Kejaksaan RI itu malah
bersantai menonton TV.

Tidak mau berperang kata-kata, Maswita
dan Masagung bergegas pamit ke klinik untuk mengobati luka-luka mereka.
Tapi di tengah jalan ibu dan anak ini berbelok ke Mapolres Jaksel
melaporkan tindak KDRT yang mereka alami baru kemudian meminta visum ke
RSPP Jakarta.

Sejak kejadian petang itu, ketiganya tetap tinggal
serumah. Untung saja PR jarang berada di rumah sehingga tidak bisa
mengulangi tindak tidak terpujinya. 

"Mungkin tinggal di rumah WIL-nya di Rawamangun," imbuh Maswita.(lh/nrl)



      

Kirim email ke