--- On Mon, 1/26/09, bakri arbie <daya...@yahoo.com> wrote:
From: bakri arbie <daya...@yahoo.com>
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] pendidikan di India dan China lebih baik 
dari AS??
To: forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com, alumnipran...@yahoogroups.com, "arbie 
bakri" <arbieba...@yahoo.com>
Date: Monday, January 26, 2009, 7:49 PM

Yth Rekan milis,

Dari Washington Post dalam menyinggung daya saing SDM dan ekonomi,minggu 
ini,ada artikel yang mengatakan ketinggalan Amerika dari India dan Cina dalam 
pendidikan dan daya saing.
Selain disiplin Amerika harus mengutamakan pelajaran dengan istilah STEM selain
pelajaran yang sudah ada.
STEM adalah singkatan dari Science,Technology,Engineering dan Mathematics.
Ternyata mahasiswa yang minat di STEM menurun terus selama ini di AS.

Salam Hormat,
Bakri Arbie.

--- On Mon, 1/26/09, Adyanto Aditomo <adyantoadit...@yahoo.co.id> wrote:
From: Adyanto Aditomo <adyantoadit...@yahoo.co.id>
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] pendidikan di India dan China lebih baik 
dari AS??
To:
 forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com
Date: Monday, January 26, 2009, 7:08 AM










    
            Saya kok setuju dengan pernyataan dari JK, bahwa pendidikan di 
Indonesia merosot akibat lemahnya disiplin para siswa/ mahasiswanya.

  Saya pernah mengobrol dengan pimpinan perguruan Tinggi Negri terkemuka di 
Jawa yang baru saja pulang dari study banding ke kampus - kampus di China, 
India, Amerika, Australia dan Eropa.

  Beliau melihat, betapa seriusnya para mahasiswa di perguruan tinggi asing 
tersebut dalam menuntut ilmu, yang terlihat dari upaya para mahasiswa untuk 
memahami teksbook wajib mereka.

  Di kampus yang beliau pimpin, mahasiswa terlihat enggan baca teksbook wajib, 
dan cenderung hanya membaca diktat yang telah dibuat oleh dosen dan merupakan 
ringkasan dari teksbook.

   

  Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Mahasiswa Indonesia dalam memahami 
Teksbook wajib, antara lain kendala bahasa, karena Teksbook wajib umumnya dalam 
bahasa inggris atau bahasa Eropa (Jerman, Belanda, Perancis, dsb).

  Untuk Mahasiswa India, karena Bahasa Inggris merupakan bahasa kedua mereka, 
dalam kehidupan sehari - hari, jadi tidak ada masalah.

  Kalau di China, pemerintah menterjemahkan seluruh teksbook, termasuk 
jurnalnya kedalam tulisan dan bahasa mandarin, sehingga mahasiswa di China 
tidak punya masalah dalam memahami teksbook wajib.

  Akibatnya Mahasiswa di Indonesia enggan untuk membaca teksbook wajib dan 
cenderung membaca diktat yang dibuat oleh dosen yang bersangkutan.

  Ada lagi soal kualitas ujian.

  Kalau di beri soal yang sedikit rumit dari dosen, mereka mengeluh dan menuduh 
dosennya Killer.

  Akibatnya sarjana lulusan perguruan tinggi yang dia pimpin, ternyata banyak 
yang hanya mengandalkan diktat dari dosen yang bersangkutan dan tidak terlalu 
memahami teksbook wajib mereka.

  Dosen juga mengeluh, karena Mahasiswa dengan IP yang tinggi, ternyata belum 
tentu memahami mata pelajaran tersebut dengan baik.

  Penyebabnya si mahasiswa dapat nilai bagus bukan karena dia telah memahami 
masalah yang diujikan dengan baik, tetapi didapat dari hasil menghafalkan soal 
yang pernah keluar, sedangkan dosen punya keterbatasan kreatifitas dalam 
membuat soal.

  Kalau sudah begini, bagaimana kita mau meningkatkan kualitas pendidikan kita?

   

  Salam,

   

   

  Adyanto Aditomo



Emang wapres kita pendidikan terakhirnya apa sih? Dan di mana?



Sent from my ThumbBerry�

powered by Sinyal Kuat BUEMOON



-----Original Message-----

From: "Amir" 



Date: Sun, 25 Jan 2009 01:54:35 

To: 

Subject: [Forum-Pembaca- KOMPAS] pendidikan di India dan China lebih baik dari 
AS??



Mohon tambahan informasi dari rekan yang pernah merasakan pendidikan 

di AS, India atau China, dan tentu yang juga mersakan pendidikan 

Indonesia tercinta..



Benarkah statement Wapres ini?



---------



Ditambahkan Wapres, ini karena sistem pendidikan di India dan China 

lebih baik dan disiplin dibandingkan sistem pendidikan di AS yang 

mengacu pada kebebasan pada kreativitas, tetapi kurang dalam hal 

kedisiplinan sehingga Presiden Obama minta itu harus 

diubah. "Jangankan Amerika, apalagi kita juga harus mengubah 

kedisiplinan pendidikan tersebut," demikian Wapres Kalla.



------------ --------- -

http://www.kompas. com/read/ xml/2009/ 01/24/12044894/ wapres.pendidika n.i

ndonesia.mundur.

------------ -----



Sabtu, 24 Januari 2009 | 12:04 WIB

Laporan Wartawan Kompas Suhartono



PADANG, SABTU � Wapres Jusuf Kalla mengatakan, pendidikan di 

Indonesia mengalami kemunduran akibat tidak disiplin. Selama beberapa 

tahun, disiplin pendidikan berkurang karena tidak ada ujian nasional. 

Akibatnya belajar ataupun tidak belajar, siswa didik lulus. Itulah 

yang menyebabkan kurangnya disiplin pendidikan. Demikian ditegaskan 

Wapres Jusuf Kalla saat orasi ilmiah di hadapan civitas akademika 

Universitas Bung Hatta, di Padang, Sumbar, Sabtu (24/1) pagi.



"Pendidikan kita mundur karena disiplin pendidikan berkurang, yaitu 

karena kurangnya ketaatan pada kelulusan. Oleh sebab itu harus 

ditegaskan dalam pendidikan kita, tingkat kelulusan seperti yang 

terungkap dalam sistem ujian nasional," ujarnya.



Menurut Wapres, dengan ketaatan pada kelulusan, siswa didik dapat 

dipersiapkan menghadapi jenjang pendidikan berikutnya. "Pada saat 

ujian nasional, kita terapkan tahun 2003, tingkat kelulusan hanya 

3,25 persen. Namun, lima tahun berikutnya sudah menjadi 5,5 persen," 

ujarnya.



Dalam orasi ilmiah yang berjudul "Dampak Krisis Global Terhadap 

Pendidikan di Indonesia", Wapres Kalla mengutip bagian akhir dari 

pidato Presiden AS Barack Obama pada saat pelantikan tanggal 20 

Januari 2009.



Dalam pidatonya tersebut, Presiden Obama meminta agar sistem 

pendidikan di AS harus diubah agar bisa bersaing dengan negara lain, 

khususnya China dan India. "Sebenarnya apa yang salah dari pendidikan 

di Amerika sehingga Presiden Obama sampai meminta pendidikan Amerika 

harus lebih maju dari China dan India? Jawabannya, itu karena 

keahlian di Amerika sekarang ini banyak kalah dengan mereka yang 

berasal dari China dan India. Coba lihat di Lembah Silikon, yang 

bekerja di sana banyak insinyur dari India dan China dibandingkan 

insinyur Amerika Serikat sendiri," ujarnya.



Ditambahkan Wapres, ini karena sistem pendidikan di India dan China 

lebih baik dan disiplin dibandingkan sistem pendidikan di AS yang 

mengacu pada kebebasan pada kreativitas, tetapi kurang dalam hal 

kedisiplinan sehingga Presiden Obama minta itu harus 

diubah. "Jangankan Amerika, apalagi kita juga harus mengubah 

kedisiplinan pendidikan tersebut," demikian Wapres Kalla.




      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      


      

Kirim email ke