For your info, just stregthen up our spirit.


----- Forwarded Message ----
From: Dian Irdianto <irdia...@jsi.co.id>
To: fut...@jsi.co.id
Sent: Tuesday, February 3, 2009 1:15:42 PM
Subject: Kisah Alergi Hidup

 
Semoga pagi ini membuat kita lebih baik dari pagi kemarin..... dan terus 
bertambah semangat


Kisah Alergi Hidup

Seorang pria mendatangi seorang Guru. Katanya : "Guru, saya sudah bosan hidup. 
Benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang 
saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati". 

Sang Guru tersenyum : "Oh, kamu sakit". 

"Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu 
sebabnya saya ingin mati".

Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan : "Kamu sakit. 
Penyakitmu itu bernama "Alergi Hidup". Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. 
Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa 
disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup 
ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalirterus, tetapi kita 
menginginkan keadaan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut 
mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Penolakan 
kita untuk ikut mengalir bersama 
kehidupan membuat kita sakit. Usaha pasti ada pasang-surutnya. Dalam 
kerumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak 
selalulanggeng. Apa sih yang abadi dalam hidup ini ? Kita tidak menyadari sifat 
kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa 
dan menderita".

"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh 
dan bersedia mengikuti petunjukku", kata sang Guru. 

"Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup 
lebih lama lagi", pria itu menolak tawaran sang Guru.

"Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati ?", tanya Guru. 

"Ya, memang saya sudah bosan hidup", jawab pria itu lagi.

"Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini... 
Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini. Sedangkan separuh sisanya kau 
minum besok sore jam enam. Maka esok jam delapan malam kau akan mati 
dengantenang". 

Kini, giliran pria itu menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru yang ia datangi 
selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Guru yang satu ini 
aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun. 

Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang 
hati.

Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut 
"obat" oleh sang Guru tadi. Lalu, ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia 
rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai ! Tinggal satu malam dan satu 
hari ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah. 

Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. 
Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah 
malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia 
bersenda gurau. Suasananya amatharmonis. Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan 
berbisik, "Sayang, 
aku mencintaimu" . Sekali lagi, karena malam itu adalah malam terakhir, ia 
ingin meninggalkan kenangan manis.

Esoknya, sehabis bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. 
Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan 
pagi. Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah, ia menemukan istrinya masih 
tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat dua cangkir kopi. 
Satu untuk dirinya, satu lagi untukistrinya. Karena pagi itu adalah pagi 
terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh 
sekali dan berkata : "Sayang, apa yang terjadi hari ini ? Selama ini, mungkin 
aku salah. Maafkan aku sayang". 

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun 
bingung, "Hari ini, Bos kita kok aneh ya ?" Dan sikap mereka pun langsung 
berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia 
ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya 
berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai terhadap 
pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai 
menikmatinya.

Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda 
depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya sambil 
berkata : "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu 
merepotkan kamu". Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan : "Ayah, maafkan kami 
semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilakukami".

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi 
sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. 
Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya ? 

Ia mendatangi sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru 
langsung mengetahui apa yang telah terjadi dan berkata : "Buang saja botol itu. 
Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Apabila kau hidup dalam kekinian, apabila 
kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau 
akan menikmati setiap detik kehidupan.Leburkan egomu, keangkuhanmu, 
kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai 
kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. 
Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju 
ketenangan". 

Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke 
rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir 
terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian.

Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP ! 


      

Kirim email ke