Sedikit lelucon utk sudaraku Hutagalung yg tinggal di huta hulonthalo, sambil mengenang tante ku yg sekarang sdh menjadi pendeta perempuan marga Tobing :
Dari ketinggian hutagalung Terus manurung bertobing-tobing Sampai di hutaurug dekat hutabarat Sibarani tiba didanau Toba Wss. Opung hulonthalo ronal hutagalung wrote: > > > Kata Mereka Anak Saya Hiperaktif! > > Di sebuah sesi coffea break dalam seminar Parenting yang saya ” > > Hingga saat ini sistem pendidikan kita masih mengacu pada metode > pendidikan dan psikologi yang konvensional. Sistem pendidikan kita > masih menerapkan kaidah-kaidah pembelajaran yang kaku dan keliru. Anak > dianggap normal ketika selama proses pembelajaran berlangsung > cenderung berperilaku duduk diam (duduk manis), tidak banyak > bergerak, pandangan mata selalu kedepan, tangan selalu memegang pensil > atau pena, penurut, dan tekun mengerjakan sesuatu yang ditugaskan > oleh gurunya. Di luar dari kriteria tersebut, anak dianggap TIDAK > NORMAL atau HIPERA > > Dalam bukunya, Brain Child, Tony Buzan menjelaskan bahwa setiap anak > dilahirkan dengan segala keunikan fisik maupun mental. Tidak ada satu > orangpun di muka bumi ini yang sama persis, bahkan dua orang kembar > identikpun. karena inilah setiap anak memiliki cara berpikir berbeda, > gaya belajar berbeda, dan respon berbeda terhadap sesuatu yang sama. > > Selama lebih dari 30 tahun terakhir kita telah banyak membongkar > tentang rahasia otak anak yang menunjukkan bahwa banyak sekali anak > yang dulunya dikatakan sebagai anak hiperaktif namun ternyata adalah > anak Kinestetik yang cara belajarnya mengandalkan pergerakan tubuh dan > eksperiment. Anak-anak yang dulu dikatakan sebagai disleksia ternyata > adalah anak yang lebih dominan menggunakan otak kanannya dalam > belajar, dan banyak lagi. > > Saya pernah memiliki pengalaman mengikuti sebuah workshop sehari yang > mengharuskan pesertanya duduk diam selama berjam-jam dari pagi sampai > sore, ditempat yang tidak memiliki system pendingin (AC), mendengarkan > pemateri yang berbicara sambil duduk manis di belakang meja pemateri > dan membacakan materi yang ditampilkan dilayar LCD dengan nada suara > yang monoton. Meski yang memberikan materi adalah seorang professor, > sepanjang workshop saya duduk gelisah sambil terkantuk-kantuk. > > Jika Anda ikut serta dalam workshop tersebut, seperti apa perasaan > Anda? Sebagai orang dewasa, secara umum kita akan merasa gelisah, > bosan, dan terkantuk-kantuk apabila duduk selama lebih dari 2 jam > tanpa boleh melakukan aktifitas lainnya selain memperhatikan kedepan, > mendengarkan, dan mengerjakan perintah. > > Nah, Anda tentunya bisa juga membayangkan bagaimana rasanya jika > seorang anak diharuskan untuk duduk selama berjam-jam disebuah kursi > yang sangat keras, di ruangan yang sama sepanjang waktu dalam rentang > waktu berbulan-bulan sambil dipaksa memperhatikan seorang guru yang > mengajar dengan cara monoton, suara yang datar, dan tidak bersemangat. > Sementara kita tahu bahwa secara fitrah, seorang anak alaminya > senantiasa bergerak, penuh rasa ingin tahu, selalu tertarik dengan > sesuatu yang baru meski hanya beberapa menit. > > Salah satu program mendasar pada pikiran manusia adalah tertarik pada > sesuatu yang menurutnya menarik, penting, dan menyenangkan. Mari kita > perhatikan secara seksama. Pada situasi tertentu, seorang anak, > termasuk yang dianggap hiperaktif, tidak bisa diam, dan sulit > konsentrasi dapat fokus pada suatu hal dalam durasi yang jauh lebih > lama dibandingkan orang-orang dewasa. Dia akan tetap di tempat untuk > memperhatikan objek tersebut meskipun orang tua atau guru sudah > mengajaknya beranjak pergi. Pernahkah hal tersebut terjadi pada anak > atau siswa anda…? Ya! saat Anda mendapatinya sedang asyik > mengutak-atik sesuatu, bermain, membaca komik kesukaannya, atau ketika > Anda mengajaknya berkunjung ke kebun binatang. > > Dengan demikian, pertanyaan yang seharusnya kita tanyakan adalah > apakah anak yang sulit konsentrasi atau pelajarannya yang tidak > menarik? apakah Anak yang tidak bisa diam ataukah gurunya yang > menyampaikan pelajaran dengan gaya yang membosankan? Apakah anak yang > “bermasalah” atau gurunya yang “bermasalah” karena tidak memahami > tentang gaya belajar anak dan psikologi manusia? Ketty Pasek pernah > berkata “Menurut saya sesungguhnya bukan anak kita yang hiperaktif, > melainkan yang ada adalah sekolah yang hiperpasif.” > > Selama ini sangat jarang orang tua maupun guru yang terus belajar > bagaimana cara *mendidik dan mengajar* anak. Kebanyakan bisanya > sekedar *membidik dan menghajar* anak. Sebagai orang yang perduli > terhadap pendidikan dan masa depan anak, sebuah keharusan bagi kita > untuk terus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kita tentang anak. > Marilah kita terus melakukan transformasi dalam metode pengajaran dan > pendidikan anak sehingga menjadikan proses belajar menjadi sebuah hal > yang menyenangkan dan diidam-idamkan oleh setiap anak. Sudahkah Anda > belajar sesuatu untuk anak Anda hari ini? > > *salam smart* > > *Ronal Hutagalung* > *SMART RESOURCES ; Education & Training* > > > > Butuh Training ? Hubungi : 08114309010 > > ------------------------------------------------------------------------ > *From:* iqbal makmur <kaizen...@yahoo.com> > *To:* gorontalo maju <gorontalomaju2020@yahoogroups.com> > *Sent:* Friday, April 17, 2009 2:05:47 PM > *Subject:* [GM2020] Fw: [ppi-jepang] Contoh Stress yang baik > > Kalau yang ini bgm om Funco? > > --- On *Thu, 4/16/09, Wirawan Firman Nurcahya /<wirawan.nurcahya@ > gmail.com <http://gmail.com/>>/* wrote: > > From: Wirawan Firman Nurcahya <wirawan.nurcahya@ gmail.com> > Subject: [ppi-jepang] Contoh Stress yang baik > To: ppi-jep...@yahoogro ups.com <http://ups.com/> > Date: Thursday, April 16, 2009, 11:59 PM > > Tindakan yang patut dicontoh nih: > > Source: > http://pemilu. detiknews. com/read/ 2009/04/17/ 021303/1116807/ > 700/gagal- jadi-caleg- junaedi-manurung -bagi-bagi- uang-dan- > sembako > > <http://pemilu.detiknews.com/read/2009/04/17/021303/1116807/700/gagal-jadi-caleg-junaedi-manurung-bagi-bagi-uang-dan-sembako> > > Jumat, 17/04/2009 02:13 WIB > > Gagal Jadi Caleg, Junaedi Manurung Bagi-bagi Uang dan Sembako > *Khairul Ikhwan* - detikPemilu > > * >