ULTAH/SEJARAH GORONTALO.

Accolade untuk Basri, Funco, Femmy yang menghidupkan lagi asalusul 
provinsi Gorontalo dalam sejarah.
Cukup banyak juga literatur ttg hal ini yang telah dibukukan a.l. oleh 
sarjana2 Belanda, catatan2 VOC, pada level nasional adalah Taufik 
Abdullah dan di Gorontalo sendiri ada "sikili" Jassin (apanya H.B. 
Jassin?) termasuk beberapa professor asal Gtlo yg menggali bahan 
dissertasinya di Belanda. Terakhir saya membaca buku karangan Elnino 
et.al. ttg sejarah Gorontalo yang berbicara juga soal ilomata. Semua 
itu, termasuk wulito orang tua2 kita baik2 saja, tetapi akan lebih baik 
jika ada data jelas tentang otentisitasnya dalam bentuk terdokumentasi 
seperti misalnya sejarah Islam di Timur Tengah/Eropah, sejarah 
Yunani/Roma bahkan sejarah di Jawa, Bugis/Makassar, Bali dan 
Batak.Mengapa demikian? Karena mereka memiliki huruf, ada tulisannya 
yang bisa diwariskan turun-temurun.
Tentu karena tidak mengenal huruf, melulu berdasarkan wulito, maka 
keabsahan sejarah Gorontalo, sebagiannya sangat bergantung pada sang 
story teller dan imajinasinya maupun rasa nasionalismenya. Hal ini 
boleh2 saja, bukankah juga sejarah kemegahannya cenderung ditulis oleh 
si pemenang? Sejarah jalannya perang dunia di Asia maupun di Eropah 
misalnya lebih ditonjolkan oleh si pemenang dan analisis sejarahwannya.
Apakah salah isi buku sejarah Gorontalo tulisan Elnino dan Alim Niode 
itu? Untuk saya tidak ada salahnya selama ada pembanding kejadiannya 
dengan peristiwa yang paralel sezamannya seperti yang dikomparasikan 
oleh Basri Amin dalam tulisannya dibawah ini. Menurut saya, apa saja 
yang menambah chazanah bacaan tentang sejarah Hulonthalo lipu'u, oke2 
saja, termasuk wulito yang ada pembandingnya.
Sayapun jadi teringat tentang Sultan Iskandar Monoarfa yang menggantikan 
Sultan Botutihe. Di kota Uithoorn, Belanda, telah berpuluh tahun 
bermukim keturunannya bernama Boutje Monoarfa,75, yang barangkali bisa 
ber wulito kepada bung Basri ttg kakek buyutnya itu, tilpon rumahnya 
+31297564693.

Saya menunggu tulisan berikut ttg sejarah Gorontalo , selain dari sisi 
realitas sejarah maupun analisis perspektif sisi kenegaraan. (Biasanya 
te Funco yang akhli menulis begini2, supaya rasa ke Gorontaloan sy 
semakin berkobar...seriously man!)

Wass.OH



basriamin wrote:
>
>
> Rekan Funco dan Femmy,
>
> Thanks utk tanggapannya. Senang membacanya...
>
> Saya tidak bermaksud menambah-nambah bahan diskusi, apalagi menjadi 
> sebuah urusan yg serius bagi teman-teman. Tapi, tak ada salahnya kita 
> terbiasa membahas hal-hal "kecil" tapi mendasar untuk daerah kita. 
> Sekadar latihan utk menjadi "negeri yg tidak pendek ingatan..."
>
> Ini sekadar bahan diskusi dan kajian lebih lanjut (belum layak 
> kutip!!). Tentu saja saya pribadi bertanggungjawab penuh atas 
> keterangan2 yg ada pada catatan ini. Sebuah buku utuh sedang digarap 
> ttg "Dunia Literasi Gorontalo".
>
> Saya rasa HUT Kota Gorontalo patut dicermati. Hari ini saya kembali 
> membuka-buka dokumen lama dari J. Bastiaans (1938 dan 1939) yang 
> menulis dua artikel penting, tentang: (1). Perjanjian 
> Limboto-Gorontalo atau Gorontalo-Limboto; (2). Tentang Hubungan2 Tata 
> Negara Gorontalo, khususnya ttg Kota Gorontalo plus dengan peta 
> pemukiman dan fungsi2 kota.
>
> Kalau benar apa yg ditulis rekan Femmy Udoki, bahwa "19 MARET" sudah 
> menjadi tanggal HUT resmi Kota Gorontalo yg ke-281, maka ini berarti 
> Gorontalo terbukti merujuk tanggal 6 Sya'ban 1140-Hijriyah atau 18 
> Maret 1728 Masehi (Kamis). Meskipun konversi tanggal ini pun masih ada 
> persoalan karena mestinya bukan tgl 19 Maret, tapi 18 Maret. 
> (2009-1728 = 281 tahun).
>
> Merujuk tulisan J. Bastiaans, "Batato's in het oude Gorontalo, in 
> verband met den Gorontalaleeschen staatsbouw" (1939) memperlihatkan 
> bahwa tahun 1140-Hijriyah atau 1728 Masehi tersebut adalah keliru 
> karena dua hal pokok:
>
> Pertama, saya menemukan pada hal. 25 tulisan Bastiaans tahun 1939 itu 
> dituliskan bahwa peristiwa pemindahan pemukiman dan ibu kota Gorontalo 
> dari Dungingi ke Kotta (lokasi kota sekarang ini) oleh Botutihe 
> terjadi pada 6 Sya'ban 1170 Hijriyah, BUKAN 1140 Hijriyah. Tanggalnya 
> tetap sama: 6 Sya'ban. Setelah kita konversi ke waktu Masehi, maka 6 
> Sya'ban 1170-H tersebut adalah 26 April 1757 Masehi (hari Kamis), dan 
> bukan 18/19 Maret 1728 Masehi.
>
> Kedua, kalau Kota Gorontalo menerima 18/19 Maret (1140-Hijriyah atau 
> 1728 Masehi) sebagai HUT –dengan demikian sdh berusia 281 tahun--, 
> maka DATA ini kontradiksi dengan kenyataan/pernyataan bahwa Sultan 
> Botutihe sebagai aktor utama rancang-bangun Kota Gorontalo seperti yg 
> sudah umum diketahui dan sering dirujuk. Mengapa data ini kontradiksi? 
> Karena Botutihe memerintah pada periode 9 Juli 1737 – 16 November 
> 1757, jadi adalah kurang mungkin peristiwa besar ini terjadi pada 
> tahun sebelum dia menjadi Raja/Sultan. Tapi, kalau 6 Sya'ban 1170-H, 
> atau 25 April 1757, INI adalah data yg lebih tepat karena itu artinya 
> peristiwa terjadi pada saat Botutihe masih menjabat sebagai Sultan, 
> bahkan kejadian ini sangat pantas mendapat "Ilomata" karena prestasi 
> ini dicapai beberapa bulan menjelang akhir kekuasaannya pada 16 
> November 1757. Dia kemudian digantikan oleh Iskandar Monoarfa 
> (1757-1776)- Baca buku sejarawan Harto Juwono & Yosephine 
> Hutagalung, "Limo Lo Pohalaa: Sejarah Kerajaan Gorontalo" (2005, 
> 157-168, pemrakarsa: Alex Sato Bya).
>
> Mempertimbangkan tinjauan ringkas dan kritis tsbt, HUT Kota Gorontalo 
> adalah 6 Sya'ban 1170 Hijriyah, atau 26 April 1757 (masa Sultan 
> Botutihe). Jadi mestinya HUT yg ke-252.
>
> Bagi teman-teman yg paham Ilmu Falaq Islam, mungkin bisa membantu 
> meluruskan konversi Hijriyah ke Masehi. Tapi, teman2 Islamic Studies 
> di Belanda memberikan website yg sangat membantu, sbb:
>
> http://www.geocities.com/bruastronomy/sunmoon_hijrah_calculator.htm 
> <http://www.geocities.com/bruastronomy/sunmoon_hijrah_calculator.htm>
>
> Tampaknya tulisan Bastiaans cukup handal dijadikan sandaran yang 
> otentik, tentu sejauh kita tak menemukan lagi tulisan TaluE Jassin 
> sebagai "sikili" (juru tulis) kerajaan. Bastiaan cukup hati-hati dan 
> telah menggunakan sumber2 lokal secara memadai. Lagipula dia bukan 
> seorang aparat pemerintah kolonial. Dia menyebutkan sumber2 utamanya, 
> yakni TaluE Jassin sebagai "sikili Kerajaan". Tak heran kalau Taufik 
> Abdullah memasukkan tulisan dia dalam "Sejarah Lokal di Indonesia" 
> (UGM Press, 1996: 199-232, terbitan ke-4). Bisa dikatakan bahwa 
> tulisan tersebut adalah satu-satunya yg bisa kita rujuk tentang 
> "warisan peradaban" daerah ini yg penting, yakni tentang setting 
> historis dan "Naskah Perjanjian Limboto-Gorontalo" (pada 12 Sya'ban 
> 1084 Hijriyah, atau 22 November 1673 Masehi. Dalam catatan saya, buku 
> Taufik Abdullah ini termasuk buku awal (level nasional) yg menempatkan 
> Gorontalo sebagai subjek perhatian sejarah yg penting (edisi pertama 
> UGM Press tahun 1978). Ketika tahun 2004 saya mengajak Prof. A.B. 
> Lapian (Ahli Laut Sulawesi dr LIPI/UI) ke Gorontalo, dari Bandara 
> Isimu beliau bercerita bahwa Pak Lapian lah yg menyerahkan naskah ini 
> kpd Pak Taufik).
>
> Sudah ckp panjang. Maaf kalau ada yg tdk berkenan. Mohon didiskusikan 
> dan dikoreksi. Saya rasa semua sumber2 yg saya kutipkan di atas 
> relatif mudah diperoleh di tanah air, di Arsip Nasional atau di 
> Perpusnas. Demikian dulu...
>
> Salam hangat,
>
> Basri
>
> --- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com 
> <mailto:gorontalomaju2020%40yahoogroups.com>, Funco Tanipu 
> <funcotan...@...> wrote:
> >
> > Menarik informasi baru dari Leiden tentang Kota Gorontalo.
> > Saya kira kita mesti menulis (kembali) sejarah Gorontalo. Kita 
> mungkin tidak
> > pernah tahu bahwa sejarah yang tertera dalam kita kitab dan memori 
> kolektif
> > kita tentang sejarah masa lalu adalah sesatu yang benar dan tak
> > terbantahkan.
> > Apalagi perubahan sosial yang terjadi di Kota Gorontalo hari ini mesti
> > diakui sebagai kegagalan kita menafsirkan sejarah masa lalu untuk
> > dikontekstualisasikan dalam konteks kekinian.
> >
> > Politik seperti telah menjadi sumbu perubahan sosial yang kemudian
> > dijalankan secara paranoid oleh aktor-aktor politik lokal. Konsolidasi
> > negatif di tubuh elit ini kemudian mencoba legitimasi di tingkat massa
> > dengan melakukan pola representasi purba ala Orde Baru.
> >
> > Saya sepakat dengan Kierkegard, bahwa hidup ini dijalani kedepan, namun
> > mesti dipahami kebelakang..
> >
> > Salam.
> >
> >
> > Funco Tanipu
> >
> >
> >
> > Pada 19 April 2009 20:26, basriamin <basria...@...> menulis:
> >
> > >
> > >
> > > Thanks infonya Femmy, saya salah berarti he..he. Saya kira Mei. 
> Ternyata 19
> > > MARET toh. Itu sudah Ultah yg keberapa? Tapi sudal lewat berarti…
> > >
> > > Jumat kemarin (17/4), saya menemukan dua terbitan (buku kecil) 
> tahun 1960an
> > > yg mengulas sedikit ttg Kota Gorontalo. Kedua naskah ini menarik 
> karena kita
> > > sama2 tahu publikasi ttg Gorontalo relatif sedikit pada masa itu. 
> Tradisi
> > > tulisan kita relatif terbatas, jika dibandingkan dgn tradisi lisan
> > > ("wulito").
> > >
> > > Adalah Seksi Penerangan Panitia HUT Sewindu Kotamadya Gorontalo 20 
> Mei 1968
> > > (tanpa nama yg jelas) yg menerbitkan brosur "Asal Usul Kota 
> Gorontalo". Dari
> > > dokumen inilah saya menduga Ultah Kota Gorontalo itu tanggal 20 Mei.
> > >
> > > Dokumen ini mencatat bahwa Gorontalo ditetapkan menjadi Kotapraja
> > > berdasarkan UU N0. 29 tahun 1959. Enam tahun kemudian, oleh UU No. 
> 18 tahun
> > > 1965, Gorontalo berubah menjadi "Kotamadya Gorontalo". Tampaknya, 
> periode
> > > inilah yang diperingati sebagai Hut Kota Gorontalo, terhitung 
> sejak 20 Mei
> > > tahun 1959.
> > >
> > > Adapun utk 19 Maret tentu punya rujukan yang lain, dan sudah tentu 
> tanggal
> > > inilah yang tepat dan terbaik, dengan alasan-alasan dan kesepakatan yg
> > > sangat memadai. Saya kuat menduga bahwa 19 Maret itu lebih merujuk 
> kepada
> > > "fakta peradaban" Gorontalo dalam melahirkan sebuah Kota.
> > >
> > > Dokumen terbitan 1968 ini mencatat peranan besar Sultan Botutihe yg
> > > membangun sebuah "bendar" di wilayah Hulontalo, dan demi tujuan 
> ideal inilah
> > > Ibukota dipindahkan dari Dungingi ke "lokasi inti" di mana Kota berada
> > > sekarang ini (sekitar Jln. A. Yani, Sudirman, Botutihe dan Ejato). INI
> > > terjadi pada 6 Sya'ban 1140-Hijriyah atau 1728-Masehi. (Catatan: 
> Peta Kota
> > > Gorontalo rancangan Botutihe pernah diterbitkan oleh Bastian 
> 193oan. Akan
> > > saya coba ringkaskan pd kesempatan berikutnya). Agak berbeda sdkt 
> dengan
> > > dokumen ini, tulisan Kuno Kaluku ("Lukisan Segi Kebudayaan dari 
> Limo Lo
> > > Pohalaa", 1965), Beliau menyebut 1140 Hijriyah itu dengan 1756 
> Masehi. Hal
> > > lain yg membutuhkan uraian yg lebih memadai adalah ttg sosok dan peran
> > > Sultan Botutihe dan kota Gorontalo. Beliau naik tahta 9 Juli 1737 dan
> > > memerintah sampai 1757 (baca: buku Limo Lo Pohalaa hasil prakarsa 
> Bpk Alex
> > > Sato Bya, 2005: 157-178). Kalau demikian, maka keterangan yg kita 
> peroleh
> > > dari buku Kuno Kaluku yg menyatakan 1756 Masehi yg sepadan dgn 
> 114o-Hijriyah
> > > sebagai tahun "berdirinya" ibu Kota atau "bendar" Gorontalo lebih 
> (mungkin)
> > > benar. Sementara keterangan Seksi Penerangan Panitian HUT Sewindu 
> Gorontalo
> > > terbitan 1968 tsbt masih bisa kita pertanyakan. (Catatan: bagi 
> teman2 yg
> > > paham ilmu Falaq bisa membantu bagaimana cara kita memastikan 1140 
> Hijriyah
> > > itu sama dgn tahun berapa dalam tahun Masehi?)
> > >
> > > Cukup banyak dokumen yg menuliskan prestasi Sultan Botutihe dalam 
> membangun
> > > "bendar/kota" Gorontalo, dan karena faktor inilah sehingga 
> kemudian Beliau
> > > dianugerahi "Ilomata" yg ke-4. Ilomata yg lain: Pertama, Ilahudu 
> (pencipta
> > > negara kesatuan Hulontalagi); kedua, Motolodula (menjadikan Islam 
> dipeluk
> > > oleh rakyat Gorontalo, yg sebelumnya "alifuru"); ketiga, Ejato 
> (peletak
> > > dasar2 kehidupan kultural); dan keempat, Botutihe (peletak dasar2 
> kehidupan
> > > ekonomi). Demikianlah menurut dokumen 40 tahun lalu ini. Dalam 
> dokumen yg
> > > sama, berdasarkan keterangan Daud Kaluku, Ilomata berasal dari 
> kata "Iloma:
> > > Sa", artinya "Orang yg menguasai masa/zaman". Konon konsonan "s" 
> tdk begitu
> > > akrab dalam bahasa Gorontalo, jadi berubah menjadi "Iloma-ta". 
> (Untuk isu
> > > ini, mohon dicermati, karena paragraf ttg bagian ini relatif kabur 
> teks-nya
> > > dalam dokumen).
> > >
> > > Cukup menarik dicermati karena "tata kota" Gorontalo yg dirancang 
> abad 18
> > > itu memang terkesan elitis dan sentralistik. Alasannya antara lain 
> karena
> > > dengan cara itu Gorontalo bisa lebih kuat menghadapi serangan penjajah
> > > Belanda. Oleh dokumen ini dikatakan bahwa tidak ada keterangan yg 
> menyatakan
> > > penyebutan Kota Gorontalo sebagai "bendar", dan sejak tahun kapan 
> Botutihe
> > > berhasil membangun cita-citanya utk Bendar Gorontalo. Umumnya, 
> orang-orang
> > > di sekitar wilayah ini menyebut lokasi "Kota" (seperti yg sdh 
> terbiasa kita
> > > sebut sekarang) dengan sebutan "Bele", dan bukan Kota. (INI cukup 
> mirip dgn
> > > sebutan "Balai" (Melayu), atau "Balla" (Bugis/Makassar).
> > >
> > > Di luar lokasi Kota, umumnya rumah-rumah tidak permanen, sebagian 
> besar
> > > seperti gubuk bertiang kayu (sebagai tempat persinggahan atau utk para
> > > penjaga ladang). Sehingga orang2 yg mau ke wilayah ini menyatakan 
> "saya mau
> > > ke Belle" (maksudnya ke lokasi Kota sekarang ini). Kalau tidak 
> salah, masih
> > > bisa kita temukan beberapa rumah yg bertuliskan "Belle" saat ini 
> di Kota
> > > Gorontalo, misalnya Rumah Pak Nusi dan sebuah rumah kecil (Belle 
> Bone?) di
> > > samping tempat makan milu siram/Binte Biluhuta dan tinutuan (Ci' Kia).
> > >
> > > Adalah asisten residen Belanda Van Baak (1863) yg mulai mengatur 
> teritori
> > > kota sesuai kepentingan pengaturan pemerintahan kolonial dalam bentuk
> > > kampung dan distrik-distrik, di mana wilayah kota menjadi "distrik 
> Kotta",
> > > yg kemudian setelah merdeka menjadi ke-wedanan, dst...
> > >
> > > Maaf, catatan ini sudah agak panjang, tapi semoga ada manfaatnya. Akan
> > > disambung lagi di waktu2 mendatang...Yang jelas, kita masih pantas 
> bertanya,
> > > Ultah Kota Gorontalo saat ini mengikuti dasar tahun yg mana? Dan 
> "kemana"
> > > arah masa depan Kota Gorontalo kita?
> > >
> > > Terima kasih,
> > > Wassalam,
> > >
> > > Basri
> > >
> > > --- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com 
> <mailto:gorontalomaju2020%40yahoogroups.com><gorontalomaju2020%40yahoogroups.com>,
> > > femmy_gp@ wrote:
> > > >
> > > > Kak Basri, ultah kota itu tgl 19 maret
> > > > Powered by Telkomsel BlackBerry®
> > > >
> > > > -----Original Message-----
> > > > From: "basriamin" <basriamin@>
> > > >
> > > > Date: Sat, 18 Apr 2009 20:12:37
> > > > To: <gorontalomaju2020@yahoogroups.com 
> <mailto:gorontalomaju2020%40yahoogroups.com><gorontalomaju2020%40yahoogroups.com>
> > > >
> > > > Subject: [GM2020] Ultah Kota Gorontalo?
> > > >
> > > >
> > > > Ass Teman2 GM-2020,
> > > >
> > > > Saya bermaksud bertanya, kapan sebenarnya hari/tanggal Ultah Kota
> > > Gorontalo? Kalau saya tdk keliru itu pada bulan Mei, tapi tanggal 
> pastinya
> > > saya tidak tahu. Saya pernah menulis dua kali ttg kota Gorontalo tapi
> > > arsipnya tersimpan di Hunggaluwa.
> > > >
> > > > Mungkin ada baiknya komunitas "GM-2020" bisa menjadi bagian yg lebih
> > > aktif menyuguhkan masukan-masukan yg berguna bagi "Kota Gorontalo".
> > > Bagaimanapun, ruh, karakter dan wajah Gorontalo kita secara 
> keseluruhan
> > > sedikit banyaknya bisa terlihat dari "tampilan" kota-nya.
> > > >
> > > > Kita bisa mendiskusikan isu demi isu atau hal-hal apa saja yg 
> relevan utk
> > > Kota Gorontalo di Ultah-nya tahun 2009 ini. INI ajakan utk kita 
> bincangkan
> > > bersama-sama...Siapa tahu bisa menjadi sesuatu yg berarti di alam 
> nyata!
> > > >
> > > > Salam hangat
> > > >
> > > > Basri
> > > >
> > > > Note: Menarik utk kita perhatikan bagaimana dua komunitas ini 
> demikian
> > > aktif membangun daerahnya, seperti: (1). 
> http://www.rumahdunia.net/ <http://www.rumahdunia.net/> DAN
> > > (2). http://www.panyingkul.com/ <http://www.panyingkul.com/>
> > > >
> > >
> > >
> > >
> >
>
> 



------------------------------------

Majulah Gorontalo kita!Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/gorontalomaju2020/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/gorontalomaju2020/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:gorontalomaju2020-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:gorontalomaju2020-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    gorontalomaju2020-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to