menurut bahasa gorontalo versinya ricky, bo mo'o tata'a huwango wale pak... ecapede bagitu dang.. mo kritik atau mo kriting debo sama depe hasil.. egepe... dapa inga teman dulu di salah satu harian di manado bilang, bahwa rata-rata koran kita itu masih sistem KEJAR SETORAN.. apalagi musim kampanye barusan... ta dumpul pasti..
FYI, orang tua ybs sekarang sangat terpukul.. seperti saya posting kemaren, rumah si bocah ini hanya 2 blok dari kompleks saya, jadi saya tahu "hampir" persis keadaan keluarganya apalagi hampir setiap hari saya lewat depan rumahnya.. sejak pemberitaan yang HEBOH oleh harian kita mereka menjadi tertutup dan agak sulit untuk ditemui. menurut penuturan si bocah, foto dia ambil sendiri 'sekedar iseng pastinya' untuk koleksi pribadi, dan berdasarkan kesaksian teman2nya *saya sendiri sempat menanyakan langsung ke teman2nya* bahwa latar dalam foto itu benar dan asli 100% kamar pribadi si bocah --yang berada di bagian tengah rumah ybs--. beberapa hari kemudian si bocah kehilangan HP, dia gak tau persis hilang dimana, barangakali katanya hilang di bentor atau di kelas ketika istirahat.. kecurigaan saya, HP itu hilang di sekolah, karena pertama kali beredar di lingkungan sekolah si bocah. dan kebetulan sekali lagi, sekolahnya dekat dengan kompleks saya hehehe.. sayang, gorontalopost terlalu berlebihan mengekspos sesuatu yang tidak patut untuk ukuran bocah.. ketika ada yang mau somasi harian kita atas kasus2 pencemaran nama baik yg dilakukan harian kita, mereka lantas berkoar2 tentang kebebasan pers sekalian memagarbetis dengan pengacara2 yg dianggap terkenal di kampung ini, sayang mereka tidak pernah berpikir tentang hak-hak pribadi seseorang *tanpa crosscheck dulu* apalagi seseorang yg masih harus dilindungi dan diberi bimbingan bukan dicerca dan dimaki. siapa sebetulnya yang melanggar UU antipornografi, si anak yg sekedar iseng untuk kesenangan pribadi atau si harian kita yg tanpa tedeng aling-aling tanpa sensor memetakan dengan sangat rapi detail bagian tubuh vital seorang bocah?????