Bung Toti juga benar dan bung Acep juga tdk salah, memang yg menjadi kendala kepala dinas digrtlo itu sulit mencari org yg bisa sesuai dgn bidangnya karena SDMnya eta2 kene......Bukan hanya dinas pariwisata saja, ada juga dinas2 lain contohnya kadis pertambangan sebelum digabung dgn kehutanan itu kadisnya tdk tahu sama skali soal tambang, kemudian diganti lagi dgn kadis yg bidangnya sospol...saya lupa namanya. Pak Hendri Djuna juga dulu pernah menjadi kadis pertambangan, padahal bidangnya teknik pekerjaan umum. Sebelum pak H. Djuna, bpk Umar Hatibi yg bidangnya ekonomi umum. Memang agak sulit karena menyangkut golongan kepangkatan dalam struktur PNS. Sedangkan yg pintar2 masih golongan 3, boleh jadi yg pintar2 ini bagian yg capeknya...hihihi. Menurut saya munkin jabatan ini hanya untuk koordinasi saja. Mudah2an mahasiswa dari gtlo yg mengambil bidang pariwisata bisa kembali kegorontalo utk mengembangkan pariwisata disana. semoga. salam del, warga bonbol kecamatan bandung utara.
--- On Tue, 5/26/09, toti lamusu <toti_lam...@yahoo.com> wrote: From: toti lamusu <toti_lam...@yahoo.com> Subject: Re: [GM2020] solusi buat kang toti To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Tuesday, May 26, 2009, 5:21 AM kang asep , kumaha damang ? masih di tahun 2008 , saya sudah memberikan sebuah nama , yang juga familiar dan sudah menjabat di salah satu kabupaten yang menjadi bagian dari propinsi gorontalo untuk di 'switch' dengan yang menjabat sekarang , tetapi gorontalo 1 nggak mau dengar . selalu yang diangkat yang berlatar belakang tehnik yang nota bene nggak menguasai bidangnya . (sama halnya sby juga mengangkat 'zero' jero wacik menjadi menteri dishupbar , disbudpar atau apapun namanya untuk menjabat pada posisi yang seharusnya dapat menjadi gantungan bagi banyak nafkah bangsa ini , namun beliau tetap ngotot dengan menteri yang tidak menguasai bahasa asing . jadinya kalau ada pertemuan dengan delegasi asing menjadi sangat 'boring/menjemukan' bagi ybs dan pada akhirnya malas hadir . dan seperti mudah dibayangkan , pariwisata indonesia jalan di tempat , he he he . jadi kalau pariwisata gorontalo hanya jalan di tempat , di indonesia juga pariwisata 'podo wae' , karena harusnya yang dicapai maksimal , hasilnya hanya sebatas 'gugur kewajiban ' menyelenggarakan sesuatu kewajiban saja . gorontalo 1 telah mengantongi nama yang akan bisa berbuat lebih , tapi itu tadi , merasa paling pintar , ya nggak peduli pariwisata jalan ditempat atau pariwisata bisa mempekerjakan sekian banyak orang dan memberi makan lebih banyak mulut .. salam dan maaf , tot --- On Mon, 5/25/09, Metro Proses Gorontalo <redaksi_proses@ yahoo.com> wrote: From: Metro Proses Gorontalo <redaksi_proses@ yahoo.com> Subject: [GM2020] solusi buat kang toti To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Date: Monday, May 25, 2009, 8:35 PM sejauh yg sy tau dn pahami selma ini, klw sy melakukan protes ke G1 selalu dilampiri dg solusi atau jln keluar dn prtimbangan2, sehingga dia tdk kebingungan. nah, klw kang toti kemudian bilang kadispar jelek dn tdk sesuai tupoksi, lalu siapa yg pantas dan layak...? ntar saya sampaikan k beliau.... mangacep_tea --- Pada Ming, 24/5/09, toti lamusu <toti_lamusu@ yahoo.com> menulis: Dari: toti lamusu <toti_lamusu@ yahoo.com> Topik: [GM2020] sms buat gorontalo 1 untuk festival otanaha ke 3 Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Tanggal: Minggu, 24 Mei, 2009, 4:43 AM kemarin malam sabtu 23 mei 2009 saya menyempatkan diri menyaksikan festival otanaha ke 3 yang diselenggarakan di patung pak nani /taruna . saya sempatkan ngirim sms ke gorontalo 1 ' isn't it stupid to have otanaha festival right in front of your nose . doesn't dju'una has a better name for his festival ? menyedihkan memang , kalau benar ini adalah festival yang ke 3 , benar-benar dungu kita semua dan juga dungu gorontalo 1 yang mengangkat pejabat yang tidak menguasai bidangnya . dulu di zaman soekarno ada istilah populer untuk selalu menempatkan 'the right man on the right place' . koq kita masih juga belum belajar dari sejarah ? sebelum ini saya sudah dengar insiden ketika kepala pariwisata propinsi kabur dari rapat dengan petinggi pariwisata pusat , dan bukan hanya beliau , tetapi bawahannya juga diajak kabur bersama . bulan mei ini adalah bulan ke 5 dari tahun kunjungan wisata gorontalo , yang digagas nurdin mokoginta . saya tidak tahu sudah berapa banyak yang dapat dijaring sampai sejauh ini .ketika ybs 'launched' tahun kunjungan wisata di saat pemilu , saya langsung menyurati gorontalo 1 untuk memajukannya ke 2008 atau mengundurkannya ke tahun 2010, surat dikirimkan di tahun 2007 . tapi tampaknya mantan kepala dinas pekerjaan umum ini tidak bergeming . maju terus dan inilah hasilnya . tampaknya ada kesukaan dan kegemaran gorontalo 1 untuk mengangkat orang-orang tehnik yang tidak menguasai bidangnya untuk duduk di dinas pariwisata . menyedihkan , pariwisata yang seharusnya bisa menampung banyak tenaga kerja , hanya jalan di tempat , karena ketidak mampuan pejabat-pejabat yang diangkat . saya masih berharap bahwa bawahan ataupun jajaran yang duduk bisa menutupi kekurangan pimpinannya , namun impian itu tinggallah impian . 20 mei lalu saya sempat menyaksikan parade dalam rangkaian peringatan ulang tahun gorontalo ke 281 , menyedihkan , dari dinas pariwisata sebagai penyelenggara festival ini seolah bebal dengan masukan dan kritikan . kenapa saya menyebutkan demikian ? tampaknya kesalalahn yang sama dilakukan lagi . ketika festival dilangsungkan tahun 2008 , gorontalo 1 tidak berada di tempat , alhasil yang menikmati festival ini hanyalah para petinggi propinsi dan kota dan bukan diselenggarakan untuk dinikmati wisatawan ataupun warga gorontalo . jika dari tahun ke tahun , festival ini tidak dapat ditingkatkan , sayang sekali . kita hanya menempatkan pejabat-pejabat yang tidak tahu apa yang harus dilakukaknya dan uang rakyat dan negara diboroskan untuk menggaji sdm yang tidak menguasai bidangnya . terus sampai kapan kita harus seperti ini ? salam , tot Warnai pesan status dengan Emoticon. Sekarang bisa dengan Yahoo! Messenger baru.