saya jadi terkagum-kagum membaca tulisan bung basri amin . sangat detail dan njlimet , bravo untuk sebuah tulisan yang sangat inspiratif . meskipun saya sendiri belum sempat ke tilburg di negeri belanda .
beberapa hari lalu saya sempat membaca lewat tribun atau gorontalo post edisi lama dimana ada tulisan tentang gorontalo menghargai para walikotanya . dimana rombongan pemda berbondong-bondong ziarah dari kuburan walikota satu ke walikota yang lainnya .saya jadi senyum mencibir , walikota mana yang berjasa ? ketika walikota medi botutihe berkuasa salah satu bangunan mahakarya gorontalo dihancurkan , diratakan dengan tanah hanya untuk membangun sebuah hotel yang dinamakan hotel quality yang dalam arsitekturnya sangat bersahaja . saya sempat mengalami masa ketika gorontalo di bawah pak taki niode sampai pak jusuf bilondatu dan walikota sesudah itu sudah tidak di gorontalo sampai pak medi botutihe . sayang dari satu walikota ke walikota berikutnya , menurut penilaian saya tidak ada yang cukup berjasa untuk dikenang , hanya menghabiskan masa pemerintahannya saja . sebentar lagi saya juga mencemaskan akan ratanya rumah-rumah panggung di seantero gorontalo hanya karena sebagian penguasa kita senang tukar guling dan menggantinya dengan bangunan modern . lupa kalau 'our heritage is our future' . seandainya ada walikota yang dapat memelihara warisan dari rumah panggung gorontalo ataupun menganjurkan warga kota membangun dengan arsitektur lama , bukan tidak mungkin kita bisa meminta unesco untuk menjadikan status gorontalo menjadi kota warisan budaya dunia yang perlu dilestarikan , jadi ingat luang prabang di laos dan praha di czecho . ini walikota dan gubernur secara bersama malah menghancurkan/meratakan dengan tanah bangunan yang masih berfungsi dengan baik dan yang paling menyakitkan sebuah mahakarya dari bangunan di gorontalo. rumah panggung yang ada di seluruh propinsi adalah asset dari pariwisata gorontalo , jika kita segera sadar . karena rumah panggung juga terdiri dari rumah panggung komunitas pribumi gorontalo asli , keturunan jawa tondano (di yosonegoro) , komunitas belanda dan komunitas cina . sedikit kejelian anda butuhkan untuk dapat melihat keindahan dari rumah-rumah panggung yang ada . karena saya juga menemukan rumah panggung dimana ada anak bujang yang menjadi penghuninya . dan bahwa kearifan lokal banyak dimiliki di rumah-rumah yang mungkin bagi sebagian pembuat keputusan dianggap kuno . untuk gorontalo , syukur masih ada seorang rachmat gobel yang membuatkan rumah adat dulohupa (meskipun juga sempat melakukan pembalakan hutan dalam pembangunannya) karena saya tidak dapat membayangkan bagaimana gorontalo tanpa dulohupa , yang meskipun sampai saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal dan masih tumpang tindih kekuasaan petinggi gorontalo kita yang merasa menjadi pemilik kekuasaan . karena sampai hari ini gorontalo sebagai ibukota propinsi belum memiliki sebuah museum negeri , sementara di museum negeri di manado ada sekitar 500an jenis koleksi etnografis yang hanya digudangkan . kalau di helsinki , finland hampir setiap radius 100 meter ada museum , nah gorontalo kita yang sudah menjadi propinsi sendiri masih belum memiliki museum . yokohama , japan yang hanya sebuah kota pelabuhan bahkan memiliki museum boneka . saya sendiri berkeinginan untuk membuat sebuah museum perangko dari koleksi perangko yang saya himpun sejak di smp satu dan dari perjalanan melanglang jagad . tapi masak propinsi harus kalah dengan saya ? saya takut nanti dikira riya sedangkan masih ada seorang gorontalo satu yang disanjung-sanjung seantero indonesia , yang sudah seharusnya bisa merealisasikan museum gorontalo . atau paling tidak nyonyanya yang terpilih mewakili dpd gorontalo menjadi kenyataan , membangun sebuah museum sehingga warga gorontalo dan dunia bisa menggali dan mendapatkan inspirasi dari museum tersebut . tulisan bung basri amin memberikan inspirasi bagi saya untuk menuangkan apa yang ada dalam pikiran saya yang seharusnya dimiliki gorontalo dan agar para petinggi kita jangan sembarangan dalam menghancurkan bangunan-bangunan yang ada . bukan tidak mungkin bangunan tersebut bisa menjadikan gorontalo menjadi salah satu kota cagar budaya yang dilindungi unesco . bukan dengan menghancurkan bangunan mahakarya gorontalo , itu dilakukan oleh seorang yang sangat bangga dengan keturunan sultan gorontalo dengan gorontalo satu yang seharusnya menjadi 'patron saint' gorontalo . oops , apakah saya salah komentar ? salam , tot