Bung Taufik, postingannya mengingatkan saya wkt itu datang ke lombongo yg sementara dibangun. Wah tdk kebayang entah ide dari mana ada perluasan kolam menempati DAS dan pada daerah labil. Sambil saya mengamati situasi yg total berubah dari suasana yg dulu, terbersit dlm hati, ini pemandian lombongo milik masarakat suwawa knapa jd dibikin seenaknya oleh bupati tanpa memperhitungkan kondisi alamnya??. Saya beritahu kesdr2 saya disuwawa bakalan sia2 dana utk membangun kolam dan bungalow dilombongo itu. Stlah dari lombongo saya sempat menemui bos zainudin bbrpa tahun sblum beliau jd bupati pohuato...saya bilang pembangunan kolam dilombongo itu tdk sesuai dgn kondisi tanah disana. Daerah lombongo selain rawan banjir juga rawan rayapan tanah...tapi kayaknya obrolan saya dgn sahabat wkt dimanado ini, kurang mendapat tanggapan krn yg penting proyek jalan terus dan ada unsur manipulasinya juga.....kata org2 disuwawa, wallahu a'lam. Wkt itu bupatinya msh baru dan skrg sedang menjabat....dan bos zainudin dipilih menangani tmpat wisata itu krn dinilai berhasil mengelola tmpat wisata air panas pentadio.....saking kesalnya, saya diskusikan kasus lombongo ini melalui wakil rakyat wkt itu msh aktif, yaitu om saya Fauzi wartabone, saya katakan bhw pembangunan dilombongo itu bakalan mubasir....dan trnyata dia juga tdk setuju ada pembangunan kolam baru dan bungalow disana..... Akhirnya...tdk lama kemudian terjadilah banjir bandang....dan sdr2 sy disww yg sempat dibritahu masalah kasus lombongo, menelpon kesaya bhw lombongo rusak parah....krn masih terngiang dalam kuping mereka apa yg sy katakan...............dan apa hendak dikata ahirnya smua hancur sudah....uang rakyat ludes.. Sebagai info bhw pemandian lombongo tdk sama dgn pentadio atau tmpat wisata air panas lain di gtlo....struktur tanahnya sangat labil....stiap turun hujan slalu ada muatan sedimen yg meluncur dari atas bukit....jadi penanganannya hrs berbeda...tdk sembarangan membangun dikawasan ini. Dulu kolam renang ini dibangun secara gotong royong oleh masarakat suwawa, tdk ada unsur bisnis krn peruntukannya utk keluarga dan masarakat suwawa. Tahun 60an saya sering diajak menginap dilombongo yg dulu msh mempunyai tempat peristirahatan diatas kolam aslinya. Mungkin bangunan itu sdh ga ada lagi krn tdk ada dana perawatan. Dimalam hari kita masih bisa melihat anoa (sapi hutan) dan rusa jika terkena lampu senter. Suasana memang sangat menyegarkan, krn masih banyak perkebunan coklat dan pepohanan yg rindang di sekitar air panas. Ide pemandian lombongo ini dari almarhum kakek saya yg menampung aliran air panas yg mengalir ke kali kecil dibawah kolam asli........kini yg jadi saksi bisu adalah pohon beringin dekat kolam itu.....oleh sebab itu tdk heran kalo sdr saya rum kono meneteskan air mata...disamping dia sebagai asli orang lombongo, dan beliau tahu asal usul mengapa ada pemandian air panas disitu. Jadi memang harus hati2 membangun disuwawa kalo dlm hati ada niat atau ada unsur keserakahan dan ingin mengeruk keuntungan diatas penderitaan org banyak, krn lombongo bukan dibangun untuk komersil, tp melainkan utk kepuasan masarakat suwawa dan sekitarnya yg ingin berkunjung kelokasi air panas ini. Oleh karena beberapa tahun kebelakang makin banyak wisatawan berkunjung kelombongo, ahirnya malah dikomersilkan oleh pejabat setempat utk dibangun infra struktur yg tdk tau asal usulnya kondisi dilombongo...... .........dan inilah akibatnya...... smuanya ludes...... sekian sekilas info ttg lombongo..................... salam del....asal suwawa kodya Bandung selamat menjalankan ibadah shaum smoga kita mndapat magfirah dari Allah swt...amin
________________________________ From: Taufik Polapa <icky...@yahoo.com> To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Sent: Friday, September 4, 2009 10:29:30 PM Subject: [GM2020] WISATA LOMBONGO KAB. BONE BOLANGO SANGAT MEMPRIHATINKAN KONDISINYA. [21 Attachments] [Attachment(s) from Taufik Polapa included below] WISATA LOMBONGO KAB. BONE BOLANGO SANGAT MEMPRIHATINKAN KONDISINYA. Bagi masyarakat Gorontalo yang pernah berkunjung ke Wisata Pemandian Air Panas Lombongo yang terletak di daerah Kec. Suwawa Kab. Bone Bolango 20 tahun yang lalu tentu saja tidak menyangka jika di bandingkan Konisi Tempat Wisata tersebut saat ini. Masih terbayang dalam ingatan 20 tahun yang lalu jika berkunjung ke Pemandian Air Panas Lombongo Suasana masih sangat alami penuh dengan Pohon-Pohon besar yang sangat Rindang, dan batu2 cadas yang di aliri oleh air yang bersumber dari gunung yang berada di daerah tersebut. Tapi saat ini yang terlihat Pohon2 tersebut sudah banyak yang di tumbangkan, dan sempat dilakukan Renovasi secara besar-besaran melalui proyek dengan Anggaran Kurang Lebih 7 M sewaktu BonBol masih ada di bawah kekuasan Kabupaten Gorontalo yang di Pimpin oleh Bupati Ahmad Pakaya. Masih terlihat Jelas dalam Prasasti penanda tanganan Proyek Pengembangan Wisata Lombongo tertera dengan Jelas Nama BUpati Ahmad Pakaya di tahun 2000 bulan Agustus. Pemandangan saat ini yang terlihat jelas adalah Sebuah Kolam yang di buat oleh Kontraktor pada saat itu saat ini Kolam Mandi yang di buat di tahun 2000 tersebut tidak lagi bisa di gunakan karena dalam Bak Kolam tersebut terisi dengan Rumput yang sudah semakin tinggi dan Tribun tempat duduk yang di bangun secara megah tersebut saat ini banyak di hiasi oleh kumpulan Tai Kambing. Justru yang masih terlihat bertahan dan awet adalah Kolam Renang Air Panas yang sudah ada sejak sebelum adanya Proyek tersebut. Bahkan tetap terlihat Kokoh dan masih bisa di pergunakan oleh pengunjung. DI satu sisi Pohon2 yang dahulunya rindang di bawahnya terletak batu2 cadas mirip utk perlombaan Arung jeram saat ini hanyalah tinggal kenangan, pohon2 raksasa tersebut saat ini sudah tdk terlihat lagi., sehingga terlihat kondisi alam sangat memperihatinkan terkesan gersang. yang tampak hanyalah sekumpulan sapi-sapi yang tengah asyik menikmati rerumputan di sekitar aliran sungai. Ada beberapa tempat beristirahat yang didirikan begitu megah terkesan tdk terurus sehingga terlihat kumuh dan tdk layak utk menjadi tempat persitirahatan. banyak sekali fasilitas yang di bangun terbengkalai begitu saja tanpa ada perbaikan dan maintanance terkesan asal jadi dan mengejar proyek selesai saja setelah itu tdk di perhatikan. Saya sempat bertanya kepada salah satu masyarakat yang asli berada di sekitar lokasi tersebut mengatakan bahwa Tokoh masyarakat Suwawa yang saat ini berdomisli di jkt yakni Bpk Roem Kono pernah berkunjung ke Lombongo dan sempat meneteskan air mata pada saat melihat Kondisi Lombongo saat ini yang tentu saja mempunyai arti dan makna yang sangat dalam terhadap pribadi Roem kono yang memiliki kenangan semasa berada di Suwawa. Semoga Pemerintah daerah bisa memperhatikan dan melestarikan Wisata yang pernah menjadi Kebanggaan masyarakat Gorontalo di era tahun 70 dan 80-an. Berikut saya upload ke Milist foto2 yang sengaja saya ambil agar antar tulisan dan foto bisa selaras... semoga bermanfaat buat teman2 yang belum pernah berkunjung ke daerah tersebut. dan tertarik utk melihat secara langsung. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Wassalam, TP