Pemberian fasilitas
mobil mewah untuk para pejabat
dan  fasilitas kendaraan bekas untuk Rakyat
 

Sungguh Ironi bangsa ini dimana masih tinggi tingkat
kemisminan, Pengangguran,
Anggka Kurang Gizi, Putus Sekolah, dan buruknya layanan kesehatan untuk 
masyarakat,
pemerintah SBY yang katanya di pilih rakyat (walau tidak semua memilihnya)
menghambur-hamburkan  uang untuk membeli
mobil mewah untuk para pejabat negara,Tidak hanya para menteri, pimpinan dewan
juga mendapat jatah yang sama, Sekretariat Negara membagi-bagikan 150 unit
mobil itu kepada para pejabat tinggi negara.

Sungguh Sebuah DOSA besar yang dilakukan oleh para pejabat Tinggi negera,sebuah
penistaan atas amanat kepercayaan rakyat,dimana saat pemilu semua memberi janji
manis tidak perduli dari partai oposisi atau partai Koalisi pemerintah, semua
berjanji manis, tapi apa boleh di kata Tabiat dari para pejabat yang 
hanya"memanfaatkan
rakyat " jika ada maunya pun terulang,kekecewaan puluhan tahun terulang
kembali, pejabat saat ini sama saja dengan Zaman Soeharto.

Mungkinkah semboyan "Bisa" yang di dengungkan partai penguasa saat
ini adalah kependekan dari "bisa membodohi rakyat,Bisa memaksimalkan
Korupsi, dan Bisa-bisa lainya seperti Ular yang berbisa".Melihat Kelakuan
dari para pejabat rasa pesimistis pasti telah melekat di sanubari Rakyat. 
Pemberian
mobil dinas itu adalah sebuah akal bulus untuk menghabiskan anggaran negara,
belum menunjukan kinerjanya  dalam seratus
hari,tetapi sudah minta fasilitas mewah.

Coba bandinkan dengan fasilitas yang di terima oleh rakyat (plat kuning)kita
bisa saksikan di jalan-jalan dimana hampir sebagian besar pemilik sah bangsa
ini (rakyat Indonesia) mendapat fasilitas kendaraan butut yang mengantar mereka
menjalani kehidupan, dengan adanya Impor mobil bekas untuk kendaraan Umum,
Impor kereta bekas untuk, fasilitas Umum, mengapa hal itu
tidak dilakukan untuk jatah kendaraan pejabat  saja,yaitu import mobil bekas 
untuk para
pejabat yang sekarang.

Dan saat ini di balik fasilitas mewah, banyak kendaraan plat merah yang di
pakai untuk kepentingan pribadi, di pakai jalan-jalan ke MAll, Atau pelesiran
ke daerah-daerah wisata. Baik pejabat di pusat maupun daerah sama saja.Mungkin
sudah saatnya di buat jajak pendapat kepada masyarakat perlukah seorang pejabat
mendapat fasilitas yang lux, sedangkan rakyat  menderita. Masih teringat di 
benak kita mengenai kasus Lapindo yang
sampai ini masih terkatung-katung, dimana ribuaan Orang menderita karenanya,
tetapi apa reaksi pejabat.. hanya sebuah retorika tidak ada penyelesaian secara
komprehensif dan menyeluruh untuk rakyatnya.



Alasan pergantian kendaraan juga sangat lucu. Sekretariat
Negara beranggapan bahwa mobil yang lama patut diganti karena sering masuk
bengkel. Alasan yang menurut kita mengada-ada dan hanya berdalih dari sesuatu
yang menjadi sorotan publik.
 
Sangat kontras dengan mereka yang juga menjadi pejabat di
negara lain padahal kalau mau dibandingan, kehidupan ekonomi di negara-negara
yang kita sebutkan di atas jauh lebih baik daripada kita.Kalau keadaan ini
dibiarkan maka ujung-ujungnya hanyalah masalah waktu bahwa rakyat akan marah
dan menyimpan kekecewaan. 
Masyarakat yang sulit mencari nafkah dan hidup  dari hari ke hari, tidak pernah 
membayangkan
besarnya uang miliaran rupiah. Karena itu mereka akan sangat mudah terprovokasi
kalau menyaksikan parade mobil-mobil mewah itu di gedung pemerintah dan gedung
parlemen. Pemberi mandat hidup hina dan miskin sementara yang menerima mandat
hidup sesuka hati dalam kemewahannya.

Coba kita bandingkan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan angka
kemiskinan pada Maret 2009 sebesar 14,15% atau sebanyak 32,53 juta jiwa. sejak
2004--2009 angka kemiskinan hanya turun 2,45% dari 16,6% menjadi 14,15% atau
hanya berkurang 3,57 juta jiwa. atau kita bisa lihat angka penganguran terbuka
kita bisa dapatkan Angka Pengangguran 2009 Naik Jadi 9% Jumlah Pengangguran di
Indonesia 9,43 Juta Orang.

Sungguh sangat  ironis, dengan 150 Mobil
mewah dan fasilitas mewah yang di terima pejabat, padahal sebenarnya dana
pengadaan satu mobil itu bisa digunakan untuk besaiswa bagi masyarakat. Untuk
biaya pengadaan satu mobil bisa menggratiskan biaya pendidilan sekitar 2.300
siswa setingkat SMP dalam setahun,lalu bagaimana dangan 150 mobil, silahkan
anda kalikan sendiri.

Seandainya uang yang digunakan untuk diberikan sebagai fasilitas mewah di pakai
untuk kepentingan rakyat seperti membuatkan fasilitas untuk rakyat seperti
proyek perbaikan kendaran umum, atau pemberian perumahan murah untuk rakyat,
atau perbaikan Gizi untuk balita dan pemberantasan gizi buruk, atau pemberian
gratis pendidikan untuk seluruh rakyat Indonesia, atau
barangkali pengentasan kemiskinan dengan membuat perushaan yang membantu
mengurangi
kemiskinan, dan program-program pro kepada rakyat.
Memang alasan pemberian fasilitas
mewah untuk menekan angka korupsi, tetapi kenyataanya para pejabat yang
mendapat fasilitas mewah tetap korupsi, malah angka korupsi meningkat,
jadi benarkah pejabat yang mendapat gaji dan fasilitas tidak akan korupsi,
jawabnya tidak juga. jadi dari pada di berikan kepada pejabat yang korup yang
selalu mencari peluang untuk korupsi,
lebih baik di berikan untuk kesejahteraan rakyat bukan untuk kesejahteraan 
pejabat.

Apakah kita akan diam dan berpangku tangan melihat kesewenang-wenangan yang
terjadi, melihat drama pelecehan keadilan yang terus-menerus di pertontonkan
oleh para pejabat, tidakah anda marah, geram, gusar, melihat ini, mengapa untuk
rakyat selalu kekurangan dana, mengapa untuk Mobil yang tidak sepatutnya
pemerintah terlalu bermurah hati. Maka
saya mengajak kita sebagai rakyat perlu lebih jeli lagi untuk memilih para
pemimpin, pejabat yang akan bertarung menjadi calon calon pejabat daerah yang
hanya mempertontonkan kemewahan dan egoisme kelompoknya.

Salam,
ramang H demolingo
Warga desa Teratai Kecamatan Tabongo hasil pemekaran dari BATUDAA



      "Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com"

Kirim email ke