thanks..... seandaianya masih ada sukur....... namun anda juga harus melihat dengan melakukan pencarian sampel dari jumlah keseluruhan sehingga di capai nilai dari rata2,brapa prosen hingga ke batas toleransi. sehingga nilai statistiknya kedepan bisa didapatkan turun atau naik?. budaya kita lumer apa menguat. kalo sebutan bapu dan nene hanya sampel kecil dari nilai budaya kita yang menjadi kan kita belajar dari sekarang tentang yang terjadi .hingga kita menjadi salah orang yang turut bertanggung jawab.
--- Pada Rab, 6/1/10, Agus Lahinta <lahi...@gmail.com> menulis: Dari: Agus Lahinta <lahi...@gmail.com> Judul: Re: [GM2020] bapu wau tinene Kepada: "abdul ayub" <rasyid_a...@yahoo.com> Tanggal: Rabu, 6 Januari, 2010, 10:06 AM Bapak Rasyid Ayub, anda salah kalau mengenerate semuanya seperti itu. Tidak semua Pak yang panggil Opa atau Oma, ponakan saya di rumah menyapa Bapak saya dengan Bapu dan itu yang diajarkan oleh Bapak saya kepadanya, juga Nene kepada Ibu saya. Begitu juga waktu Nenek saya masih hidup diajarkan dengan menyapa Totu. So, mungkin hanya di daerah tempat anda tinggal yang begitu tapi jangan pukul rata sama. Karena rasa memiliki terhadap budaya itu tetap ada dalam diri anak bangsa. Temen saya yang dosen mengajarkan dan berbicara terhadap anak²nya dari kecil mengunakan bahasa Gorontalo dengan alasan agar supaya anak² mereka terbiasa dengan Bahasa Gorontalo walupun dia adalah dosen Bahasa Inggris, saya salute untuk usaha orang tua ini mengajarkan kebiasaan postif ini. Jadi tidak semuanya Pak Rasyid yang sudah melupakan dan tidak mengunakan kebiasaan Gorontalo. Di daerah Kota aja masih banyak yang mempertahankan kebiasaan itu, so jangan dulu ngambil kesimpulan dengan mengeneralisasi sebelum melihat ditempat lain. Bolo maapu sobat. ☺ ☺ ☺ Salam, Agus LahintaFrom: abdul ayub <rasyid_a...@yahoo.com> Date: Thu, 7 Jan 2010 00:15:27 +0800 (SGT)To: <gorontalomaju2020@yahoogroups.com>Subject: [GM2020] bapu wau tinene Sudah 8 bulan saya berada di Gorontalo tapi sampai detik ini saya tidak pernah lagi mendengar anak2 atau orang2 di sekeliling saya menyebut Bapu ataupun Nenek menjadi sebuah panggilan terhadap Ayah dari Bapak kita,semua tergantikan oleh Opa dan Oma. Ironis sekali bila kita bandingkan dengan orang Jawa yang masih memanggil dengan sebutan Eyang putri taupun Eyang kakung terhadapa orang2 tua dari Ayah mereka taupun Ibu. Tradisi Jawa mereka sangat terjaga sampai sekarang walau mereka sudah menjadi pejabat atau orang terkenal sekalipun.Begitupun dengan orang Batak mereka masih memanggil opung,dan mereka masih memegang silsilah dari setiap marga,hingga mereka hapal betul urutan keluarga dari tiap tingkatan,ini memudahkan mereka tahu dengan siapa mereke berhadapan paman ataupun opung dengan orang yang mereka tidak kenal sekalipun tapi memiliki marga yang sama. Tradisi di Gorontalo sudah mulai bergeser , dan lambat laun digantikan tradisi gengsi mengakui budaya sendiri. Malu dan sangat malu jika saya ikut ikutan memanggil opa ataupun oma untuk orang tua sekarang,karna dulu saya kecil memanggil kakek dengan sebutan Bapu dan nene' kebetulan kakek kami Namanya Bapu Lini(Bakari Ayub) .kata teman saya gengsi kalo manggil Bapu..karna bapu itu orangya tua renta kumal dan tidak intelek.apa benar? Saya sendiri bingung di rantau orang saya berusaha mengajarkan anak2 memanggil orangtua dengan nama Bapu,biar mereka tidak hilang ditelan budaya sunda dan jawa,saya ajarkan mereka tarian dana dana, polopalo,pakaian adat lengkap dengan tambi;onya.serta arti dari setiap pakaian adat, perbedaan antara pakaian raja dan rakyat yang dibedakan dengan tambi'o dari tiap urutan manik2 juga adab sopan santun ,dari cara duduk,makan dan sebagainya. Kenapa di Gorontalo sendiri semua terlihat Munafik,gensi dan sok berwibawa.hingga lupa daratan,lupa asal usul mereka dahulu. Munafik karena mereka dulu memanggil kakek dengan sebutan bapu,kini setelah tua mereka ingin di panggil opa.wuihhh keren,karena kata teman saya saya opa itu keren neces ,pakaian bagus dan intelek, dalam hati saya mau kaya orang manado kali ya? kenapa nggak sekalian aja jadi orang bulawahu ( +) biar keren!. dan bila ada di Milis yang sering memanggil opa n oma saya pribadi sebut anda orang yang munafik! karna anda adalah orang Gorontalo.bukan orang lain. Gorontalo maju , termaksud budayanya juga harus Maju. kalo bukan anda yang manjaga siapa lagi? thanks Lebih bergaul dan terhubung dengan lebih baik. Tambah lebih banyak teman ke Yahoo! Messenger sekarang! Apakah wajar artis ikut Pemilu? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. http://id.answers.yahoo.com