di gorontalo banyak yang latah menggunakan pahangga/penjor untuk hiasan depan 
rumah mereka .

depan rumah dinas dambea juga menggunakan pahangga dimaksud . sama kasusnya 
seperti ketika 17an 2009 , dimana bendera merah putih dipasang sesuka hati , 
kali ini pahangga yang dipasang juga jumlahnya salah , jumlah 10 yang bukan 
untuk manusia biasa dalam hitungan ganjil dan genap .

acara-acara yang digelar dambea di lapangan taruna , juga selalu menggunakan 
penjor pahangga dan komplit dengan 4 warna adat . sayang jumlahnya juga selalu 
salah , dengan jumlah genap .

di pabean  juga ada sebuah rumah menggunakan pahangga dengan bilangan genap , 
17 agustus 2008 juga di rumah keluarga pedju depan quality hotel , pahangganya 
jumlahnya juga genap , yang seharusnya harus ganjil . 

hal ini mungkin disengaja atau karena ketidak tahuan mereka dan dengan seenak 
perutnya menggunakan symbol-symbol adat yang tidak mereka pahami maknanya .

akan memalukan seorang dambea kalau tidak mengetahui makna dari penjor yang 
dipasang di rumah dinasnya .adakah protokoler yang mengetahui adat memasang 
penjor pahangga ini ?

salam ,

tot




 



  






      

Kirim email ke