Kalau K'echa dengan "Coretan Sedehananya" maka saya akan memulai dengan 
"Goresan Sederhana".

Menghargai perbedaan juga merupakan tindakan yang amat mulia. Akan tetapi 
setelah membaca "tanggapan" teman-teman maupun kakak-kakak pada milis ini yang 
menjadi pertanyaan kemudian dari saya, apakah hanya dengan timbulnya perbedaan 
kita tidak mampu bersatu untuk kemajuan Gorontalo kita...?

saya rasa kita semua yang ada dimilis ini sebagian besar adalah orang-orang 
cerdas yang mampu memahami itu, kita adalah putra dan putri daerah dari 
berbagai macam karakter, pola pikir dan tingkah laku yang berbeda, yang 
diharapkan kedepan mampu membawa nafas baru bagi kemajuan Gorontalo.... 

menurut saya, kalau semua itu kita sadari dan kita pahami dengan benar, 
harusnya kita "malu" dan bertanya pada diri sendiri apakah selama ini "NIAT" 
Baik kita hanya untuk kita pribadi ataukah untuk Gorontalo kita......?  

odu olo
Bolomaapu

aangorontalo

--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, "RezaRh" <reza...@...> wrote:
>
> Wah, sebenarnya saya sudah lama gak mau bicara lagi tentang HPMIG, tapi ini 
> kembali dan kembali menjadi bahan perbincangan yg suka skali diungkit-ungkit 
> untuk menjadi sesuatu yg terus diperdebatkan,,, beberapa point yang saya 
> garis bawahi adalah:
> 
> 1. Teman-teman di HPMIG yg tersebar di beberapa daerah di Indonesia, 
> khususnya, Jkt, Bandung, Semarang, Surabaya, Malang, Manado, dll, itu saling 
> berkomunikasi, ktemu di beberapa moment (contohnya acara SSG di jakarta tahun 
> kmrin) saling diskusi, dan sepakat dalam hal2 pembangunan Gorontalo.
> 
> 2. Bukan saja itu, sesuai informasi teman-teman HPMIG Bandung, Sekjen PB 
> HPMIG pernah mampir di asrama, dan diterima dengan baik, jadi sebenarnya 
> teman teman HPMIG Bandung tidak memusuhi siapa2, apalagi itu sesama warga 
> Gorontalo.
> 
> 3. Pentingnya saling menghargai antar organ, saya pikir juga itu penting dan 
> kunci kerukunan, pada dasarnya manusia tidak ada yang sama, jadi WAJAR kalo 
> ada perbedaan, REL berbeda, tapi tujuannya sama, yang jadi masalah, kalo 
> Keretanya mau rebutan REL, akhirnya huwata-huwata'o. Di Bandung setau saya 
> ada HPMIG, tapi ada juga CK31, di Jakarta ada HPMIG, tapi ada juga SSG, saya 
> pikir itu biasa, mereka tetap berteman, main futsal sama-sama, dan tidak 
> rebutan harus masuk kelompok ini, dan tidak bisa masuk kelompok sana, saya 
> bingung bedanya dimana? Kita suka teriak stop monopoli terhadap sesuatu, tapi 
> kadang kita sendiri suka memenopoli, nthe huliya mota, yang penting ja he mo 
> hama u alontho tiyo. ambunguli "koprolan" berkurang, jadi pantas woluwo ta 
> moyingo.
> 
> 4. Saya tidak tau isu-isu ini, dari "pemimpin aspiratif", kemudian "HPMIG" 
> hingga "KKIG" mau kmana arahnya, saya berharap tidak banyak lagi yang saling 
> menuduh dan menuding, memaki dan muncul perpecahan baru...sebab jika 
> pendekatannya keliru, hal yang baik bisa jadi buruk....
> 
> Tapi saya berharap saja tidak ada lagi yg "aneh" krna sekali dipaku ke papan, 
> meski pakunya dicabut, lobangnya tetap akan ada dan bertanda (biar mopake 
> dumpul, tetap tidak akan kembali seperti semula).
> 
> 
> Bolo Maapu
> 
> echa
>


Kirim email ke