@ Dewi :

Saya bisa protes, Wi. Tapi masalahnya, setahu saya gaji (THP) anggota DPR 
selalu sama dengan DPD. Kalau naik, naiknya sama2 juga. Sementara di DPD sini 
setahu saya juga memang tidak ada kenaikan THP. Apalagi sampai dua kali lipat. 
Kalau protes, nanti diketawai. Tak heran ada anggoota DPR yang menjawab, "Oh 
ya? saya malah baru tahu dari Anda." (seperti pak Ikbal bilang).

Mungkin yang dihitung LSM itu adalah "pendapatan" anggota DPR per bulan (sudah 
dijelaskan sebelum ini), yaitu tambahan dari SPPD ke luar negeri, dll. Sebagai 
pengalaman saya, bila kunjungan ke daerah, maka saya bisa menghemat sekitar Rp. 
2 juta. Dari mana? Dari anggaran konsumsi, transportasi lokal, dll. Dana 
lainnya ditangani dan habis oleh sekretariat jendral DPD, bukan ke sang wakil 
rakyat. Kalau keluar negeri, belum pengalaman bisa menghemat berapa. (Waktu 
saya ke Mongol pakai anggaran World Bank, jadi tidak bisa ngirit karena semua 
sudah teratur). Rekan-rekan DPD lainnya umumnya tak dapat menghemat sebesar 
saya. Pengeluaran mereka kan lebih besar. Malah ada yang mengeluh begini, "Wah, 
bisa parah kita nih kalau tekor terus...". Dalam hati saja saya berkata, "Sapa 
suru datang Jakarta, sapa suru keluar duit kampanye besar-besar...hahaha." Bo 
dalam hati.... :)

Bila gaji DPR-DPD benar2 naik, maka penolakan (oleh anggota) sepertinya harus 
dengan gaya "baik-baik". Kalau dipakai cara frontal, maka pasti dimusuhi oleh 
wakil rakyat lainnya yang akibatnya juga mempersulit si penolak ketika dia 
memperjuangkan nasib rakyat banyak. Beberapa anggota DPD sudah merasakannya.

Penolakan pun mungkin juga untuk kepentingan politik pencitraan belaka. Dan itu 
menjadikan wakil rakyat jadi hipokrit, kan? 

Ada baiknya setiap wakil rakyat memberikan laporan kepada atasannya, rakyat, 
yang meyakinkan bahwa mereka sedang bekerja sebesar-besarnya untuk 
kepentingan--setidaknya--konstituennya sendiri. Itu yang paling dapat kita 
tuntut. Kalau kita banyak menuntut tentang gajinya, nanti dia sibuk ngurusin 
gaji itu, sehingga kerja-kerjanya malah tak tampak.

Saya dan Tim-9 berusaha memberikan laporan itu kepada masyarakat, walau 
gradual. Tak bisa setiap hari di koran karena pers juga minta biaya (yang mahal 
sekali) untuk halaman laporan wakil rakyat.

Setelah ini, saya forward ke milis laporan Elnino dan Tim-9 yang diterbitkan 
Januari lalu di Gorontalo Post.

Odu'olo,

Elnino


--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, Iqbal <kaizen...@...> wrote:
>
> Yang lucu adalah ketika ditanyakan ke salah satu anggota dewan jawabnya 
> begini : Oh ya? Saya malah baru tau dari anda (dengan memasang mimik kaget)
> Ada juga yg jwb bahwa ini sudah diputuskan oleh dpr periode sebelumnya..
> 
> Iqbal
> 
> Sent from my iPhone
> 
> On Feb 15, 2010, at 11:12 AM, "safrawa" <safr...@...> wrote:
> 
> Dear Kawan-kawan
> maaf tidak terlalu mengikuti secara detail diskusi ini,,,
> tapi saya fikir ini bisa jadi pemicu masalah sosial baru di pemilu 
> mendatang...makin banyak orang yang tergila-gila pengen jadi anggota Dewan 
> yang terhormat,,,sehingga banyak yang mencalonkan diri dan akhirnya END UP di 
> RSJ...akhirnya makin banyak anggaran yang dihabiskan untuk mengangani 
> orang-orang ini,,,lebih jauh kinerja DPR yang ditanyakan bang Iqbal bisa 
> diukur lewat berapa banyak anggota dewan yang protes dengan kenaikan 
> itu...kalo mereka protes kan berarti mereka aware bahwa kinerjanya tidak 
> sebanding dengan apa yang mereka dapat,,,dan bahwa masih banyak yang harus 
> meereka lakukan untuk negeri ini dan untuk orang-orang yang mereka 
> wakili...tapi kalo tidak protes,,,titiyeli,,berarti tujuannya bukan untuk 
> mewakili pemilihnya malah memakan uang rakyat yang diwakilinya...Bolo maapu 
> huw,,just a brief thought from the distance...mungkin k ninong bisa lebih 
> menjelaskan...
> 
> salam,
> Dewi Biahimo
> 
> --- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, Iqbal <kaizen_13@> wrote:
> >
> > Kalau tek hom pey 50 jt/bulan setelah kenaikan 96% jadi Rp. 98.000.000,- 
> > per bulan.. 
> > Kalau jumlah ini kita konversi ke kinerja harusnya negara ini bisa hebat. 
> > Yang jadi pertanyaan, bagaimana cara mengukur kinerja DPR?
> > 
> > Salam
> > Iqbal
> > 
> > 
> > Sent from my iPhone
> > 
> > On Feb 13, 2010, at 3:43 AM, "elninogorontalo" <elninogorontalo@> wrote:
> > 
> > Sebagai data pembanding :
> > 
> > Take Home Pay setiap anggota DPR dan DPD berkisar antara Rp. 48 juta sd. 
> > 60-an juta. Tergantung pada seberapa rajin dia ikut rapat/sidang (setiap 
> > sidang ada "uang duduk"nya sekitar Rp. 200 ribu). Jadi, anggota yang paling 
> > rajin rapat kira2 menerima Rp. 69 juta per bulan.
> > 
> > Ada juga biaya reses (tapi kalo yang ini biasanya anggota parlemennya 
> > nombok bila kurang pandai memenej uangnya).
> > 
> > Mengenai SPPD, memang besar, apalagi ke luar negeri. Ini karena anggota 
> > DPR/DPD disetarakan dengan Pejabat Eselon I.
> > 
> > Jumlah anggaran yang ditentukan itu (dalam berita) tidak semuanya masuk 
> > kantong anggota DPR/DPD, bahkan mungkin lebih banyak dikelola oleh 
> > Sekretariat Jendral DPR/DPD.
> > 
> > Yang paling sulit untuk mengklarifikasi ke masyarakat adalah anggaran DPD 
> > RI yang totalnya sekitar Rp. 450 milyar per tahun. Hitungan yang paling 
> > sederhana (biasanya dilakukan oleh wartawan seperti saya, hehe) menunjukkan 
> > bahwa 132 anggota DPD RI menghabiskan masing-masing lebih dari Rp. 3 milyar 
> > per tahun. Nah, kalau angka ini ditanya ke saya, misalnya dengan kalimat, 
> > "Bagi-bagi kamari dulu Rp. 3 milyar per tahun ini..." maka saya akan repot 
> > menjelaskan secara teknis. Tetapi, yang bisa saya jelaskan adalah jumlah 
> > rata-rata yang saya terima per bulan berkisar antara Rp. 50 juta hingga Rp. 
> > 55 juta per bulan. Itu penjelasan pertama.
> > 
> > Penjelasan kedua adalah tentang jadi apa uang itu. Untuk menjelaskan itu, 
> > ada Tim-9 yang mengelola seluruh gaji Elnino sebagai anggota DPD. Tidak 
> > elegan jika saya sendiri yang cerita tentang gaji itu diapakan, jadi apa, 
> > siapa yang diuntungkan. Akan jadi riya.
> > 
> > Mengenai email anggota DPR/DPD dari Gorontalo, saya kurang hapal. Yang 
> > pasti, account Facebook dimiliki oleh AWT, Elnino, Hanna, Rahmijati, Budi 
> > Doku. 
> > 
> > Demikian, walaupun saya tahu uneg2 ini tidak memuaskan teman2 yang 
> > mempertanyakan gaji DPR-DPD. :)
> > 
> > Odu'olo,
> > 
> > Elnino.
> > 
> > --- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, Sofyan Uli <sofyanuli@> wrote:
> > >
> > > dear milister GM2020 :
> > > 
> > > ada yang punya kontak email anggota DPR RI ? 
> > > kalo bisa kita invite aja ke forum ini baik di millis maupun fesbuk....
> > > supaya semua aspirasi member di milis ini bisa tersalurkan :)
> > > 
> > > kadang kalo org udah di atas .... udah malas lihat kebawah...
> > > jadi emang harus mo tarik hehehehehehehe ...peace :)
> > > 
> > > 
> > > 
> > > ________________________________
> > > Dari: Iqbal <kaizen_13@>
> > > Kepada: "gorontalomaju2020@yahoogroups.com" 
> > > <gorontalomaju2020@yahoogroups.com>
> > > Terkirim: Jum, 12 Februari, 2010 22:31:10
> > > Judul: Re: [GM2020] Fwd: [alumni-ppij] Gaji DPR naik 96% dan anggaran 
> > > kunjungan LN 2010 Rp122M?
> > > 
> > > 
> > > Saya kadang berpikir kenapa orang2 jujur dan cerdas seperti pak funco, 
> > > pak herwin dan pak basri tdk mau berkiprah di legislatif.. 
> > > Rakyat kita pun sudah berulang kali ikut pemilu tapi selalu salah pilih. 
> > > Atau memang semua caleg memang kapasitasnya sama sehingga siapapun yg 
> > > terpilih tdk ada pengaruhnya?
> > > 
> > > Salam
> > > Iqbal
> > > 
> > > Sent from my iPhone
> > > 
> > > On Feb 12, 2010, at 1:28 PM, "Funco Tanipu" <funcotanipu@ gmail.com> 
> > > wrote:
> > > 
> > > 
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > >
> > > >
> > > > 
> > > >> 
> > > > 
> > > >>
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >Pak Iqbal,
> > > >
> > > >Sebenarnya, di setiap kenaikan gaji semestinya juga dinaikkan juga 
> > > >tingkat kinerja. Kita, jika tak mendapat info ini dr milis, mungkin tak 
> > > >tahu apa yang dilakukan oleh wakil kita di Senayan.
> > > >
> > > >Tak usahlah utk memantau seluruh anggota DPR, utk wakil dr Gorontalo 
> > > >saja hampir dipastikan kita kekurangan informasi mengenai kinerja 
> > > >masing-masing. Padahal mereka bekerja selama hampir 1 tahun. Sangatlah 
> > > >jarang laporan kinerja secara reguler yang mereka laporkan.
> > > >
> > > >Tetapi, sikap legislatif seperti ini telah terbiarkan. Berita yang 
> > > >diforward pak Iqbal saja paling menjadi angin yang telah lewat bagi 
> > > >sebagian warga milis ini. 
> > > >Tetapi, diluar itu banyak makian dan cacian kepada legislatif. Padahal, 
> > > >kita tak pernah mengawasi mereka secara reguler.
> > > >
> > > >Jadi, wajar jika mereka keenakan hidup di Senayan sana, karena tak ada 
> > > >yang mengawasi dari bawah.
> > > >
> > > >
> > > >Powered by Telkomsel BlackBerry®
> > > ________________________________
> > > 
> > > >From: Iqbal
> > > > <kaizen...@yahoo. com>
> > > >
> > > >Date: Thu, 11 Feb 2010 16:45:28 -0800 (PST)
> > > >To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com<gorontalomaju2020@ yahoogroups. 
> > > >com>
> > > >Subject: [GM2020] Fwd: [alumni-ppij] Gaji DPR naik 96% dan anggaran 
> > > >kunjungan LN 2010 Rp122M?
> > > >
> > > > >
> > > >
> > > > 
> > > >> 
> > > > 
> > > >FYI
> > > >http://politik. vivanews. com/news/ read/128861- _gaji_menteri_ 
> > > >naik_20__ _dpr_naik_ 96__
> > > >>>>"Gaji Menteri Naik 20%, DPR Naik 96%"
> > > >>>>Anggota DPR juga nikmati asuransi Rp 48 juta pertahun. Juga sejumlah 
> > > >>>>agenda perjalanan
> > > >>
> > > >>VIVAnews - Diam-diam, Dewan Perwakilan Rakyat, si pengkritik kenaikan 
> > > >>gaji pejabat, sudah menikmati kenaikan gaji dan bahkan lebih tinggi. 
> > > >>Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran 
> > > >>menemukan alokasi gaji untuk anggota DPR untuk anggaran 2010 sudah naik 
> > > >>96 persen sebelum pemerintah mengumumkan menaikan gaji pejabat tinggi 
> > > >>sebesar 20 persen dari gaji pokok.
> > > >>
> > > >>Selain gaji, anggota DPR juga telah memperoleh asuransi kesehatan 
> > > >>sebesar Rp 48.600.000 pertahun untuk perorangan dan bentuk tunjangan 
> > > >>lainnya. "Kemudian, yang paling merusak logika akal sehat publik adalah 
> > > >>kunjungan anggota DPR ke mancanegara, di mana dalam alokasi anggaran 
> > > >>2010 ini, kunjungan anggota DPR ke luar negeri sebanyak 58 kali 
> > > >>kunjungan di 20 negara, dan 23 kunjungan lain belum ditentukan," kata 
> > > >>Uchok Sky Khadafi, Kordinator Investigasi dan Advokasi Seknas Fitra, 
> > > >>dalam rilisnya 11 Februari 2010.
> > > >>
> > > >>Alokasi anggaran 2010 untuk kunjungan ke luar negeri adalah Rp 122 
> > > >>miliar. Bandingkan dengan alokasi anggaran untuk bencana alam sebesar 
> > > >>Rp 8 miliar yang diprogram dalam anggaran anggota Dewan. Anggaran untuk 
> > > >>kunjungan ke luar negeri ini naik 30 persen bila dibanding dengan 
> > > >>alokasi anggaran kunjungan ke luar pada 2009 lalu.
> > > >>
> > > >>Ada alokasi anggaran sebesar Rp 1,6 miliar untuk kunjungan Badan 
> > > >>Kehormatan DPR ke luar negeri untuk program studi banding. Juga ada 
> > > >>alokasi anggaran sebesar Rp 15,5 miliar untuk keberangkatan Pimpinan 
> > > >>DPR bersama istri.
> > > >>
> > > >>"Yang lebih aneh lagi adalah alokasi anggaran untuk penetapan UU 
> > > >>sebesar Rp 17,8 miliar. Jadi anggota DPR sebelum menetapkan sebuah 
> > > >>Undang-undang, terlebih dulu ke luar negeri untuk melakukan studi 
> > > >>banding, dan setelah selesai melakukan studi banding ke luar negeri 
> > > >>dengan alokasi anggaran Rp 17,8 miliar, baru DPR melakukan penetapan 
> > > >>Undang-undang tersebut," kata Uchok.
> > > >>
> > > >>
> > > >> 
> > > >
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > Apa dia selingkuh? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. 
> > > http://id.answers.yahoo.com
> > >
> >
>


Kirim email ke