Thanks pak Iqbal,

Sayang sekali cuma satu yang mengkritik di milis ini. Besok-besok saya
laporkan via japri saja kerjaan saya di DPD ke pak Ikbal karena hanya
pak Ikbal yang merespon. Kalau saya kirim ke milis takutnya hanya
penuh-penuhin inbox saja, saya jadi merugikan orang banyak dong... :)

Berikut ini tanggapan balik ke pak Ikbal :

--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, Iqbal <kaizen...@...> wrote:
>
> Yth bpk M. Husain Mohi
> Catatan saya terhadap laporan reses saya tulis dibadan email biar
jelas poin yang saya komentari.
> Mungkin ini bisa jadi diskusi yang panjang, mohon maaf sebelumnya..
>
> Iqbal
>
>
> Sent from my iPhone
>
> On Feb 15, 2010, at 9:45 PM, "elninogorontalo" <elninogoront...@...>
wrote:
>
> Asw, temans semua,
>
> Berikut ini laporan Reses Elnino (dilaksanakan Desember 2009 dan
laporannya diterbitkan Januari 2010). Dua halaman di Gorontalo Post
(belum lunas tuh pembayarannya, haha... Insyaallah bisa segera
dilunasi).  File ini dikirim Tim-9 ke Gorontalo Post.
>
> Odu'olo,
>
> Elnino
>
>
>
> ================
>
> Janji Kampanye dan 100 Hari Kerja Elnino      /// jdl opening
>
> Laporan : Muhammad Amin
>
> (Anggota Timâ€"9 Jaringan Sahabat Elnino)
>
> 1. Kalau boleh tolong diperkenalkan anggota tim 9 ini, semua tentu
ingin mengenal lebih dekat orang2 hebat di belakang sang senator..

Oh, iya. Maaf belum sempat diperkenalkan.

Tim 9 = Thariq Modanggu, Sumardi Hasan,  Vanny Halalutu, Elnino, Rahmad
Mohi, Aspian Ibranur, Muhammad Amin, Iwan Abay, Ansar Akuba.

Ada juga dibentuk Tim-9 lainnya di tiap kabupaten / kota, Tim-9 di level
kecamatan dan desa sedang dibentuk walau tidak semua.

Ada juga tim-9 sektoral, misalnya Tim-9 Perempuan, Tim-9 Baitul Mal
Watamwil, Tim-9 Guru Pejuang + Tokoh Desa.

>
>
> JANJI Elnino M. Husein Mohi di masa kampanye dibuat secara tertulis
dalam bentuk visi-misi yang diedarkan sebanyak 30 ribu lembar di
Provinsi Gorontalo. Visi pencalonan Elnino adalah menjadi anggota
parlemen terbaik di pentas nasional, baik dari sisi (a) proses
pemenangannya dalam Pemilu, (b) konsepsi pembangunan nasional, maupun
(c) kinerja sebagai wakil rakyat.
>
> 2. Mohon di jelaskan parameter a, b dan c sehingga bisa dinilai visi
tercapai atau gagal.

Dijelaskan dalam paragraf selanjutnya....

> Ada empat misi untuk mencapai visi tersebut. Pertama, menjadi anggota
parlemen di republik ini yang terpilih secara demokratis dengan
mengandalkan nilai-nilai luhur Gorontalo "opiyohe lo lo'iya, dila to
doyiya… opiyohe lo dudelo, dila motonelo." Nilai-nilai luhur
seperti itulah yang pernah membawa jazirah Gorontalo hidup dalam
kemakmuran dan kebahagiaan yang hakiki sepanjang sejarah.
>
>
> 3. Saya bukan ahli sejarah Gorontalo, tapi kalimat terakhir paragraf
diatas terlalu berlebihan.
>
Ada bukti sejarahnya (tidak fisik), yaitu dengan disebutnya Ilomata
Wopato (Empat Karya Agung). Untuk lebih jelasnya, lihat "Abad Besar
Gorontalo" (Alim S Niode dan Elnino, Presnas Publishing, 2004).


Kedua, memperjuangkan terbitnya "Undang-Undang Pembangunan Nasional
Berdasarkan Nilai Lokal" sesuai kewenangan DPD-RI. Nilai lokal dimaksud
dapat berupa nilai agama, nilai adat, nilai budaya maupun tradisi publik
setempat.
>
> 4. Apakah sudah ada draft yang disusun? Grand idea, instrumen dan
proyeksi kedepan..

Grand idea bisa kelihatan dari judulnya, kan? Draftnya disusun DPD, itu
pun kalau gol di lembaga. Inilah yang sedang diusahakan, pak... :)

> Ketiga, menjadi anggota parlemen di Indonesia yang hidup sederhana,
tidak berlebihan. Keempat, secara konkrit menjalin persahabatan dan
kekeluargaan dengan lembaga-lembaga strategis, baik di tingkat nasional
maupun internasional untuk  memajukan peradaban (civilization)
Gorontalo.
>
> Dalam 100 hari pertama sebagai anggota DPD-RI, usaha dan hasil
sementara yang dicapai adalah sebagai berikut.
>
> 5. Kinerja seratus hari ini tidak dikenal dalam manajemen profesional
dan cenderung sekedar mengikuti trend. Mohon disharing planing jangka
pendek, menengah, panjang. Ini lebih kualified dan terukur.

Ikut trend publik... :) Namanya juga pejabat politik, ya ikut trend
publik.

> Pertama, Elnino adalah satu-satunya pemenang Pemilu di Indonesia yang
dibiayai oleh para pemilihnya dan tidak sekali pun melakukan pelanggaran
peraturan pemilu.
>

> 6. Paragraf diatas tidak perlu atau masukkan di bagian pengantar.

Bagi kami, itu perlu. Sangat perlu, malah. Tergantung pola struktur
artikelnya jadi di bagian mana dari tulisan. Kalau di artikel ilmiah,
yes... itu cocoknya di bagian pengantar.

> Kedua, UU Pembangunan Nasional Berdasarkan Nilai Lokal, direspon oleh
DPD RI dengan membaginya dalam pembahasan empat RUU, yaitu RUU
Pemerintahan Daerah, RUU Kewenangan Pusat dan Daerah, RUU Pemerintahan
Desa, dan RUU Masyarakat Adat.
>
> Secara substansial, sebetulnya konsep yang ditawarkan Elnino harus
diperjuangkan di tingkat yang tertinggi, yaitu Perubahan Lanjutan UUD
NRI 1945, tetapi itu butuh waktu yang lama serta perjuangan yang keras
dari seluruh anggota DPD-RI. Diakui bahwa pencapaian misi yang kedua ini
belum dicapai oleh Elnino secara maksimal.
>
> 7. Kenapa juga harus memperjuangkan hal2 yang sulit dicapai dan belum
tentu memberikan hasil yang positif?

Sulit bukan berarti tak mungkin. Dan kalau pun tak mungkin, lalu kita
putus asa? Ya tidak dong... hehe


> Ketiga, kesederhanaan dalam pola hidup dipraktekkan Elnino dengan
hidup seperti sebelumnya. Sampai sekarang, Elnino masih menetap di
asrama mahasiswa Gorontalo, Jl. Salemba Tengah 29, Jakarta. Rencananya
pada bulan Maret atau April 2010, dia akan mengontrak rumah untuk
menampung keluarga.
>
> 8. Saya pikir ini bersifat pribadi dan tidak perlu digembar gemborkan.

Perlu untuk diketahui konstituen Elnino. Untuk pembuktian. Bukan untuk
"kampanye", hehe...

> Keempat, sejauh ini Elnino baru berhasil membangun hubungan personal
yang baik dengan para pengambil keputusan di tiga lembaga nasional dan
tiga lembaga internasional. Mudah-mudahan hubungan tersebut dapat
bermanfaat bagi Gorontalo, walaupun belum sekarang.
>
> 9. Mohon disebutkan nama2 lembaga itu.

Tidak disebutkan karena kami merasa melanggar etika kalau menyebut nama
lembaganya di ruang publik tanpa izin dari lembaga yang bersangkutan.
Kalau saya "teman baru" pak Ikbal, bukan berarti saya langsung bisa
mengumumkan bahwa "pak Ikbal teman saya dan dia mungkin bisa bermanfaat
bagi kita semua". Kurang strategis. Yang pasti salah satu nama sudah
tertulis dalam laporan tersebut, mohon dibaca teliti.

> Kerjasama dengan lembaga nasional yang sedang jalan sekarang adalah
Kredit Tanpa Bunga untuk 100 perempuan pengusaha kecil melalui BMT Ainiy
Raushanfikr Yudhistira dan penghargaan Sumo Foundation Award kepada 42
guru dan tokoh desa.
>
> Kita seluruh rakyat Gorontalo memang mengharapkan kinerja yang baik
dari seluruh orang yang telah kita pilih secara langsung, yaitu
presiden, wapres, gubernur, wagub, bupati, wabup, walikota dan wakil
walikota, anggota DPR-RI, anggota DPD-RI, anggota DPRD Provinsi
Gorontalo dan anggota DPRD Kabupaten/Kota yang hari ini sedang bekerja
untuk kepentingan kita seluruh rakyat Gorontalo.
>
> Marilah kita mendoakan mereka semua sekaligus memberi peringatan
kepada mereka bila ada hal-hal yang mereka lakukan dan merugikan rakyat
Gorontalo.***
>
> Demikian dulu bebarapa catatan dari saya, untuk tanggapan terhadap di
masa reses yang dipaparkan dibawah adalah : Mohon semua aspirasi yang
sudah diakomodir ini diklasifikasikan dulu sesuai bidang/sektor sehingga
tidak kelihatan tumpang tindih madelo pansus wawu tim mafia hukum.
Madidu onuhe tonu biji2 waw bountu lo batade. Juga jangan terlalu
memberi harapan pada masyarakat, katakan yang sebenarnya kalau ada usul
yg memang sulit diwujudkan. Terakhir, mungkin lebih baik jika sekali2
dilakukan kunjungan tdk resmi untuk mengetahui kondisi di lapangan yg
sebenarnya..

Klasifikasi menurut sektor dilakukan di DPD secara resmi. Tetapi di
publik tentu pakai pendekatan 'teritorial', menurut kegiatannya agar
panitia, peserta serta masyarakat tempat pelaksanaan kegiatan tersebut
merasa bangga (biar bo itu dulu aati yang boleh mo bikin dorang
bangga...masuk koran...hehe).

Beberapa harapan yang memang tidak bisa dipenuhi, langsung disampaikan
saat itu pula. Jadi, tidak dipublikasikan di koran. Misalnya permintaan
agar seluruh anggota DPR-DPD lainnya juga turun ke desa mereka. Saya
jelaskan langsung bahwa teman2 DPR dan DPD lainnya ada di
desa/kecamatan/kabupaten lain sebagaimana adanya. Kalau harapan dan
jawaban itu saya korankan juga, bagaimana yaah...? Kesannya saya
memberikan citra bahwa teman2 itu "dipertanyakan". Padahal mereka juga
bekerja maksimal untuk Gorontalo.

Kunjungan resmi memang cuma lima kali waktu itu. Kalau dibaca laporan
saya, disitu sudah ditulis 5 kunjungan resmi agenda DPD dan 17 titik
interaksi dengan kelompok2 masyarakat (diskusi, dialog, dll di kampung,
kampus, sekolah, dll). Aspirasi dari yang "gak resmi" itu juga mewarnai
laporan, tetapi diselipkan poin2nya dalam laporan.


> Boodito po'olo brother
> Bolo maapu uhilebe2ya..
>
> Selamat berjuang


Syukron jaza, pak Ikbal.

Saya dkk senang ada respon dari teman2 semua. Dalam jawaban di atas,
mohon dimaklumi bila ada penjelasan. Bukan berarti 'baku-bantah',
hihi.... Mudah2an pak Ikbal dan teman2 lainnya masih mau memberi respon
terhadap kinerja saya dkk. Sekali lagi, terimakasih pak Iqbal. Sukses
senantiasa untuk bapak sekeluarga. Masih di Jepang atau so di Indonesia?
Wanu ode Jakarta, po SMS mayi (or email boljug) ode latiya. Mudah2an
bisa diskusi2 di sini atau di Gorontalo waa.... Salam utk keluarga.

Kirim email ke