Schizophrenia atau yang lebih dikenal dengan bahasa Indonesianya yaitu seseorang yang memiliki kepribadian lebih dari satu, para psikolog dan psikiater mendiskribsikan Schizophrenia ini sebagai mental disorder (ketidakmampuan mental) karakter atau pikiran pada sebuah presepsi.
Masyarakat awam pada umunya tidak bisa menilai secara abstrak pada seseorang yang mengidap Schizophrenia. Seseorang yang memiliki Schizophrenia ini hidup dan tinggal dengan masyarakat secara normal, dari berperilaku dan bicarapun sama dengan orang yang tidak memiliki Schizophrenia; Schizophrenia bersembunyi dibalik "topeng" dengan berbagai karakter yang diinginkan oleh si penderita , dan pelakonan karakter ini akan dimainkannya dengan sempurna tanpa hambatan karena "super-IQ" yang berbeda dari super-IQ normal. Para researchers psikolog dalam bidang NeuroScience menemukan pada penderita mental disorders yang melakukan kriminal seperti pembunuhan (level akut pada Schizophrenia), ditemukan bahwa Amygdala (bagian terpenting pada otak manusia; terletak dibawah dibagian otak belakang dengan ukuran lebih kurang seperti jempol tangan manusia) ukuran Amydala pada penderita mental disorder lebih kecil dari pada ukuran normal Amygdala (akan dibahas lebih jauh pada postingan berikutnya tentang perilaku manusia dalam pandangan Physiological Psychology yaitu ilmu psikologi yang mempelajari prilaku manusia yang dilakukan melalui metode NeuroScience). Lalu tanda-tanda apa saja yang bisa kita ketahui untuk mengenal seseorang yang memiliki gejala2 Schizophrenia ini? Schizophrenia memiliki tanda yang diawali dengan symptom tergantung pada level parah atau tidaknya seseorang memiliki Schizophrenia. Namun dibawah ini adalah ciri-ciri dari Schizophrenia secara general: * Berhalusinasi/Berangan-angan Biasanya sipenderita memiliki halusinasi dalam keadaan sadar yang kemudian halusinasi tersebut tercipta menjadi sesuatu yang real dalam pemikirannya. Halusinasi juga dapat dibedakan dalam dua hal yaitu Delusi dan Persepsi. Persepsi adalah sesuatu yang ditangkap oleh indra sipenderita namun maknanya diterima beda oleh si penderita, lain halnya dengan Delusi yang lebih percaya kepada hal2 yang tidak masuk akal. Pada akut level sipenderita sulit membedakan antara self-image (pandangannya sendiri) dengan realita. * Perkataan Dan Pemikiran Yang Tidak Terorganisasi Sekilas nampak dianggap remeh atau biasa saja, namun hal ini perlu diwaspadai secara seksama. Penderita yang mengalami gejala ini biasanya terjadi pada kalangan remaja dan dewasa. Meski diteliti bahwa banyaknya pendukung penyebab terjadinya ini salah satunya penyebabnya adalah dipercaya mengkonsumsi obat-obatan; namun neurotic pada masa anak-anak tidak menutup kemungkinan pendukung dari berkembangnya symptom Schizophrenia. Secara perilaku pengidap gejala Schizophrenia ini juga mengalami gangguan perilaku seperti menjadi pemalu, mengganggu orang lain, menjadi tidak disiplin, menarik diri dari lingkungan sekitarnya, menantang dengan ketidakjelasan. Perlu diingat bahwa tidak semua orang yang memiliki gejala Schizophrenia ini akan berkembang menjadi Sczhophrenia. Dukungan positif dari keluarga serta orang2 terdekat yang memiliki gejala Sczhophrenia ini tentunya akan sangat bermakna bagi penyembuhan mental si penderita. Dan tidak menutup kemungkinan dukungan positif itu akan memberikan prestasi gemilang bagi penderita Schiphorenia. *Sri Agustiani Hanniffy. DBLN, 23.36-280410 <http://www.tkqlhce.com/click-3436762-10594803>