Setuju ,.... lanjutkan iki ......



________________________________
Dari: "femmy...@yahoo.com" <femmy...@yahoo.com>
Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Terkirim: Ming, 13 Juni, 2010 02:47:15
Judul: Re: [GM2020] 6 Jam Leato Selatan Mencekam

  
Iya, betul itu. Saya liat reportasenya bagus2 semua. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®
________________________________

From:  agung_hpmig@ rocketmail. com 
Sender:  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com 
Date: Sun, 13 Jun 2010 09:21:35 +0000
To: <gorontalomaju2020@ yahoogroups. com>
ReplyTo:  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com 
Subject: Re: [GM2020] 6 Jam Leato Selatan Mencekam
  
Harusnya ka iki jd koreponden GP DI JKT , bgmana bu femy
Powered by Telkomsel BlackBerry®
________________________________

From:  Taufik Polapa <icky...@yahoo. com> 
Sender:  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com 
Date: Sun, 13 Jun 2010 02:03:53 -0700 (PDT)
To: <gorontalomaju2020@ yahoogroups. com>
ReplyTo:  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com 
Subject: [GM2020] 6 Jam Leato Selatan Mencekam
  
6 Jam Leato Selatan Mencekam 
Pembongkaran Cafe Ricuh, Warga Hadang dengan Batu 
Dua Personil Satpol PP Luka
SEJUMlAH
warga dan pemilik cafe menghadang ratusan anggota satpol PP Kota
Gorontalo yang akan melakukan pembongkaran cafe di Kelurahan leato
selatan. Ketegangan antara kedua belah pihak sempat menyebabkan
aktivitas warga di kelurahan leato mandek hingga 6 jam lamanya. (Foto:
Adiwinata/Gorontalo Post)GORONTALO - Keputusan
Pemkot Gorontalo membongkar 17 cafe di Kelurahan Leato Selatan, kemarin
(2/6) kandas. Ratusan personil Satpol PP Kota Gorontalo yang dikerahkan
tak bisa berbuat banyak. Pasalnya, saat proses eksekusi pembongkaran
akan dilaksankan, para pemilik cafe dan warga sekitar Kelurahan Leato
Selatan melakukan aksi perlawanan. Mereka melempari anggota Satpol PP
dengan batu.
Akibatnya dua personil Satpol PP Kota Gorontalo terluka. Dua
personil Satpol PP yang terluka itu yakni Zahrudin Monoarfa dan Ahmad
Polamolo. Zahrudin Monoarfa mengalami luka retak di bagian kaki akibat
terkena hantaman batu besar. Sedangkan Ahmad Polamolo mengalami luka di
kepala di bagian belakang. Ia terkena pecahan bom molotof yang diduga
dilempar oleh warga yang menolak pembongkaran. Keduanya terpaksa
dilarikan ke Rumah Sakit Aloei Saboe (RSAS) Kota Gorontalo.

Kericuhan
yang melibatkan pemilik kafe dan warga bersama satpol PP Kota Gorontalo
membuat situasi Kelurahan Leato Selatan mencekam. Para warga setempat
memilih untuk bertahan di rumahnya masi ngmasing. Bahkan akses jalan
menuju Leato terpaksa ditutup oleh aparat Kepolisian. Semua jenis
kendaraan yang melintas diawasi dan disaring sangat ketat oleh petugas.
Hanya sepeda motor saja diperkenankan lewat. Sementara untuk kendaraan
lainnya seperti mobil, bus, truck dan bentor harus berhenti dan
diperiksa muatannya oleh petugas. Kendaraankendaraan tersebut akhirnya
berputar arah kembali menuju Kelurahan Talumolo. 

Ketegangan
antara petugas Satpol PP dengan pemilik cafe dan warga itu bermula
ketika ratusan personil Satpol PP bergerak menuju lokasi cafe Leato
Selatan, Senin (2/6) sekitar pukul 06.00 Wita. Personil Satpol PP ini
bergerak ke lokasi cafe dengan berjalan kaki. Namun belum sampai di
lokasi, tepatnya di daerah perbukitan yang berjarak kurang lebih 1
kilometer dari lokasi cafe, sekumpulan warga dan pemilik cafe langsung
menyerang. Sebagian berada di atas perbukitan, sementara sebagiannya
lagi saling berhadapan dengan petugas Satpol PP.

Serangan di
awali dari warga yang berada di perbukitan. Mereka melempari anggota
Satpol dengan batu. Serangan batu yang dilakukan secara bertubi-tubi.
Satpol PP yang tak menyadari serangan tersebut langsung berhamburan.
Tameng yang di gunakan oleh Satpol tak kuat menahan serangan. Beberapa
tameng milik anggota Satpol PP rusak akibat terkena lemparan batu.
Selain batu warga diduga juga melempar bom molotof. Aki batnya belasan
personil Satpol PP cedera, dan dua diantaranya mengalami luka serius.
Yakni yakni Zahrudin Monoarfa dan Ahmad Polamolo.

Karena situasi
semakin tak kondusif, Satpol PP akhirnya bergerak mundur. Melihat
Satpol PP sudah mundur warga pun berhenti menyerang.  Tetapi selang
beberapa saat kemudi an, ratusan personil Satpol PP yang dipimpin
Pelaksana Harian Kasatpol PP Kota Gorontalo Iskandar Moerad kembali
bergerak maju. Hal itu membuat warga yang bertahan di tengah jalan
terpancing. Mereka langsung mengumpulkan batu. Bahkan ada beberapa
warga yang langsung menghunus senjata tajam. ìJangan maju ngoni
(kalian),î teriak warga kepada anggota Satpol PP.Situasi itu membuat
satpol PP kembali bergerak mundur. Ketegangan di kelurahan Leato
Selatan itu terus terjadi. Anggota Satpol PP tetap bertahan di sekitar
pemukiman warga. Sementara sekumpulan warga dan pemilik juga bertahan
ditempatnya masing-masing. 

Sekitar pukul 08.30 Wita, aparat
TNI berupaya untuk meredam situasi. Personil TNI yang berjumlah tiga
truk dan dipimpin Dandim 1304 Gorontalo masuk hingga ke lokasi cafe.
Personil TNI berupaya melakukan negosiasi. Saat dilakukan negosi asi 
antara personil TNI dan pemilik cafe, puluhan personil dari Polres
Gorontalo juga turut masuk ke lokasi cafe. Personil Polisi ini menempuh
jalur laut. Mereka menggunakan satu unit perahu Polair.

Dari
hasil negosiasi TNI dan Polri akhirnya para pemilik kafe sepakat untuk
rembuk kembali. Para pemilik kafe minta rembuk dilaksanakan di Dekot
Gorontalo. Bahkan bersama dengan aparat TNI dan juga kepolisian,
masyarakat yang sebelumnya melakukan perlawanan ikut melakukan
pembersihan jalan guna mempermudah akses lalu lintas. Namun, setelah
situasi mulai kondusif. Tiba-tiba emosi Satpol PP kembali naik. Mereka
tak menerima rekannya yang telah menjadi korban akibat serangan. Tak
pelak situasi itu membuat aparat kepolisian kewalahan. 

Namun
selang beberapa saat situasi kembali mereda. Walaupun begitu Satpol PP
tak beranjak. Sejumlah warga pun demikian. Mereka saling bertahan di
posisinya masing-masing. Sementara itu sejumlah pemilik kafe dievakuasi
oleh petugas TNI dan Polri untuk rembuk bersama Pemkot Gorontalo di
gedung Dekot Gorontalo. Menjaga situasi agar tetap kondusif, petugas
Polisi  tetap bertahan di tengah kedua kubu. Aksi itu dilakukan mulai
dari pukul 08.45 Wita hingga pukul 13.00 WITA. Pada pukul 13.30 ratusan
personil Satpol ditarik mundur. 

Pembongkaran Dipending 

Sementara
itu rembuk pemilik cafe dengan Pemkot Gorontalo berlangsung di ruang
Wakil Ketua Dekot Gorontalo pukul 10.30 WITA. Turut hadir anggota
Komisi A dan Komisi C, Assisten III dan Plt.Kepala Kesbang Kota
Gorontalo, DANDIM 1304 Gorontalo, Wakapolres Kota Gorontalo,serta 3
orang perwakilan pemilik kafe Leyato.

Rapat berlangsung tertutup
dan berjalan kurang lebih 2,5 jam. Usai rapat Wakil Ketua DPRD Kota
Gorontalo Erman Latjengke mengatakan, sudah dilaksanakan pertemuan
unsur  Musyawar ah Pimpinan Daerah (Muspida) Kota Gorontalo dengan
perwakilan pemilik kafe Leyato, berdasarkan pertimbangan kemanan maka
pada hari ini penggusuran kefe tidak bisa di paksakan. “Berdasarkan
hasil penyampaian pihak keamanan, jika penggusuran tetap dipaksakan
akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan kemungkinan akan jatuh
korban karena dari pihak kafe Leyato sudah mempersi apkan
penghadangan”, terang Erman.

Solusi yang disepakati mengenai
masalah kafe Leyato adalah pihak keamanan mengirimkan surat kepada
Pemkot Gorontalo untuk mempertimbangkan penggusuran dengan alasan
keamanan. DPRD juga sudah menyampaikan kepada pemilik kafe bahwa ada
jeda waktu yang akan digunakan untuk mengadakan pertemuan dengan Pemkot
guna mencari solusi terbaik. Mengenai sampai  kapan penundaan akan
dilakukan, Erman menjawab belum pasti kapan tetapi secepatnya akan
dilaksanakan pertemuan dengan pihak Pemkot. “Hari ini pembongkaran
dipending dulu,” tutup Erman.

Di ruang terpisah pemilik Pitate
kafe, Sherly (25) mengatakan, akan tetap meminta perpanjangan waktu 1
tahun dan dipotong libur bulan puasa menjadi 11 bulan. “Jangan sampai
ada yang dirugikan dari kedua belah pihak, dari Pemkot dan pihak kami
karena modal yang digunakan untuk kafe tersebut bukan hanya ratusan
ribu, tetapi ratusan juta yang mati,” tegas Iyan pemilik Green Enjoy
Kafe. Setelah mencapai kesepakatan, para pemilik kafe dan unsur Muspida
Kota Gorontalo terlihat akrab dan saling lempar senyum sebel um
meninggalkan ruangan Wakil Ketua I DPRD Kota Gorontalo. (kif/Tr-01/
Tr-10)


 

Kirim email ke