Ada yang PV tanya apa arti mandango.. Ana bilang cari di google jo..


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: " zamronie " <zamroni...@yahoo.co.id>
Sender: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Mon, 21 Jun 2010 16:44:03 
To: GM2020<gorontalomaju2020@yahoogroups.com>
Reply-To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Subject: Re: [GM2020] " Visi Indonesia 2030 "


Masa olo mandango juw..

Di awal dan penutup ana pe postingan ada pake tatawa uti

ĤēĤêĤěĤéĤĕĤëĤèĤĕ


-----Original Message-----
From: funcotan...@gmail.com
Sender: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Mon, 21 Jun 2010 16:33:05 
To: <gorontalomaju2020@yahoogroups.com>
Reply-To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Subject: Re: [GM2020] " Visi Indonesia 2030 "


Mesti ada rules tambahan, tidak boleh mandango..



Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: " zamronie " <zamroni...@yahoo.co.id>
Sender: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Mon, 21 Jun 2010 16:17:34 
To: GM2020<gorontalomaju2020@yahoogroups.com>
Reply-To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Subject: Re: [GM2020] " Visi Indonesia 2030 "


Ŵќωќωќωќωќωќωќωќωќωќωќωќωќ

Depe cara postingan dia tulis di bawah, mar masalahnya so ta campur dengan 
postingan sebelumnya.

Nama olo tidak lazim, madelo nama lo mesin judi, pinball

ĤēĤêĤěĤéĤĕĤëĤèĤĕ


-----Original Message-----
From: funcotan...@gmail.com
Sender: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Mon, 21 Jun 2010 15:50:39 
To: <gorontalomaju2020@yahoogroups.com>
Reply-To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Subject: Re: [GM2020] " Visi Indonesia 2030 "


So jaga mandango ti om zam..
‎​​K=)) K=)) K=)) K=)) K=)) 





Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: " zamronie " <zamroni...@yahoo.co.id>
Sender: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Mon, 21 Jun 2010 15:19:18 
To: GM2020<gorontalomaju2020@yahoogroups.com>
Reply-To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Subject: Re: [GM2020] " Visi Indonesia 2030 "


Tidak mangarti ana cara ba baca postingan li om pipibol amm..

So tidak tau yang mana yang om pipibol ada tulis ini

Tidak boleh pake cara yang "normal" jo?

Kong nama olo pake kasana yang butul jo uti.

☺ ☺ ☺ ☺ ☺


-----Original Message-----
From: "pipibol" <zula...@yahoo.com>
Sender: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Mon, 21 Jun 2010 15:13:26 
To: <gorontalomaju2020@yahoogroups.com>
Reply-To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Subject: [GM2020] " Visi Indonesia 2030 "



--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, "pipibol" <zula...@...> wrote:
>
> 
> 
> --- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, funcotanipu@ wrote:
> >
> > 
> > Dua hari sebelumnya, tulisan Arie M Pedju ttg Teknologi, SBY dan Obama.
> > 
> > Menarik dan inspiratif.
> > 
> > 
> > 
> > Powered by Telkomsel BlackBerry®
> > 
> > -----Original Message-----
> > From: Sofyan Uli <sofyanuli@>
> > Sender: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
> > Date: Mon, 21 Jun 2010 17:53:18 
> > To: <gorontalomaju2020@yahoogroups.com>
> > Reply-To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
> > Subject: [GM2020] hilangnya sebuah generasi
> > 
> > Hilangnya Sebuah Generasi
> > Sabtu, 19 Juni 2010 | 04:45 WIBOleh Alexander Supelli
> > Ary Mochtar Pedju (Kompas, 16/6/2010) mengontraskan pidato Presiden Susilo 
> > Bambang Yudhoyono di Puspiptek, Serpong (20/1/2010), dengan artikel seorang 
> > cendekiawan (Koran Tempo, 20/11/2009). Di satu sisi, kita dengar pentingnya 
> > penguasaan teknologi agar tidak terlindas derap sejarah yang terutama 
> > digerakkan teknologi. Di sisi lain, ada kegerahan akan ketergantungan 
> > Indonesia pada sumber daya manusia, teknologi, dan modal asing.
> > Kontras berubah menjadi ironi kalau kita tengok peristiwa 15 tahun lalu. 
> > Jutaan orang baik di dalam maupun di luar negeri hampir-hampir tidak 
> > percaya menyaksikan prototipe pesawat N250 mengudara. Itulah salah satu 
> > karya rancang bangun anak bangsa di tangga teknologi tinggi. Apa yang 
> > tersisa dari peristiwa 10 Agustus 1995 mungkin hanya Keppres No 71 Tahun 
> > 1995 tentang Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.
> > Sukses itu tidak lepas dari ”nasionalisme” yang mau menjadikan industri 
> > dirgantara simbol kemajuan bangsa. Namun, di belakang yang simbolik, 
> > tertanam jerih payah insinyur dan ahli teknik PT Industri Pesawat Terbang 
> > Nusantara serta ratusan ribu jam kerja dan modal yang tidak sedikit.
> > Cerai berai
> > Tanpa perlu masuk ke perdebatan ”IPTN era 90-an” sukses atau gagal, 
> > butir yang kadang lepas dari perdebatan adalah peran IPTN dalam membangun 
> > sumber daya manusia (SDM) setara SDM negara-negara maju, khususnya dalam 
> > bidang rancang bangun/teknologi pesawat komersial berpenumpang 19 sampai 
> > dengan 70 orang. Sesudah krisis ekonomi-politik 1997/1998, IPTN (kini PT 
> > Dirgantara Indonesia/PTDI) memangkas 80 persen jumlah karyawannya.
> > Ke mana perginya tenaga terdidik teknologi yang kalau mengutip SBY disebut 
> > intangible intellectual resources? Lebih dari 200 insinyur dan ahli teknik 
> > eks PTDI kini tersebar di pabrik-pabrik pesawat terbang dunia. Boeing (AS) 
> > mempekerjakan 30 orang, Bombardier (Kanada) merekrut 20 orang, EADS-AIRBUS 
> > Industries (Jerman, Inggris, dan Spanyol) 75 orang. Tahun 2000 s/d 2005 
> > tercatat hampir 100 orang bekerja di Embraer, Brasil, untuk program ERJ 
> > 170/190. Tidak sedikit di Belanda, Belgia, Swiss, UAE, Riyadh, Turki, 
> > Malaysia, dan Singapura.
> > Pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan diperkirakan mencapai 5 persen-6 
> > persen per tahun. Pertanyaannya, untuk negara kepulauan sebesar Indonesia, 
> > jenis transportasi efisien apa yang dapat ikut memicu pembangunan daerah 
> > terpencil? Rute di bawah 500 kilometer efisien ditempuh menggunakan pesawat 
> > berbaling-baling. Untuk Indonesia, yang paling sesuai adalah pesawat 
> > berpenumpang 19 orang dengan daya kargo 2-3 ton dan daya jelajah 
> > 1.000â€"1.500 kilometer. Perawatan pesawat jenis ini mudah dan murah. Harga 
> > beli dan biaya operasi langsungnya pun rendah.
> > Tidak mengherankan jika pesawat jenis inilah yang berdatangan ke pasar 
> > Indonesia. Polri membeli 10 Skytruck (Polandia). Sebuah perusahaan 
> > penerbangan swasta punya dua buah LET 42 (Czech). Belasan DHC-6 Twin-Otter 
> > (Kanada) dibeli untuk rute penerbangan perintis. China giat menawarkan 
> > Harbin Y-12, dan Merpati Nusantara menggunakan M60 (sejenis N250) buatan 
> > China untuk rute Indonesia Timur. TNI juga sedang mengkaji pembelian 
> > pesawat jenis itu.
> > Kini, PTDI serius mengkaji kelayakan Program N219. Alasannya adalah fakta 
> > di atas serta prakiraan bahwa dalam 15 tahun mendatang Indonesia butuh 250 
> > pesawat jenis ini untuk mengganti pesawat-pesawat sekelas yang menua serta 
> > pertumbuhan armada. Dana program pengembangan N219 di bawah 200 juta dollar 
> > AS. Fase perancangan, pembuatan prototipe, uji coba, sertifikasi laik 
> > terbang, sampai akhirnya punya nilai komersial memerlukan waktu tiga tahun. 
> > Dengan perencanaan matang, analisis titik impas bisa tercapai pada 
> > penjualan unit ke-200.
> > Hidup bersama
> > Menyangkut produksi dalam negeri biasanya muncul pendapat bukankah lebih 
> > untung beli dari luar? Sikap itu kiranya perlu diimbangi pertanyaan 
> > seserius apa kita mau menjalankan alih teknologi, membangun SDM, dan memicu 
> > inovasi?
> > Dalam sistem ekonomi yang sepenuhnya mementingkan profit, waktu adalah 
> > taruhan. Meski menyiapkan SDM melibatkan skala panjang waktu, tidak berarti 
> > logika SDM tidak bisa diinjeksikan ke gairah mencari profit. Tentu ada 
> > konsekuensi. Profit jangka pendek menurun, demi produktivitas jangka 
> > panjang. Dengan kata lain, logika SDM menuntut agar ke dalam rancangan 
> > profit jangka pendek ditanamkan kebutuhan menciptakan ”rumah-rumah 
> > produksi”, apakah itu di bidang otomotif, pertahanan, kedirgantaraan, 
> > energi surya, peralatan medis, dan sebagainya. Brasil, Rusia, India, dan 
> > China mengambil pilihan ini.
> > Kita tahu sifat sumber daya pengetahuan berbeda dengan sumber daya tak 
> > terbarukan yang menipis dengan meningkatnya penggunaan. Tenaga terdidik 
> > teknologi yang tercerai berai di banyak negara adalah sumber daya yang 
> > semakin digunakan, semakin meningkat keunggulannya. Sepuluh tahun sesudah 
> > mereka meninggalkan Indonesia dan berkarya di pabrik-pabrik terkemuka luar 
> > negeri, kita mengelus dada membayangkan seberapa berlipat ganda ”nilai 
> > tambah” mereka. Mereka berpotensi besar mengalihkan keunggulan kepada 
> > generasi berikut.
> > Tanpa kenal sejarah ilmu-ilmu dan teknologi, memang sulit memaknai kata 
> > ”pakar”. Mereka bukan hanya orang-orang yang menjalankan tugas sesuai 
> > keahlian, melainkan menjalankan tugas dan pada saat bersamaan membuat 
> > kompetensinya berkontribusi bagi hidup bersama.
> > Argumen bahwa hidup bersama bukanlah urusan ekonomi hanya muncul dari sayap 
> > teknokratik ekonomi. Dari sejarahnya, kita tahu ekonomi juga punya sayap 
> > intelektual. Di sayap inilah ekonomi melekat pada hidup bersama. Dari sayap 
> > itu pula ekonomi melahirkan pemihakan. Saat kemajuan teknologi 
> > negara-negara kaya semakin tak berimbang dibanding negara-negara miskin, 
> > adalah masuk akal jika SDM unggul teknologi dipekerjakan bagi mereka yang 
> > ada di posisi kemajuan lebih rendah. Tidak terkecuali Indonesia.
> > Ini bukan soal nasionalisme, bukan juga soal profit versus pengembangan 
> > SDM. Persoalannya adalah mengatur masa depan hidup bersama. Itulah makna 
> > luas oeconomicus.
> >
> 
> 
> 
> 
> " Visi Indonesia 2030 "
> 
> Dalam suatu artikel yang berjudul Inovasi Teknologi dan Peradaban , terdapat 
> catatan tentang Visi Indonesia 2030 dari Pak Ary Mochtar Pedju yaitu sebagai 
> berikut , " Sejarah mengajarkan bahwa keberhasilan ekonomi hanya turunan dari 
> berbagai kemajuan dalam kultur dan peradaban manusia terutama sains dan 
> teknologi .
> Perencana pembangunan ekonomi dalam "Visi Indonesia 2030" perlu memperhatikan 
> teori Fritjof Capra (1982) tentang ;  "the impasse of economics", ....... 
> "Economists generally fail to recognize that the economy is merely one aspect 
> of a whole ecological and social fabric".
> 
> Peradaban Islam meletakkan dasar dasar utama dalam perkembangan seni , 
> filsafar , sains , dan teknologi modern .  Ilmuwan Islam mengembangkan 
> pengetahuan yang telah ada dalam peradaban Hellenic sebelum tahun masehi .  
> Imperium Islam berada "in the forefront of human achievement" (Bernard Lewis 
> 2002) , dalam politik , militer dan ekonomi .
> 
> Indonesia perlu membangun Kultur Baru dan Peradaban Baru dengan 
> memprioritaskan Sains dan Teknologi , Indonesia bahkan perlu segera mulai 
> mengkaji manfaat Teknologi Nano ( seperti disarankan Prof Barmawi pada Sidang 
> Pleno AIPI 2007 ) untuk kemungkinan "MELONCAT" . 
> 
> Para penggagas "Visi Indonesia 2030" sebaiknya mendasarkan rencananya atas 
> pendekatan kultural seperti yang diajarkan oleh sejarah peradaban manusia , 
> dalam rangka membangkitkan martabat dan ketahanan bangsa di segala sektor 
> kehidupan .
> 
> Perencanaan dan pelaksanaan Visi dan Misi Indonesia 2030 harus menuju 
> perubahan status Indonesia dari "Technological Adopter" menjadi 
> "Technological Innovator" sejajar dengan negara maju lainnya .
> Banyak negara yang sekarang miskin sebenarnya memiliki kekayaan alam namun 
> karena tergolong "technologically excluded" tak mampu mengubah nasibnya . ( 
> Ary M Pedju /Dokumen ) .
> 
> 
> 
> 
> Wassalam
> Gorontalo Maju 2020
> Televisi Hiburan Rakyat ( THR ) .
>



Kirim email ke