Perlakuan sebaliknya pernah saya alami 27 tahun yang lalu! Waktu itu Guru 
Bahasa Inggeris saya memberi nilai '4' pada buku raport saya?! Saya cukup sedih 
dan mendalam..!
Lalu, tiba musim liburan sekolah. Dengan dibekali sedikit uang dan sedikit 
dendam pada guru pula, saya nekad pergi ke Bali sendirian..
Sesampai di Bali saya langsung menuju obyek wisata Pantai Kuta. Sejak hari 
pertama sampai minggu ke 2 saya di Kuta, semua 'Bule' saya ajak ngomong tentang 
apa saja! Di kantong saya hanya ada Kamus Pocket kecil yang selalu menolong 
saat saya kesulitan mengatakan tentang sesuatu?!! Masih terlekat di benak saya 
nasihat seorang Ibu2 Bule STW (Setengah Tuwa). Ibu itu ngomong seperti ini, 
"you must learn more from the big book.."
Dua minggu ngomong Inggeris nekad selama di Kuta, akhirnya lidah saya nggak 
cadel lagi kalo 'ngenggris!'
Ketika hari sekolah dimulai, saya cari guru 'ngepet' yang memberi saya nilai 
'4' itu!!
Ketika bertemu, saya ajak dia ngobrol Inggeris?? Dia lari...
Ke'ah.., tornyata bo 'Teori?!!'
Guru baraba!!!

Den Baga
Selalu ingin belajar..

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: "Ahmad Fadhli" <fadhli_ahma...@yahoo.co.id>
Sender: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Thu, 22 Jul 2010 04:12:48 
To: <gorontalomaju2020@yahoogroups.com>
Reply-To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Subject: [GM2020] RHENALD KASALI

*RHENALD KASALI *
*Thursday, 15 July 2010*

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah 
sekolahtempat anak saya belajar di Amerika Serikat. *Masalahnya, karangan 
berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itutelah diberi nilai E 
(excellence) yang artinya sempurna, hebat,bagus sekali.Padahal dia baru saja 
tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.Karangan yang dia tulis sehari 
sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada sayadan saya mencemaskan kemampuan 
verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisanitu buruk, logikanya sangat 
sederhana. *Saya memintanya memperbaiki kembali,sampai dia menyerah.Rupanya 
karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukandiberi nilai 
buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai?Bukankah pendidikan 
memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya 
khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes,ibu guru yang menerima 
saya hanya bertanya singkat. "Maaf Bapak dari mana?""Dari Indonesia," jawab 
saya. Dia pun tersenyum.**Budaya Menghukum *Pertemuan itu merupakan sebuah 
titik balik yang penting bagi hidup saya.Itulah saat yang mengubah cara saya 
dalam mendidik dan membangun masyarakat."Saya mengerti," jawab ibu guru yang 
wajahnya mulai berkerut, namun tetapsimpatik itu. "Beberapa kali saya bertemu 
ayah-ibu dari Indonesia yanganakanaknya dididik di sini,"lanjutnya. "Di negeri 
Anda, guru sangat sulitmemberi nilai.Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk 
menghukum,melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! " Dia 
punmelanjutkan argumentasinya."Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak 
berbedabeda. Namun untuk anaksebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa 
ibunya bukan bahasa Inggris,saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat," 
ujarnya menunjuk karanganberbahasa Inggris yang dibuat anak saya. Dari diskusi 
itu saya mendapatpelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang 
lain menurutukuran kita.Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study 
saya yang bergelimangnilai "A", dari program master hingga doktor. Sementara di 
Indonesia, sayaharus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop 
out dan parapenguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun 
dapatmelewatinya dengan mudah.Pertanyaan mereka memang sangat serius dan 
membuat saya harus benar-benarsiap. Namun suasana ujian dibuat sangat 
bersahabat. Seorang penguji bertanyadan penguji yang lain tidak ikut menekan, 
melainkan ikut membantu memberikanjalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka 
menunjukkan grafikgrafik yangsaya buat dan menerangkan seterang-terangnya 
sehingga kami makin mengerti.Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan 
dan mendiskusikankekurangan penuh keterbukaan. Pada saat kembali ke Tanah Air, 
banyak halsebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, 
malahikut "menelan" mahasiswanya yang duduk di bangku ujian. *Etika seseorang 
penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan,penguji marah-marah, 
tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedapseakan-akan kebaikan itu ada 
udang di balik batunya. Saya sempat mengalamifrustrasi yang luar biasa 
menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yangmaaf, menurut hemat saya sangat 
tidak manusiawi. Mereka bukan melakukanencouragement, melainkan discouragement. 
Hasilnya pun bisa diduga, kelulusanrendah dan yang diluluskan pun kualitasnya 
tidak hebat-hebat betul. Orangyang tertekan ternyata belakangan saya temukan 
juga menguji dengan caramenekan.Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya 
ingat betul bagaimanaguru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya 
berpikir pantaslahanak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah 
yang hebat,bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang 
pintarsecara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang 
membangun,bukan merusak. Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu 
gurumengingatkan saya. "Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita 
dengankemampuan kita yang sudah jauh di depan," ujarnya dengan penuh 
kesungguhan.Saya juga teringat dengan rapor anak anak di Amerika yang ditulis 
dalambentuk verbal.Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami 
kesulitan, namunrapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat 
yangmendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. "Sarah 
telahmemulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun 
Sarahtelah menunjukkan kemajuan yang berarti." Malam itu saya mendatangi 
anaksaya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya 
ditengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif. 
Diapernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent 
(sempurna),tetapisaya mengatakan "gurunya salah". Kini saya melihatnya dengan 
kacamata yangberbeda.*Melahirkan Kehebatan *Bisakah kita mencetak orangorang 
hebat dengan cara menciptakan hambatan danrasa takut? Bukan tidak mustahil kita 
adalah generasi yang dibentuk olehsejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan 
bercincin batu akik, kapur,dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh 
guru,sundutan rokok, danseterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu 
kata-kata ancaman: Awas...;Kalau,...; Nanti,...; dan tentu saja tulisan 
berwarna merah menyala di ataskertas ujian dan rapor di sekolah.Sekolah yang 
membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadilebih disiplin. 
Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif danmengendurkan semangat. 
Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyatamenunjukkan otak manusia tidak 
statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil)atau sebaliknya,dapat tumbuh.Semua 
itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yangdidapat dari 
orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusiadapat tumbuh, 
sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan,ada orang pintar dan 
ada orang yang kurang pintar atau bodoh.*Tetapi juga ada orang yang tambah 
pintar dan ada orang yang tambah bodoh.Mari kita renungkan dan mulailah 
mendorong kemajuan, bukan menaburkanancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain 
untuk maju, bukan denganmenghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti. (*) 
**RHENALD KASALI **Ketua Program MM UI*
Powered by Telkomsel BlackBerry®

------------------------------------

Majulah Gorontalo kita!Yahoo! Groups Links





------------------------------------

Majulah Gorontalo kita!Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/gorontalomaju2020/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/gorontalomaju2020/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    gorontalomaju2020-dig...@yahoogroups.com 
    gorontalomaju2020-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    gorontalomaju2020-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke