Ok Iqbal insya Allah teman2 digtlo bisa menyampaikan beberapa postingan dimilis 
 ini sebagai penyeimbang..
Salam
DI
 


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: iqbal makmur <kaizen...@yahoo.com>
Sender: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Mon, 2 Aug 2010 09:36:16 
To: <gorontalomaju2020@yahoogroups.com>
Reply-To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Subject: Re: [GM2020] Dekab Kecam Pernyataan Danny

Om Delyuzar and rekans..
Saya kira sudah jelas dari data2 yang sudah kita kaji selama alih fungsi hutan 
ini akan membawa kehancuran buat ekosistem sekitarnya. Masalahnya sekarang 
adalah bagaimana cara menjelaskannya kepada masyarakat tentang bahayanya. Saya 
baca dari kesimpulan diskusi yang diselenggarakan di Gorontalo baru2 ini 
sepertinya pihak yang pro pun menggunakan argumen demi kesejahteraan rakyat. 
Salah satu argumennya adalah dengan dirubahnya kawasan hutan menjadi bukan 
hutan 
maka aktifitas penambang liar dan penduduk yang tingal di wilayah tersebut bisa 
menjadi legal.
Kemarin saya sudah menghubungi teman2 di Bonebolango, alhamdulillah banyak yang 
akan mendukung gerakan kita. Langkah yang harus segera kita ambil adalah 
memperluas jaringan sebanyak2nya dan melakukan perang opini publik. Demikian 
dulu dari saya..

Iqbal



________________________________
From: "ilahude_...@yahoo.com" <ilahude_...@yahoo.com>
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Sent: Mon, August 2, 2010 10:59:08 PM
Subject: Re: [GM2020] Dekab Kecam Pernyataan Danny

  

Menyimak dari beberapa komentar ttg alih fungsi hutan, serta analog dengan yg 
telah saya presentasekan di ST29 jkt,  saya memberi ilustrasi yg tercecer 
sesuai 
dgn pengamatan dilapangan.. .
Sebagai contoh kasus buyat, saya ngobrol dgn salah seorg yg disegani disana, 
mantan lurah ratatotok, bapak itu bilang stlah pt. NMR berhenti operasi 1993, 
aset perusahaan berupa mobil operasional yg bagus2 itu lgsg dikuasai oleh 
pejabat, katanya jd "aset pemda", kemudian pipa dll yg tlah dikonversikan dlm 
rupiah kira2 sebesar 19 milyar disimpan sbg kas yayasan utk pemulihan buyat, tp 
mnurut info nilai aset itu lebih dari 19 milyar....dan seharusnya utk rakyat 
buyat, tapi ternyata hanya mimpi belaka. Boleh jadi di TNBNW akan bernasib sama.
Sekrg ini suasana desa buyat dan ratatotok sperti biasa, tdk ada yg berubah, 
sarana MCK yg dibangun pt. NMR tdk difungsikan bahkan terkesan mubasir... 
mereka 
takut, krn disinyalir sdh terkontaminasi merkuri...kemudian sarana jalan yg 
dibangun pt. NMR kembali rusak, suasana yg tadinya hijau, kini gundul, 
gersang...permukaan air tanah turun, krn daerah tangkapan hujan tdk menyimpan 
air hujan lagi...air sungai sangat keruh, tdk dpt digunakan... jangankan utk 
diminum, utk mandi saja mereka tdk berani.....diratato tok pasca pt. NMR 
beroperasi, yg merajalela adalah PETI. Sampe sekarang peti ini sulit diatur dan 
ini yg paling berbahaya terutama jika mereka mengolah dgn cara konvensional 
yaitu dgn sistem amalgamasi dari bahan merkuri. Pembuangan limbahnya lgsg ke 
anak sungai. Jadi seharusnya apa yg terjadi dikawasan penambangan liar itu, 
merupakan pembelajaran  bagi pemda utk menangani kasus yg mirip yaitu saat 
penambangan dan pasca penambangan. Saya yakin jika daerah KP mulai 
dieksploitasi, pasti akan berhadapan dgn org2 PETI ini dan ini sulit 
dituntaskan. ...
Jika TNBNW disulap jadi kawasan penambangan, maka 10 tahun kemudian nasibnya 
akan mirip dgn didaratan buyat.. PETI tdk akan terkontrol lagi, karena 
spektrumnya semakin luas...
Untuk menghutankan kembali kayaknya perlu wkt lama dan belum tentu berhasil. 
Sbg 
contoh di ratatotok, sebagian lahannya dihutankan kembali, tapi para PETI tetap 
msh beroperasi pd bekas lahan KP itu. Sulit mmbrantas walaupun dijaga 
ketat...satpamnya juga manusia, dia juga butuh duit dari para PETI,....kalo sdh 
begini siapa yg brtanggung jawab. Contoh yg saya liat sendiri hutan disebelah 
motomboto, wkt hujan lebat trjadi longsoran batu dan pohon diterjang air yg 
meluncur deras dr atas bukit. Pada kejadian berikutnya, dilokasi penggalian,  
kali ini ada korban yg tewas akibat tertimbun longsor didlm lubang penggalian.. 

Dari pengamatan saya ternyata mereka sangat awam cara mncari emas. Sembarangan 
menggali lubang dan ahirnya meninggalkan onggokan tanah dan batu....Penghasilan 
dr emas ini minim skali, krn mereka hrs ngutang kemana-mana utk modal menggaji 
para pekerja yg mengambil batu. Sementara para pekerja penggali lubang sendiri, 
bekerja dgn penuh resiko dan belum tentu ada hasilnya. Karena SDMnya kurang 
maka 
semua menggali dgn spekulasi.

Bagi perusahaan tambang yg mengantongi ijin KP, sdh pasti tdk dpt menampung 
semua pekerja tambang, krn dlm pekerjaan tambang terbuka, tenaga manusia 
diganti 
dgn mesin. 

Saya heran komentar ketua komisi 1 bonbol, hsl tambang bisa mningkatkan taraf 
hidup rakyat. Rakyat yg mana? Hanya segelintir org yg bisa berubah mendadak 
dari 
hsl tambang, setelah itu kembali ludes dijual lg utk menutupi hutang. Kemudian 
katanya mningkatkan SDM...hehe aduh kasian kok ketua komisi 1 daya nalarnya msh 
didengkul... Kalo meninkatkan SDM seharusnya rakyatnya mikir apa akibat 
pembuangan limbah disejumlah anak2 sungai diatas sana..tapi buktinya mereka tdk 
tau apa2 dgn bahayanya... bahkan saya melihat kondisi mereka tdk sehat, kulit 
pergelangan tangan mereka sdh mengelupas akibat zat kimia...jadi SDM yg mana yg 
dimaksud ketua komisi 1 itu? 

Dari uraian yg panjang ini, logikanya tdk munkin para PETI itu berhenti 
beraktifitas, dia akan tetap menggali pd lahan yg berdampingan dgn TNBNW, 
bahkan 
secara kucing2an akan menggarap daerah KP... 

Area penambangan dimotomboto hanya bagian terkecil dari hutan TNBNW, tapi yg 
kecil ini saja PETInya sulit diatur oleh aparat,  apalagi jika diperluas 
lagi....

Kalo boleh saya katakan
"Terlalu mahal membayar utk   kelangsungan ekosistem hutan bagi anak cucu kita, 
dari suatu kebodohan dan kedunguan ini".

Salam
DI


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... 
!
________________________________

From:  wanbem...@yahoo. co.id 
Sender:  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com 
Date: Mon, 2 Aug 2010 11:27:21 +0000
To: <gorontalomaju2020@ yahoogroups. com>
ReplyTo:  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com 
Subject: Re: [GM2020] Dekab Kecam Pernyataan Danny
  
Hubungannya adalah komisi I butuh uang, dan proses yg terjadi mulai dari alih 
fungsi TNBNW sampai dengan masuknya penambangan terdapat transaksi yg 
melibatkan  
banyak uang.kira2 begitu
Powered by Telkomsel BlackBerry®
________________________________

From:  manan podungge <a_ma...@yahoo. com> 
Sender:  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com 
Date: Mon, 2 Aug 2010 18:58:23 +0800 (SGT)
To: <gorontalomaju2020@ yahoogroups. com>
ReplyTo:  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com 
Subject: [GM2020] Dekab Kecam Pernyataan Danny
  
blh mo tanya apa hubungannya komisi I dan masalah masalah alih fungsi hutan 
TNBNW saya ini kan masyarakat yang kurang paham masalah politik dan deal-deal 
politik apalagi kalau Komisi I berbicara masalah hutan 

apakah Komisi I bermitra dengan dinas kehutanan... ???
mohon petunjuk karena saya ini cuman masyarakat pinggiran gorontalo yang ada di 
Jakarta...yang tidak mafhum terhadap komentar Nanjaya Hulopi sang Ketua Komisi 
I 
DPRD Bone Bolango...


 

 


      

Reply via email to