Tamu -------- Bismillahir rahmanir rahiem Salah satu hal yang menyenangkan kita adalah menerima tamu.
Kalau saja kita tidak terikat dengan hal2 lain, yang membatasi kita untuk
menjamu tamu, sudah barang tentu kita ingin agar tamu yang datang ke rumah kita
berterusan tiada henti. Yang demikian adalah karena selain kedatangan mereka
membawa rahmat buat shohibul bait, kepergian mereka juga akan mencerabut dosa2
yang terlanjur dibuat shohibul bait. Menjelang sholat ashar, Amin, seorang rekan dalam kerja
dakwah, memberitahu ahlia saya via telepon bahwa dia akan mengunjungi rumah
kami. Ahlia menyampaikan pesan tadi, segera setelah saya terbangun dari
khailullah (tidur siang). Saya yakin bahwa dia akan datang bersama kedua
orangtuanya, sebagaimana yang pernah disampaikannya tempo hari. Selepas sholat Ashar saya mengajak dua orang ahli masjid ke
rumah tanpa memberitahu rencana kedatangan rekan tadi. Yang demikian adalah agar
mereka mendapat manfaat rohani dengan cara yang tidak mereka sadari. Saya tahu
bahwa tamu2 yang akan datang adalah da'i2 yang baru kembali dari khuruj 4
bulan; sang anak khuruj di IPB dan sang ayah khuruj di Selatan Ucapan salam mengawali kedatangan mereka. Setelah bersalaman
dan berpelukan, kami mempersilahkan tetamu lelaki untuk duduk di beranda depan,
sedangkan sang ibu dipersilahkan untuk masuk ke rumah. Yang demikian adalah
karena rumah kami didisain oleh pemiliknya tanpa ruang tamu. Kecil, tapi
menyenangkan (karena mudah mengurusnya). Ahlia saya menyambut sang ibu di dalam. Selepas itu
pembicaraan berkembang. Dan benar saja, dalam obrolan tersebut sang ayah dengan
penuh semangat memberi semangat agar kita sungguh2 mengambil bagian dalam kerja
dakwah. Bahan2 obrolan yang terlontar dari rekan2 diarahkannya sedemikian rupa
sehingga ujungnya ada pada poin keimanan. Beberapa tahun yanag lalu, seorang kawan lama pernah
berkomentar lewat istrinya yang disampaikan kembali kepada ahlia saya. Katanya,
dulu saya pendiam. Alhamdulillah, saya memang merasa banyak berubah, terutama
setelah bergaul dengan para da'i dan setelah mengetahui bahwa diri kita, fikir
kita, lisan kita dan apa saja yang kita miliki dapat menjadi asbab Allah (swt)
menyukai kita. Saya lebih banyak mendengar daripada berbicara, tapi saya justru
menikmati keadaan itu. Bertamu atau menerima tamu adalah bagian dari silaturrahmi.
Padahal tidak seorangpun yang gemar bersilaturrahmi kecuali Allah (swt) akan
memurahkan rejekinya, memanjangkan umurnya untuk melakukan berbagai kebaikan,
mengampuni dosa2-nya dan meningkatkan derajatnya. Lebih daripada itu, fikir dan usaha dakwah yang kita bawa
dalam silaturrahmi akan menjadi asbab orang lain mendapat hidayah, persis
sebagaimana Rasulullah (saw) telah melakukannya tempo dulu. Oleh karena itu,
kita tidak membiarkan waktu berlalu begitu saja, kecuali di Allah (swt) yang berhak mutlak atas hidayah yang hendak
diturunkan-Nya memerlukan kesungguhan kita. Bukan karena Dia tidak mampu,
tetapi lebih karena Dia menghendaki agar kita meraup keuntungan se-besar2-nya
dari usaha dakwah. Subhanallah. Subhan ibn Abdullah Pattaya, 15/03/2005 * http://imanyakin.modblog.com/core.mod?show=blogview&blog_id=510865 -------------------------------------------------------------------------- All views expressed herein belong to the individuals concerned and do not in any way reflect the official views of Hidayahnet unless sanctioned or approved otherwise. If your mailbox clogged with mails from Hidayahnet, you may wish to get a daily digest of emails by logging-on to http://www.yahoogroups.com to change your mail delivery settings or email the moderators at [EMAIL PROTECTED] with the title "change to daily digest".
Yahoo! Groups Links
|