----- Original Message -----
From: Arland
To: Mencintai Islam
Sent: Thursday, March 10, 2005 2:10 PM
Subject: "IHYA' ULUMIDDIN" KITAB ILMU PENGETAHUAN (3/3) INTISARI KITAB
Mau'izhatul Mu'minin min
"IHYA'
ULUMIDDIN"
Hujjatul Islam Al Imam Al Ghazali
(Bimbingan Mu'min dari Menghidupkan Ilmu-ilmu
Agama)
Bismillah, Walhamdulillah Wassholatu
Wassalamu
`Ala Rasulillah, Wa'ala Aalihie Washohbihie Waman Walaah amma ba'du... KITAB ILMU PENGETAHUAN (3/3)
------------------------------------------------
Keutamaan mengajar
Ayat-ayat al-Quran mengenai keutamaan mengajar ini,
ialah di antaranya firman Allah Ta’ala:
“Hendaklah mereka memberikan peringatan kepada
kaumnya, apabila telah kembali kepada mereka nanti, moga-moga mereka
berhati-hati.” (at-Taubah: 122)
Maksudnya ialah memperingatkan mereka itu dengan
pelajaran dan petunjuk yang diperolehinya.
“Dan di waktu Tuhan mengambil janji orang-orang
yang diberikan olehnya kitab; iaitu hendaklah kamu sekalian menerangkan
perkara-perkara yang tersebut di dalam kitab itu, dan jangan sampai kamu
menyembunyikannya.” (ali-Imran: 187)
Maksudnya ialah mewajibkan orang yang berilmu itu
menyebarkan ilmunya dengan mengajar.
“Ada sebahagian dari mereka itu yang menyembunyikan
kebenaran, sedangkan mereka itu mengetahui (hukumnya).” (al-Baqarah:
146)
Maksudnya menghukumkan salah atau haram orang yang
menyembunyikan ilmu pengetahuanya, sebagaimana dihukumkan haram pula orang yang
menyembunyikan penyaksiannya.
Firman Allah Ta’ala:
“Barangsiapa menyembunyikannya (penyaksian), maka
berdosalah hatinya.” (al-Baqarah: 283)
“Siapakah orang yang lebih baik ucapannya daripada
orang yang menyeru kepada Allah dan berbuat kebaikan.”
(Fushshilat: 32)
Allah berfirman lagi:
“Serulah ke jalan Tuhanmu dengan kebijaksanaan dan
nasihat yang baik.” (an-Nahal: 125)
“Dan dia mengajarkan kepada mereka (kandungan)
kitab dan kebijaksanaan.” (al-Baqarah:
151)
Adapun Hadis-hadis yang menunjukkan tentang
keutamaan mengajar, umpamanya pesanan baginda Rasulullah s.a.w. ketika mengirim
Mu’az ke Yaman, bunyinya:
“Andaikata Allah s.w.t memberikan hidayat kepada
seorang dari hasil usahamu, adalah lebih baik bagimu dari dunia dan
seisinya.”
Sabda Rasulullah s.a.w.
“Sesiapa yang mengetahui sesuatu ilmu lalu
disembunyikannya, niscaya di Hari Kiamat nanti, ia akan dikekang oleh Allah
s.w.t. dengan tali kekang dari api neraka.”
“Sesungguhnya Allah s.w.t. dan para MalaikatNya,
begitu juga penghuni langit dan buminya, sehingga semut yang berada di lubangnya
dan ikan yang di lautan, semuanya memohon rahmat bagi orang yang mengajarkan
kebaikan kepada orang ramai.”
“Apabila seorang anak Adam meninggal dunia, maka
terputuslah amalannya melainkan dalam tiga perkara: iaitu sedekah jariah (yang
berterusan), ilmu yang dimanfaatkan dan anak yang saleh yang mendoakan
baginya.”
“Orang yang menunjuk ke jalan kebaikan sama saperti
mengerjakan baginya.”
Ada satu sabda lagi berbunyi: " Moga-moga Allah
mencucurkan rahmatNya ke atas Khalifah-khalifahku." Baginda lalu ditanya: "
Siapakah mereka khalifah-khalifahmu?" Rasulullah s.a.w. bersabda lagi: " mereka
itu adalah orang-orang yang menghidupkan sunnatku serta mengajarkannya kepada
hamba-hamba Allah."
Dari atsar pula, apa yang diriwayatkan dari Mua’z,
katanya: " Pelajarilah ilmu pengetahuan, sebab mempelajarinya kerana Allah
adalah tanda takut kepadaNya, menuntutnya adalah ibadat, menelaahnya adalah
tasbih, mencarinya adalah jihad, mengajarkannya kepada orang yang belum
mengetahui adalah sedekah, memberikannya kepada ahlinya adalah kebaktian. Dialah
kawan dalam masa kesepian dan teman dalam masa kesunyian. Dialah petunjuk jalan
kepada agama, dan pendorong kesabaran dalam masa kepayahan dan
kesempatan."
Allah mengangkat setengah-setengah kamu karena ilmu
pengetahuannya, maka dijadikannya pemimpin, penghulu dan penunjuk jalan kebaikan
yang diikut oleh orang ramai. Orang yang berilmu pengetahuan itu juga menjadi
model utama dalam amalan kebajikan, dicontohi segala jejak-langkahnya, dan
dituruti segala kelakuannya.
Dengan ilmu pengetahuan seorang hamba itu akan
sampai ke peringkat orang-orang yang terpuji ketaatannya dan tertinggi
kedudukannya. Memikirkan perihal ilmu pengetahuan setanding pahalanya dengan
berpuasa, dan menelaahnya setanding pahalanya dengan bangun beribadat di tengah
malam. Dengan ilmu pengetahuanlah manusia mentaati Allah Azzawajalla,
memperhambakan diri kepadaNya, MengEsakanNya dan membesarkanNya.. Dengan ilmu
pengetahuan juga manusia boleh mencapai darjat kewajiban kewara’an, dan
dengannya pula manusia menyambung silatur-rahmi. Dengan ilmu pengetahuan juga,
ia akan mengenal yang halal dan yang haram. Ilmu pengetahuan itu adalah
diumpamakan sebagai pembimbing, manakala amalan pula menjadi pengikutnya, dan
berbahagialah orang yang menerima ilham dari ilmu pengetahuan, dan celakalah
orang yang terhalang dari ilmu pengetahuan.
Berkata al-Hassan r.a.:
" Kalaulah tidak kerana para ulama, niscayalah
manusia sekaliannya sama seperti binatang."
Maksudnya dengan adanya para ulama yang mengajar
manusia terkeluarlah mereka dari peringkat-peringkat kebinatangan dan
memasuki peringkat kemanusiaan.
Ilmu yang fardhu
‘ain
Bersabda Rasulullah s.a.w.:
“Menuntut ilmu itu adalah wajib atas setiap
Muslim.”
Termasuk ilmu yang dikatakan fardhu ‘ain itu, ialah
ilmu pengetahuan yang bakal mengenalkan asas tauhid (MengEsakan Allah) yang
dengannya pula dapat diketahui Zat Allah Ta’ala dan
sifat-sifatNya.
Termasuk fardhu ‘ain juga ilmu pengetahuan yang
dengannya dapat dituntut cara-cara beribadat,dibedakan antara yang halal dan
yang haram, dan mana satu yang dilarang oleh agama, dan mana yang pula yang
dibolehkan dalam urusan agama, dan mana pula yang dibolehkan dalam urusan hidup
sehari-hari.
Termasuk juga ilmu yang fardhu ‘ ain ialah ilmu yang mengenalkan hal-ehwal hati, mengenai sifat-sifatnya yang terpuji, seperti bersabar, bersyukur, bermurah hati, berakhlak tinggi, bergaul baik, berkata benar dan iklas. Begitu juga dengan sifat-sifatnya yang terkeji, seperti balas-dendam, dengki, menipu, meninggi diri, riya’, marah berseteru, membenci dan kikir. Maka mengetahui apa-apa yang harus dilakukan dari sifat-sifat yang pertama dan apa-apa yang harus ditinggalkan dari sifat-sifat yang kedua itu adalah fardhu ‘ain. Seperti mana hukumnya membersihkan hal-hal mengenai kepercayaan, ibadat atau mu’amalat. Wallohu a'lam
bish-shawab,- -------------------------------------------------------------------------- All views expressed herein belong to the individuals concerned and do not in any way reflect the official views of Hidayahnet unless sanctioned or approved otherwise. If your mailbox clogged with mails from Hidayahnet, you may wish to get a daily digest of emails by logging-on to http://www.yahoogroups.com to change your mail delivery settings or email the moderators at [EMAIL PROTECTED] with the title "change to daily digest".
Yahoo! Groups Links
|