Usaha Atas Hidayah

 

Bismillahir rahmanir rahiem

 

Hal yang paling penting dalam usaha yang kita lakukan adalah hidayah. Maksudnya adalah petunjuk dan bimbingan dari Allah (swt) atas setiap gerak, perbuatan, arah jalan dan atas setiap keputusan yang kita ambil dalam menyelesaikan masalah2 kita. Tanpa itu, maka kita akan berbuat sia2, kehilangan arah dan sesat jalan.

 

Sebagimana para sahabat Rasulullah, maka para sahabiyah (rhum) juga melakukan mujahadah (berjuang) di jalan Allah untuk mendapatkan hidayah. Tidak main2; bahkan mereka ber-sungguh2 dalam setiap mujahadah mereka. Tidak 80% atau 90% dari kemampuan mereka, tetapi mujahadah mereka benar2 bulat 100%. Kalau saja mereka mengurangi 10% dari mujahadah mereka, maka kekurangan itu akan segera mendatangkan kesengsaraan dan adzab bagi mereka. Oleh karena itu agama sempurna pada kehidupan mereka.

 

Hari ini, jika dikalkulasi, barangkali mujahadah kita tidak sampai 1% dari kemampuan kita untuk melakukannya. Dan jika kita melakukannya, kita belum lagi melakukannya dengan sungguh2. Namun demikian, meskipun kita belum sungguh2, Allah (swt) telah memberi sebagian hidayah-Nya kepada kita dan kepada saudara2.

 

Oleh karena itu, kalau saja kita bisa mentargetkan setidaknya 10% mujahadah di jalan-Nya, niscaya hal itu akan mendatangkan hidayah lebih baik dan lebih banyak lagi. Dan kalau saja kita dapat memberi 10% dari masa kita untuk agama, maka kita akan melihat perubahan ke arah yang lebih baik pada anak2 kita, saudara2 kita dan tetangga2 kita. Selanjutnya orang2 akan datang kepada kita untuk maksud agama. Tidak itu saja, bahkan rumah kita akan menjadi sumber bagi tersebarnya hidayah.

 

Dalam usaha ini, sangat penting bagi kita untuk selalu menjaga kesadaran tentang kesukaan2 dan kehendak2 Allah (swt). Yang demikian adalah agar kita tidak bersangka buruk kepada siapapun. Perubahan atas diri seseorang ataupun suatu masyarakat adalah tanggung jawab Allah (swt). Yang demikian adalah karena hidayah ada di tangan Allah (swt). Hidayah adalah hak-Nya. Tanggung jawab kita adalah beramal mengikuti amalan2 Rasulullah (saw) sebaik yang dapat kita lakukan.

 

Adapun amalan Rasulullah (saw) dapat digolongkan kepada 4 amalan pokok. Keempat amalan pokok tersebut adalah dakwah, ta'lim, ibadah dan khidmat.

 

Alhamdulillah, dengan karunia Allah (swt) jua, maka hari ini kita menjumpai bahwa amal2 tersebut sudah wujud di banyak masjid dan di banyak negeri. Akan tetapi, masih sangat disayangkan karena pada kenyataannya masih banyak rumah kaum muslimin yang belum hidup dengan amal2 tersebut. Padahal rumah adalah asas bagi kehidupan ummat ini.

 

Berbeda dengan apa yang kita pahami hari ini, dimana untuk mengetahui sesuatu kita mesti memasukinya (seumpama memasuki sekolah untuk mendapatkan pengetahuan), maka untuk dapat memahami cara2 menghidupkan amal2 tersebut di rumah kita, kita mesti keluar dari rumah kita, keluar dari kampung kita, bahkan keluar dari negeri kita. Dengan cara itu kita akan dapat belajar sekaligus mempraktekkannya. Semakin banyak yang dilihat dan dikunjungi, maka semakin banyaklah kesempatan kita untuk belajar dan praktek.

 

Dalam masa keluar, dimana kita bergabung dengan orang2 yang sama2 berniat untuk memperbaiki dirinya sekaligus untuk belajar menghidupkan amal2 tersebut, maka penting bagi kita untuk selalu berusaha menumbuhkan sikap dan rasa kasih sayang diantara sesama anggota jamaah. Semakin baik kita mengusahakannya, maka semakin besarlah kemungkinan bagi kita untuk menjadi orang yang dapat memahami usaha ini dengan baik.

 

Dalam kekurangan selalu ada hikmah yang Allah (swt) sembunyikan. Dan jika kita dapat menemukan kelebihan2 pada orang lain yang memiliki kekurangan2 tertentu, maka hampir dapat dipastikan bahwa hikmah itu akan menjadi milik kita. Sebaliknya, kalau saja seseorang menyangka bahwa dia saja yang baik atau dia saja yang benar, maka dia tidak akan pernah mendapat tambahan ilmu dari orang lain (yang Allah karuniakan kepadanya).

 

Dengan selalu menjaga amal2 ijtima'i (amalan bersama), maka kelak kita akan memahami betapa besarnya nilai suatu kebersamaan. Namun demikian, kita juga tetap berusaha untuk menjaga amal2 infirodi kita (amalan sendiri). Yang demikian adalah karena kekuatan kita dalam membangun jamaah yang kompak dan saling berkasih sayang justru dibentuk dari orang2 yang berusaha untuk memperbaiki amal2 mereka.

 

Usaha ini adalah usaha atas hidayah. Oleh karena itu, saat kita keluar, perbuatan menyongsong dan menyambut orang2 (tempatan) yang datang kepada kita, mesti lebih diutamakan daripada amalan infirodi. Hal itu bukan berarti kita dapat mengabaikannya, tetapi amal2 infirodi dapat kita lakukan pada saat2 dimana jamaah dan orang lain tidak memerlukan kehadiran kita. Berbeda dengan amal ijtima'i yang terikat dengan waktu yang telah dimusyawarahkan, amal infirodi tidak terikat dengan waktu2 itu. Karenanya, menjaga amal infirodi termasuk salah satu mujahadah juga. Subhanallah.

 

Subhan ibn Abdullah

Pattaya, 10/07/2005

*

http://imanyakin.modblog.com/core.mod?show=blogview&blog_id=673956

 




--------------------------------------------------------------------------

All views expressed herein belong to the individuals concerned and do not in any way reflect the official views of Hidayahnet unless sanctioned or approved otherwise.

If your mailbox clogged with mails from Hidayahnet, you may wish to get a daily digest of emails by logging-on to http://www.yahoogroups.com to change your mail delivery settings or email the moderators at [EMAIL PROTECTED] with the title "change to daily digest".




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke