23/09/2006 10:36:52 AM

Palestina Menyambut Ramadhan: Pegawai Tanpa Gaji, Pasar Sepi Pengunjung

COMES: Warga Palestina menyambut bulan Ramadhan tahun ini dengan kondisi ekonomi yang sangat sulit. Blockade Israel yang berlangsung terus menerus sejak meletus intifadhah al Aqsha 2000, gaji para pegawai yang jumlahnya mencapai 165 ribu orang terputus sejak 7 bulan terakhir, meskipun mereka harus menanggung hidup satu setengah juta jiwa di Tepi Barat dan Jalur Gaza, belum lagi 300 warga yang kehilangan pekerjaan mereka akibat blockade dan penutupan perlintasan oleh militer Zionis Israel.
Blockade militer penjajah Israel terhadap warga Palestina yang sudah berlangsung selama 6 tahun lamanya, telah merubah sebagian warga Palestina menjadi orang-orang miskin tidak memiliki bahan makanan untuk sehari-hari mereka. Mereka hanya menggantungkan bantuan dari luar. Sampai akhirnya berlangsung pemilu legislatif pada 25 Januari 2006 yang dimenangkan gerakan Hamas sekaligus pembentukan pemerintahan oleh gerakan ini. Dan tragisnya, hal ini menjadi alasan bagi masyarakat internasional untuk memutus bantuan luar negeri bagi rakyat Palestina dan pemerintahnya. Praktis, sejak Februari 2006 gaji 165 ribu pegawai Palestina terhenti. Sebagian besar dari mereka ini akhirnya turut menambah jumlah orang-orang miskin Palestina sehingga tingkat kemiskinan di Palestina saat ini berkisar antara 65% - 75%, menurut data dari berbagai survei yang dilakukan di Palestina oleh sejumlah lembaga.
Akibatnya, pada bulan Ramadhan ini warga Palestina hanya bisa menyaksikan banyaknya kebutuhan dan barang-barang di pasar-pasar sementara mereka tidak mampu untuk membelinya.
Musa Khalil (47) contohnya, salah seorang warga yang kehilangan pekerjaan. Dia datang ke pasar Ramallah, Tepi Barat, meninggalkan 7 orang anaknya bersama ibu mereka di rumah. Dia mengatakan, banyak kebutuhan yang harus dipenuhi namun dia tidak bisa membelinya. “Mata melihat, tangan tak sampai,”imbuhnya sedih saat menggambarkan ketidakmampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan.
Sementara Yaser Rubayia, seorang pegawai pemerintah Palestina yang belum menerima gaji sejak 7 bulan terakhir, menurut pengakuannya, menolak menjelaskan kondisi dirinya. Merurutnya, berkeluh kesah kepada selain Allah adalah perbuatan hina. Namun seorang pemilik supermarket, di mana Musa Ruayia saat itu ada di dalamnya, menjelaskan bahwa pemuda (Musa) yang umurnya sekitar 35 tahun itu saat ini tidak bisa memberi makan buat anak-anaknya setelah pihak toko menolak hutang barang karena dia telah berhutang lebih 2000 dolar.
Sementara pasar-pasar Palestina pada umumnya terlihat sepi, jarang pengunjung dan pelanggan yang mampu membeli barang dagangan yang digelar. Berbeda ketika para pegawai punya uang dan gaji.
Seorang pedagang apel di pasar Ramallah, Abu Muhammad mengatakan kebanyakan yang jalan di lorong-lorong pasar mereka tidak mampu membeli apa yang mereka butuhkan. Bahkan di antara pelanggan yang biasa membeli buah 5 kilogram setiap minggu untuk keluarga mereka kini hanya bisa membeli paling banyak 2 kilo.
Para pekerja dan pedagang di Tepi Barat mengeluhkan kondisi pasar-pasar yang sepi akibat blockade yang diberlakukan militer Zionis Israel sehingga menghalangi ribuan pekerja Palestina untuk bisa bekerja di tempat kerja mereka di Palestina ’48, di samping gaji para pegawai pemerintah yang belum dibayar sejak beberapa bulan terakhir. Salah seorang pedagang di Hebron, Musa Syawir mengungkapkan hal itu. Menurutnya, kelesuhan dan sepinya pasar seperti saat ini benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya. Dia melihat hal itu karena blockade yang dilakukan Israel dan ketidakmampuan pemerintah membayar gaji para pegawainya. Syawir mengatakan, “Kemampuan daya beli warga sangat lemah, bahkan bisa dibilang lumpuh. Kebanyakan warga yang datang ke toko-toko atau pasar tidak lebih hanya sekadar untuk melihat-lihat saja.”
Seorang pedagang bahan makanan di Bethlehem, wilayah selatan Tepi Barat, mengatakan dirinya tidak menyediakan barang-barang bahan makanan untuk menyambut Ramadhan kali ini sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, namun hanya menyediakan kebutuhan pokok. Dia menegaskan, pihaknya tidak bisa menyediakan banyak barang kebutuhan makanan untuk bulan Ramadhan ini karena uangnya macet di pembeli dan para pelanggan.
Disebutkan bahwa fenomena persiapan menyambut bulan suci Ramadhan di hampir seluruh Palestina nyaris tidak kelihatan. Sementara yang nampak adalah wajah-wajah sedih dan kecemasan di raut muka warga karena kebanyakan mereka tidak punya dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyambut bulan mulia ini.
Salah seorang pegawai di departemen keuangan Palestina, Ahmad Mahmud mengatakan dirinya tidak tahu apa yang akan dilakukan bulan ini dan bagaimana mengelola urusannya, meski utangnya udah lebih dari 5 ribu dolar. Ahmad mengatakan, dirinya telah menjual barang-barang rumah termasuk harta milik istrinya untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan 6 orang anaknya. Para pemilik toko dan pedagang sudah tidak mau lagi memberi utang kepada mereka yang memang utangnya sudah menumpuk.
Kebanyakan warga yang kehilangan pekerjaan dan pegawai pemerintah yang tidak mendapatkan gaji ini diperkirakan akan pergi ke lembaga-lembaga social yang menyediakan makanan secara gratis selama bulan Ramadhan. Inilah barangkali satu-satunya pilihan mereka. Selama ini, banyak lembaga-lembaga social dan wakaf islam yang menyediakan makanan gratis dari para dermawan untuk orang-orang yang tidak mampu dan membunuhkan, khususnya di bulan suci Ramadhan.
Akibat kesulitan ekonomi, apakah itu karena kehilangan pekerjaan, ketidakmampuan pemerintah membayar gaji, blockade militer Zionis Israel atau meningkatnya angka kemiskinan, maka bulan Ramadhan ini akan dilalui warga Palestina sangat beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Wajah-wajah ceria dan kegembiraan seakan lenyap dari raut muka warga. Siapakah yang peduli!? (alquds alarabi/seto)
Berita lainnya:
9/23/2006 3:34:54 PM
Israel Gempur Rafah, Sebuah Rumah Hancur

9/23/2006 2:14:54 PM
Fatah Minta Hamas Terima Syarat Abbas dan Mengakui Israel

9/23/2006 12:51:05 PM
Gerbang Rafah Dibuka, Ribuan Warga Menyeberang

9/23/2006 11:36:52 AM
Parlemen Swedia Minta Embargo Terhadap Palestina Dicabut

9/23/2006 10:36:52 AM
Palestina Menyambut Ramadhan: Pegawai Tanpa Gaji, Pasar Sepi Pengunjung

9/21/2006 5:48:14 PM
Fatah Rencanakan Kudeta Militer

9/20/2006 11:28:45 AM
Israel Aniaya Jama'ah Al-Aqsha 10 Ditangkap

9/20/2006 11:28:45 AM
Dahlan Dalangi Pembunuhan Haneya


Now you can scan emails quickly with a reading pane. Get the new Yahoo! Mail. __._,_.___

--------------------------------------------------------------------------

All views expressed herein belong to the individuals concerned and do not in any way reflect the official views of Hidayahnet unless sanctioned or approved otherwise.

If your mailbox clogged with mails from Hidayahnet, you may wish to get a daily digest of emails by logging-on to http://www.yahoogroups.com to change your mail delivery settings or email the moderators at [EMAIL PROTECTED] with the title "change to daily digest".

--------------------------------------------------------------------------

Affiliates:
Islamic_Board - Malaysia - Islamic Events and Notices http://groups.yahoo.com/group/islamic_board/

Tamadun - eGroup untuk Saintis dan Jurutera Muslim 
http://groups.yahoo.com/group/tamadun/

Recommended sites:
Angkatan Belia Islam Malaysia  : http://www.abim.org.my
Jamaah Islah Malaysia          : http://www.jim.org.my
Radio Islam Kuliyyah           : http://www.kuliyyah.com
Palestinkini Info              : http://www.palestinkini.info
Partai Keadilan Sejahtera      : http://pk-sejahtera.org
Fiqh Siber                     : http://al-ahkam.net/
The Muslim Brotherhood         : http://ikhwanweb.com
Hidayahnet website             : http://hidayahnet.multiply.com/ 




Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Kirim email ke