Pelatihan Operator Spirometry dan Perlindungan Pernapasan, Jakarta, 24-25 April 2007
Pengalaman lapangan memperlihatkan bahwa banyak perusahaan sudah melakukan pemeriksaan kesehatan untuk karyawannya. Namun minat yang besar itu tidak dibarengi dengan kualitas pemeriksaan yang memadai pada beberapa klinik pemeriksaan kesehatan. Pertama pemeriksaan masih dilakukan dengan menggunakan parameter yang tidak spesifik dan sensitif. Kedua pemeriksaan dilakukan secara sama rata untuk semua pekerja. Yang ketiga tidak dilakukan interpretasi, baik secara berkelompok, maupun secara perorangan terkait dengan pekerjaannya. Yayasan IDKI mencoba menyusun sebuah pelatihan spirometry dan perlindungan pernapasan (kedua hal ini memang saling terkait) agar dapat membantu petugas pemeriksaan dalam melaksanakan tugasnya. Pemeriksaan spirometry dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut spirometer. Alat ini dipakai untuk memeriksa salah satu fungsi paru, yaitu ventilasi. Analog dengan tekanan darah yang diukur dengan tensimeter, maka fungsi paru diukur dengan spirometry. Sebagaimana dengan pengukuran lainnya pekerjaan ini banyak memerlukan ketelitian, mulai dari: alatnya sendiri, yang memeriksa, yang diperiksa, standar nasional, perhitungan dan lain-lainnya. Penggunaan komputer sebagai alat bantu harus selalu dipakai secara berhati-hati, karena komputer tidak bisa membedakan antara 79 dan 80. Jika 80 adalah batas normal, maka komputer akan memutuskan bahwa 79 adalah abnormal. Apa bedanya antara 79 dan 80? Jika kesalahan pengukuran pada pemeriksaan spirometry bisa dicegah sedini mungkin, maka kekeliruan pengukuran dalam jumlah banyak (epidemiologi) akan berkurang juga. Penyakit saluran pernapasan merupakan penyakit yang paling banyak ditemukan. Kondisi ini bisa dimengerti karena saluran pernapasan merupakan organ tubuh manusia yang kedua terpapar dengan dunia luar setelah kulit, ketika kita dilahirkan ke dunia. Laporan penyakit terbanyak yang dialami oleh Puskesmas sering berupa ISPA dan sejenisnya yang merupakan penyakit saluran pernapasan. Ada berbagai upaya untuk melindungi saluran pernapasan ini: Mulai dengan menghilangkan penyebabnya, misalnya mengobati kasus tbc agar tidak menular, mengilangkan debu dengan proses basah, mengurangi penguapan pelarut organik dengan menyempitkan mulut container dan banyak upaya lainnya. Yang terakhir adalah melindungi pekerja dengan memberikan masker atau respirator. Ternyata upaya ini tidak semudah yang diduga. Mulai dari seleksi masker yang akan dipakai, menetapkan kelaikan kesehatan pekerja dalam menggunakan masker, pemeliharaan, lama pakai atau change schedule dan lain-lainnya. Pelatihan lebih banyak praktek ketimbang theori. Simulasi dan pemecahan masalah merupakan cara yang sangat effektif dalam pendidikan dewasa. Herdi: "Saya melihat pentingnya penyederhanaan materi sehingga mudah diingat" Rasyid Dadang: "Saya sangat terkesan dengan fasilitator, sehingga saya memahami benar apa yang belum pernah saya pikirkan" Laili Khoiriyah: "Sangat menarik, mencerahkan dan memotivasi saya". Salim Karida:"Saya banyak mendapat tambahan ilmu dan wawasan". Hendry Suryono:" Saya sangat terkesan dan banyak kenalan baru" Silakan untuk mendaftarkan diri pada Pelatihan ini dengan menghubungi: Naila KHAIRIYAH HP 081380158333 Telp 021 734 3651 Sri WIDIAWATI HP Nomor 0812 1025 123 Telp 021 734 3651 Yayasan IDKI di telepon Nomor 021 734 3651, Fax: 021 735 8966, email ke [EMAIL PROTECTED] Atas perhatian Saudara kami ucapkan banyak terima kasih. Wasalam, Dr Sudjoko KUSWADJI MSc(OM) PKK SpOk Pakar Kedokteran Keluarga, Spesialis Okupasi (Kesehatan Kerja) Yayasan IDKI - Konsultasi dan Pelatihan Jl Puyuh Timur III EG3 No 1 Bintaro Jaya Sektor V Jurang Manggu Timur Tangerang 15222 Indonesia Tel: +6221 734 3651 Fax: +6221 735 8966 HP: +62 812 9290059 Email: [EMAIL PROTECTED] HTTP://www.yayasanidki.or.id/