Hati saya miris, kecewa, dan marah, melihat perilaku orang Malaysia akhir-akhir ini terhadap orang Indonesia. Terutama kalangan pejabat dan polisi Malaysia. Mereka suka retorika tentang bangsa serumpun dan persahabatan, tapi ternyata yang terjadi sebaliknya. Mereka gemar melecehkan negara dan orang Indonesia.
Belum lama ini, Donald Peter, wasit Indonesia di kejuaraan Karate di Malaysia dibantai habis sampai babak belur oleh empat polisi Malaysia, dan Menteri Luar Negeri Hamid Albar, tak mau meminta maaf atas kejadian yang dilakukan aparatnya itu! Banyak tenaga kerja wanita Indonesia disiksa oleh majikan-majikan Malaysia, tapi proses hukum terhadap majikan Malaysia itu tidak adil. Lihat saja majikan yang menyiksa habis Ceriyati, yang dibebaskan begitu saja, dan diatur untuk damai. Mestinya harus ada qishash! Dan ternyata banyak turis asal Indonesia juga mengalami peristiwa pelecehan oleh polisi Malaysia. Mereka dicurigai sebagai tenaga kerja gelap. Polisi Malaysia pun cenderung tidak sopan dan tak punta tata krama. Belum lagi PROVOKASI yang dilakukan tentara Malaysia di perairan Ambalat, yang terang-terangan milik Indonesia. Kenapa Malaysia begitu sombong terhadap Indonesia? Apa mereka merasa itu karena Indonesia adalah negara miskin yang memerlukan bantuan Malaysia? Hingga Malaysia merasa bisa memperlakukan Indonesia dan orang Indonesia sebagai budak? Jangan salah. Malaysia keliru kalau menilai orang Indonesia akan diam saja menghadapi segala kesombongan Malaysia itu. Orang Indonesia bisa meledak kemarahannya. Seorang anggota parlemen dari partai Islam, Ali Mochtar Ngabalin (Partai Bulan Bintang), bahkan sudah meminta Presiden Indonesia untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia karena perilaku Malaysia yang takabur itu. Apalagi anggota aprlemen dari partai nasionalis. Apa Malaysia ingin terjadi lagi konfrontasi dengan Indonesia lagi seperti dulu di zaman Soekarno? Semoga gerakan-gerakan Islam di Malaysia, bisa menetralisir kesombongan kaum nasionalis Malaysia yang sekarang berkuasa itu. Sungguh beda para pejabat Malaysia itu dengan seorang Anwar Ibrahim yang sopan dan baik terhadap Indonesia. Orang Malaysia mestinya dipimpin oleh seorang Anwar dan lainnya, yang tidak sombong terhadap jirannya. Mansyur Alkatiri