http://www.dakwatuna.com

Aku Akan Menuju Surga

Oleh: Aidil Heryana, S.Sosi


dakwatuna.com – Duduknya gelisah! Sesekali wajahnya di arahkan ke
langit! Beberapa hari belakangan ini pemuda dari kabilah Aslam itu
selalu termenung sendirian. Agaknya dia sedang sibuk memikirkan
sesuatu yang membebani hatinya. Pemuda dengan tubuh atletis, kuat,
gagah, dan penuh enerjik itu belum dapat jawaban tentang pertanyaan
yang selalu menggelayuti pikirannya. Tentang satu keinginan yang tidak
lumrah di usianya yang terbilang masih belia. Keinginannya untuk hadir
di barisan para mujahid fi sabilillah. Hanya itu! Ya…hanya itu. Di
kepalanya hanya tersembul satu pertanyaan,”Adakah jalan yang lebih
afdhal dan lebih mulia dari jihad fisabilillah?” Rasa-rasanya tak ada.
Sebab itulah satu-satunya jalan jika memang benar-benar telah menjadi
tujuan dan niat suci untuk mencari restu dan ridha Allah.

“Demi Allah, inilah satu kesempatan yang sangat baik”, kata hati
pemuda itu. Ya….sebab di sana, serombongan kaum muslimin sedang
bersiap menuju medan jihad fisabilillah. Sebagian sudah berangkat,
sebagian lagi baru datang, dan akan segera berangkat. Semuanya
menampakkan wajah senang, pasrah, dan tenang dengan satu iman yang
mendalam. Wajah-wajah mereka membayangkan suatu keyakinan penuh, bahwa
sebelum ajal datang, berpantang mati. Maut akan datang dimanapun kita
berada, yakin bahwa umur itu satu. Kapankah sampai batasnya? Hanya
Allah yang Maha Tahu. Bagaimana sebab dan kejadiannya? Takdir Allahlah
yang menentukan. Maut, adalah sesuatu yang tak dapat dihindari. Dia
pasti datang menjemput manusia. Entah di saat sedang duduk, diam di
rumah, atau mungkin ketika dalam perlindungan benteng yang kokoh,
mungkin pula sedang bersembunyi di suatu tempat, di gua yang gelap, di
jalan raya yang ramai, atau di medan peperangan. Bahkan bukan mustahil
maut akan menjemput kala manusia sedang tidur, di atas tempat
tidurnya. Semua itu hanya Allah yang berkuasa, dan berkehendak
atasnya. Menunggu kedatangan maut memang masa-masa yang paling
mendebarkan jiwa. Betapa tidak? Hanya sendiri ini yang dapat dibawa
menghadap Penguasa yang Esa kelak. Medan juang fisabillah tersedia
bagi mereka yang kuat. Penuh keberanian dan keikhlasan mencari ridho
Allah semata. Mereka yang berjiwa suci di tengah-tengah tubuh yang
perkasa. Angan-angan ikhlas yang disertai hati yang bersih.

Memang, saat itu keberanian telah menjiwai setiap kalbu kaum muslimin.
Panggilan dan dengungan untuk jihad fisabilillah merupakan harapan dan
tujuan mereka. Mereka yakin di balik hiruk-pikuknya peperangan, Allah
telah menjanjikan imbalan yang setimpal. Selain dengan itu dia dapat
membersihkan jiwanya dari berbagai noda. Baik noda-noda aqidah,
niat-niat jahat, perbuatan ataupun kekotoran muamalah yang lain.
Pengorbanan mereka di medan jihad menunjukkan keluhuran budi. Semua
sesuai dengan seruan Allah ’mukhlishiina lahudiini’ hanya untuk Allah
semata. Pantas menjadi contoh dan teladan, bahkan sebagai mercusuar
yang menerangi dunia dan isi alam semesta.

Itulah renungan hati pemuda Aslam yang gagah itu. Sepenuh hati dia
berkata seolah kepada diri sendiri. “Harus! Harus dan mesti aku
berbuat sesuatu. Janganlah kemiskinan dan kefakiran ini menjadi
hambatan dan penghalang mencapai tujuanku.” Mantap, penuh keyakinan
dan semangat yang tinggi pemuda tersebut menggabungkan diri dengan
pasukan kaum muslimin. Usia pemuda itu relatif masih muda, namun cara
berfikir dan jiwanya cukup matang, kemauanya keras, ketangkasan dan
kelincahan menjadi jaminan kegesitannya di medan juang. Namun mengapa
pemuda yang begitu bersemangat itu tak dapat ikut serta dalam barisan
pejuang? Sebabnya hanya satu. Dia tidak mempunyai bekal dan apapun
yang dapat dipakainya berperang karena kemiskinan dan kefakirannya.
Sebab pikirnya, tidak mungkin terjun ke medan jihad tanpa berbekal
apapun. Tanpa senjata dia tidak mampu melakukan apapun. Bahkan dia
tidak akan bisa berbuat apa-apa. Jangankan berperang, untuk
menyelamatkan diri saja, tidak mampu.

Inilah daftar pertanyaan panjang yang selalu menjadikan pemuda itu tak
henti berpikir. Otaknya selalu disibukkan dengan satu lintasan, satu
pertanyaan, bagaimana saya dapat berlaga di medan jihad? Setelah tidak
juga dicapainya pemecahan, dia pergi menghadap Rasulullah saw.
Diceritakan semua keadaan dan penderitaan serta keinginannya yang
besar. Dia memang miskin, fakir dan menderita, namun dia tidak
mengangankan apapun dari keikutsertaannya di medan perjuangan.
Dikatakannya kepada Rasulullah saw, bahwa dia tidak meminta berbagai
pendekatan duniawi kepada Rasulullah. Dia hanya menginginkan bagaimana
caranya agar dia dapat masuk barisan pejuang fisabilillah.

Mendengar hal demikian, Rasulullah bertanya, setelah dengan cermat
meneliti dan memandang pemuda tersebut: “Hai pemuda, sebenarnya apa
yang engkau katakan itu dan apa pula yang engkau harapkan?” “Saya
ingin berjuang, ya Rasulullah!” Jawab pemuda itu. “Lalu apa yang
menghalangimu untuk melakukan itu”, Tanya Rasulullah saw kemudian.
“Saya tidak mempunyai perbekalan apapun untuk persiapan perjuangan itu
ya Rasulullah”, Jawab pemuda tersebut terus terang. Alangkah
tercengangnya Rasulullah mendengar jawaban itu. Cermat diawasinya
wajah pemuda tersebut. Wajah yang berseri-seri, tanpa ragu dan penuh
keberanian menghadap maut, sementara di sana banyak kaum munafiqin
yang hatinya takut dan gentar apabila mendengar panggilan untuk
berjihad fisabilillah.

Demi Allah! Jauh benar perbedaan pemuda itu dengan para munafiqin di
sana. Kaum munafiqin yang dihinggapi rasa rendah diri, selalu
mementingkan diri-sendiri. Mereka tidak suka dan tidak mau memikul
beban dan tanggung jawab demi kebenaran yang hakiki. Kaum yang tidak
senang hidup dalam alam kedamaian dan ketentraman dalam ajaran agama
yang benar. Mereka lebih suka berada dalam hidup dan suasana kegelapan
dan kekalutan. Ibarat kuman-kuman kotor, yang hidupnya hanya untuk
mengacau dan menghancurkan apa saja.

Celakalah mereka yang besar dan berbadan tegap namun licik dan kerdil
pikiran serta hatinya. Kebanggaanlah bagimu hai pemuda! Semoga Allah
banyak menciptakan manusia-manusia sepertimu. Yang dapat menjadi
generasi penerusmu. Yang akan menjunjung tinggi izzul Islam wal
muslimin, dengan akhlak yang mulia menuju li’illai kalimatillah.
Benar, kaum muslimin sangat mendambakan para jiwa yang demikian. Jiwa
yang besar penuh keyakinan, dan juga keberanian yang mantap.
Sepantasnyalah pemuda seperti dari kabilah Aslam itu mendapat segala
keperluan serta keinginanya untuk melaksanakan hasratnya ke medan
jihad. Rasulullah saw akhirnya berkata kepada pemuda p tersebut:
“Pergilah engkau kepada si Fulan! Dia yang sebenarnya sudah siap
lengkap dengan peralatan perang tapi tidak jadi berangkat karena
sakit. Nah pergilah kepadanya dan mintalah perlengkapan yang ada
padanya.” Pemuda itu pun bergegas menemui orang yang ditunjukkan
Rasulullah saw tadi. Katanya kepada si Fulan: “Rasulullah saw
menyampaikan salam padamu dan juga pesan. Beliau berpesan agar
perlengkapan perang yang engkau miliki yang tidak jadi engkau pakai
pergi berperang agar diserahkan kepadaku.” Orang yang tidak jadi
berperang itu dengan penuh hormat merespon perintah Rasulullah saw
sambil mengucapkan: “Selamat datang wahai utusan Rasulullah! Saya
hormati dan taati segala perintah Rasulullah saw.” Segera dia menyuruh
istrinya untuk mengambil pakaian dan peralatan perang yang tidak jadi
dipakainya. Diserahkan semuanya pada pemuda kabilah Aslam tadi. Sambil
mengucapkan terima kasih pemuda tersebut menerima perlengkapan itu.
Sebelum dia berangkat dan meninggalkan rumah itu, pemuda tersebut
sempat berucap: “Terima kasih yang sebesar-besarnya. Anda telah
menghilangkan seluruh duka dan keputusasaanku. Bagimu pahala yang
besar dari Allah yang tiada tara.

Terima kasih………Terima kasih.” Pemuda suku Aslam itu kemudian keluar
dengan riang. Raut wajahnya menyiratkan kegembiraan yang luar biasa.
Dengan berlari-lari dia meningalkan rumah orang tersebut.

Di tengah jalan pemuda tersebut bertemu dengan salah seorang temannya
yang terheran-heran dengan ekspresi kegembiraan pemuda tadi. Kemudian
temannya bertanya: “Hai, hendak kemana kau?”, “Aku akan menuju
jannatil firdaus yang seluas langit dan bumi”, Jawab pemuda itu
singkat, mantap penuh keyakinan. []

http://www.dakwatuna.com/2006/aku-akan-menuju-surga/


------------------------------------

Free download [Internet Explorer/Firefox]:
Hidayahnet Toolbar [no virus, adware, malware etc] 
http://hidayahnet.ourtoolbar.com

--------------------------------------------------------------------------
**Boycott Israel**Support Palestine** 

All views expressed herein belong to the individuals concerned and do not in 
any way reflect the official views of Hidayahnet unless sanctioned or approved 
otherwise. 

If your mailbox clogged with mails from Hidayahnet, you may wish to get a daily 
digest of emails by logging-on to http://www.yahoogroups.com to change your 
mail delivery settings or email the moderators at 
hidayahnet-ow...@yahoogroups.com with the title "change to daily digest". 

--------------------------------------------------------------------------

Affiliates:
Islamic_Board - Malaysia - Islamic Events and Notices 
http://groups.yahoo.com/group/islamic_board/

iPerintis - eGroup untuk Saintis dan Jurutera Muslim  
http://groups.yahoo.com/group/iperintis/

Hidayahnet Toolbar [no virus, adware, malware etc] 
http://hidayahnet.ourtoolbar.com

Recommended sites:
Angkatan Belia Islam Malaysia  : http://www.abim.org.my
Jamaah Islah Malaysia          : http://www.jim.org.my
Palestinkini Info              : http://www.palestinkini.info
Partai Keadilan Sejahtera      : http://pk-sejahtera.org
Fiqh Siber                     : http://al-ahkam.net/
The Muslim Brotherhood         : http://ikhwanweb.com
Hidayahnet website             : http://hidayahnet.multiply.com/  Yahoo! Groups 
Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/hidayahnet/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/hidayahnet/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    hidayahnet-dig...@yahoogroups.com 
    hidayahnet-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    hidayahnet-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke