Mahasiswa bukan Islam pun mengadakan kempen Boikot Coca Cola untuk membela 
nasib rakyat di Colombia, India dan di merata dunia yang menerima kesan buruk 
akibat operasi kilang Coca Cola di tempat mereka.

Bilakah orang kita nak sedar ? Bilakah mahasiswa kita nak sedar ? Bilakah 
segelintir orang politik nak berhenti jadi badut di parlimen ? Parlimen patut 
bincang isu rakyat, isu alam sekitar, isu air.

Benarlah dulu ada iklan di TV Malaysia mengenai Alam Sekitar yang dilakonkan 
oleh Zami Ismail. Dimana akhirnya rumah Zami Ismail dalam iklan tersebut di 
kelilingi sampah sarap, tapi Zami Ismail masih duk mengira wang kertas di luar 
rumah.

**************************** 
Declaration of Connecticut College Students for a Coca-Cola Boycott
October 7 2005, by Scott Borchert

We, students of Connecticut College, call for an institutional boycott of all 
Coca-Cola products. In doing so, we will be joining an international movement 
against the labor and environmental abuses of the Coca-Cola Corporation, a 
movement which is steadily gaining momentum on college campuses across the 
country.

Nine schools, including Bard College, Oberlin College, and Rutgers University, 
have already succeeded and severed all contracts with Coca-Cola, and over 
ninety others are actively working to do the same. 

But why Coca-Cola? 

The abysmal human rights record of Coca-Cola is not confined to Colombia, 
however. Indian courts and local governments are currently embroiled in a 
battle against the harmful effects of their own domestic Coca-Cola bottling 
plants. These effects include the depletion of water tables and subsequent 
devastation of small farmers, the pollution of the common ground water 
resource, the sale of Coca-Cola products knowingly contaminated with pesticides 
(now labeled as such as a 2004 order from the High Court in Rajasthan), and the 
distribution of solid waste fertilizer revealed to in fact be lead- and 
cadmium-heavy toxic waste by the BBC. 

On top of this, Coca-Cola has been engaged in anti-union repression and 
intimidation in both Turkey (2005) and Indonesia (2004). 

Source : http://oak.conncoll.edu/~ccleft/cocacola.html 

SUMBER DAYA AIR ALAMI PENYUSUTAN

Ririh mengungkapkan, sumber daya air setiap tahun selalu mengalami penyusutan. 
Untuk itu, pihaknya akan berupaya melakukan pengendalian agar semua perusahaan 
tidak menggunakan air bawah tanah dengan membuat zona pengendalian.

General Manager PT Coca Cola Botling Indonesia Jawa Tengah, Dwi Hardjono 
mengatakan perusahaannya mengambil air bawah tanah sesuai peraturan dari 
pemerintah. 
http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=view&id=20901&Itemid=58
 

31 December 2008
PRIVATISASI AIR MENGANCAM KEDAULATAN PETANI BANTEN

SERANG. Lebih dari 9.000 rumah tangga tani di Padaricang, Banten kini terancam 
oleh kencangnya bisnis air yang terjadi semenjak dikeluarkannya UU privatisasi 
air pada tahun 2004 lalu.  

Saat ini, dikecamatan Padarincang saja, setidaknya dua perusahaan air minum 
kemasan telah dibangun dan terbukti telah menyebabkan penurunan debit air untuk 
irigasi.

Dua perusahaan besar air lainnya yang telah merampas kedaualatan petani dalam 
mengakses air di Banten diantaranya adalah Coca Cola dan Sosro. Kedua 
perusahaan ini telah mengambil permukaan air di wilayah Pandeglang. 
http://www.spi.or.id/?p=789 




      

Kirim email ke