*~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
 {  Sila lawat Laman Hizbi-Net -  http://www.hizbi.net     }
 {        Hantarkan mesej anda ke:  [EMAIL PROTECTED]         }
 {        Iklan barangan? Hantarkan ke [EMAIL PROTECTED]     }
 *~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
  Undilah PAS : MENENTANG KEZALIMAN & MENEGAKKAN KEADILAN
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bismillahir Rahmaanir Rahiim
Assalaamu`alaikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh.

Sahabat semua, 

nama program :talking box
kegunaan : boleh tolong baca untuk kita, berserta dengan paparan sekali.
saiz : 901kb (zip) berserta bahagian-bahagian yang lain

kepada sesiapa yang berminat dengan program itu sila ke web ini

http://www.mindbeat.com/agent.shtml

selamat mencuba

lampiran 

wassalam

sekadar renungan
Menang Kalah

                        Ada dua sisi kehidupan di dunia ini yang akan kita
alami, dan
                        kita tidak bisa menghindarinya: hidup mati, suka
duka, kaya
                        miskin, cinta benci, siang malam, tawa tangis, atau
menang
                        kalah. Pada suatu saat, kita kadang menang, dan
pada lain saat
                        kita kalah.

                        Dalam sirah-nya (riwayat hidup), Nabi Muhammad saw
pernah
                        merasakan kemenangan dan kekalahan. Pada Perang
Badar,
                        misalnya, Rasulullah saw tampil memimpin dan
mengatur barisan
                        kaum Muslimin yang sedikit jumlahnya. Karena
melihat pasukan
                        Quraisy kafir sangat besar dengan senjata lengkap,
Nabi
                        ditemani Abu Bakar kembali ke kemahnya. Hati Nabi
cemas
                        bila kaum Muslimin tidak mampu menang.

                        Karena cemas, Rasulullah saw lalu berdoa,
''Allahumma, ya
                        Allah. Kini Quraisy datang dengan segala
kecongkakannya,
                        berusaha mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah,
pertolongan-Mu
                        juga yang Kau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika
pasukan ini
                        sekarang binasa, tidak ada ibadah kepada-Mu.''

                        Seusai berdoa, Nabi berseru kepada para sahabat,
''Demi Dia
                        yang memegang hidup Muhammad (Demi Allah). Setiap
orang
                        yang sekarang bertempur dengan tabah, bertahan
mati-matian,
                        terus maju dan pantang mundur, lalu ia tewas, maka
Allah akan
                        menempatkannya di dalam surga.''

                        Dengan kekuatan moral dan menantang kesombongan,
Nabi
                        dan kaum Muslimin maju melawan kaum kafir, dan
berhasil
                        menekuklututkan mereka. Harta rampasan perang pun
dibagi
                        secara adil. Kabar kemenangan segera disampaikan
kepada
                        penduduk Madinah. Mereka menyambutnya dengan rasa
syukur
                        dan gembira. Sedangkan kabar kekalahan tentara
Quraisy
                        memukul perasaan penduduk Mekah, karena mereka tak
                        percaya bila para pemimpinnya terbunuh.

                        Ternyata, kemenangan tidak selalu berpihak kepada
Nabi Allah.
                        Saat Perang Uhud meletus, Nabi dan seribu kaum
Muslimin
                        kalah melawan Quraisy kafir, walau taktik dan
strategi perang
                        telah disusun. Bahkan, mereka juga yakin menang,
karena
                        pernah mengalahkan kaum Quraisy pada Perang Badar.

                        Menurut para penulis sirah, sebenarnya Nabi dan
kaum
                        Muslimin telah berhasil memukul mundur pasukan
Quraisy pada
                        Perang Uhud. Tapi, karena tujuan dan niat kaum
Muslimin
                        berubah, yakni lebih mementingkan rampasan perang
(materi)
                        ketimbang kemenangan, maka kekalahan pun tak
terhindarkan.
                        Mereka lupa diri dan melanggar perintah Nabi.
Kekalahan itu,
                        tulis Muhammad Husain Haikal, karena persatuan kaum
Muslim
                        terpecah belah. Intinya, mereka indisipliner.

                        Kekalahan Nabi dan para sahabat dalam perang itu
                        menimbulkan duka cita yang dalam. Tapi, kesedihan
itu mereka
                        lawan dengan sabar dan tabah. Malah, kekalahan itu
semakin
                        meningkatkan iman dan takwa mereka kepada Allah.
Pada sisi
                        lain, mampu menebus kekalahan mereka di bukit
Badar.

                        Menang atau kalah adalah salah satu dinamika
kehidupan yang
                        harus siap kita hadapi. Datangnya kadang tak
terduga, walaupun
                        telah direncanakan. Namun, yang lebih penting dari
itu semua,
                        dalam keadaan menang atau kalah, kita harus tetap
berjuang.
                        Jangan sampai kita terlena oleh kemenangan dan
jangan sampai
                        sedih berkepanjangan oleh kekalahan. 
                          

                                    Diterbitkan oleh Republika Online
                                   Hak Cipta © PT Abdi Bangsa 1999

                                                        


 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
 ( Melanggan ? To : [EMAIL PROTECTED]   pada body : SUBSCRIBE HIZB)
 ( Berhenti ? To : [EMAIL PROTECTED]  pada body:  UNSUBSCRIBE HIZB)
 ( Segala pendapat yang dikemukakan tidak menggambarkan             )
 ( pandangan rasmi & bukan tanggungjawab HIZBI-Net                  )
 ( Bermasalah? Sila hubungi [EMAIL PROTECTED]                    )
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pengirim: "Cikgunik" <[EMAIL PROTECTED]>

Kirim email ke