*~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
 {  Sila lawat Laman Hizbi-Net -  http://www.hizbi.net     }
 {        Hantarkan mesej anda ke:  [EMAIL PROTECTED]         }
 {        Iklan barangan? Hantarkan ke [EMAIL PROTECTED]     }
 *~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
  Undilah PAS : MENENTANG KEZALIMAN & MENEGAKKAN KEADILAN
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
ASSALAMUALAIKUM Sahabatku saudara/I yang dikasihi, disayangi, diingati dan 
dirahmati Allah Ta'ala sentiasa.

Izinkan saya membicarakan perihal, Ulama' Hadis yang terkenal ini. Semoga 
saya dan anda semua memperolehi keberkatan dari-Nya.

Insya Allah!


IMAM MUSLIM


Reputasinya mengikuti gurunya, Imam Bukhari.

Dalam khazanah ilmu-ilmu Islam, khususnya bidang Hadis nama Imam Muslim 
begitu monumental, setara dengan gurunya, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail 
al-Bukhary al-Ju'fy atau lebih dikenal dengan nama Imam Bukhari. Sejarah 
Islam sangat berhutang kepadanya, karena prestasinya di bidang ilmu Hadis, 
serta produk ilmiahnya yang luar biasa bagi rujukan ajaran Islam, setelah 
al-Qur'an. Dua kitab Hadis shahih karya Bukhari dan Muslim sangat berperanan 
dalam standarisasi bagi akurasi akidah, syariah dan Tasauf dalam dunia 
Islam.

Nama Imam Muslim, senantiasa dikaitkan dengan sejumlah istilah seperti 
muttafaq alaih, atau muttafaq 'ala shihhatihi, yang berarti hadis-hadis yang 
bersangkutan disepakati kesahihannya oleh al-Bukhari dan Muslim.

Melalui karyanya yang sangat berharga, al-Musnad ash-Shahih, atau al-Jami' 
ash-Shahih, selain menempati urutan kedua setelah Shahih Bukhari, kitab 
tersebut memenuhi khazanah pustaka dunia Islam. Nama lengkap Imam Muslim 
adalah Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj an-Naisabury (Nisapur), lahir di 
kota Naisabur 204 H. Pada tahun 218 H, beliau mulai belajar Hadis, ketika 
usianya kurang dari lima belas tahun.

Pengembaraan (rihlah) dalam pencarian Hadis merupakan kekuatan tersendiri, 
dan amat penting bagi perkembangan intelektualnya. Dalam pengembaraan ini 
(tahun 220 H) Imam Muslim bertemu dengan guru-gurunya, dimana pertama kali 
bertemu dengan Qa'nabi dan yang lainnya, ketika menuju kota Makkah dalam 
rangka perjalanan haji. Perjalanan intelektual lebih serius, barangkali 
dilakukan tahun 230 H. Dari satu wilayah ke wilayah lainnya, misalnya menuju 
ke Irak, Syria, Hijaz dan Mesir.

Dalam sejumlah nama yang tercantum sebagai guru-guru besar Imam Muslim 
antara lain disebutkan, Zuhair bin Harb, Sa'id bin Manshur, Abd bin Humaid, 
Dzuhali, al-Bukhari, Ibnu Ma'in, Ibnu Abi Syaibah dan yang lainnya, yang 
jumlahnya ratusan ahli Hadis dan Ulama' lainnya.

Waktu yang cukup lama dihabiskan bersama gurunya al-Bukhari. Kepada guru 
besarnya ini, Imam Muslim menaruh hormat yang luar biasa. "Biarkan aku 
mencium kakimu, hai Imam Muhadditsin dan doktor Hadis," pintanya, ketika di 
sebuah pertemuan antara Bukhari dan Muslim.

Disamping itu, Imam Muslim memang dikenal sebagai tokoh yang sangat ramah, 
sebagaimana al-Bukhari yang memiliki kehalusan budi bahasa. Kerana itu, 
sebagai seorang ahli perniagaan, Imam Muslim juga memiliki reputasi, yang 
kemudian popular namanya -- sebagaimana disebut oleh Adz-Dzahabi - dengan 
sebutan muhsin dari Naisabur.

Sejumlah ahli Hadis memujinya, termasuk guru-gurunya, antara lain Muhammad 
bin Abdul Wahhab al-Farra'. "Muslim adalah salah seorang Ulama' dan 
tempatnya ilmu pengetahuan. Aku tidak mengenalnya kecuali ia sangatlah 
baik."

Maslamah bin Qasim menegaskan, "Muslim adalah tsaqqat, agung darjatnya dan 
merupakan salah seorang pemuka (Imam)." Senada pula, ungkapan ahli Hadis dan 
fuqaha' besar, An-Nawawi, "Para Ulama' sepakat atas kebesarannya, keimanan, 
ketinggian martabat, kecerdasan dan kepeloporannya dalam dunia Hadits."


- Kitab Shahih Muslim -

Imam Muslim memiliki jumlah karya yang cukup penting dan banyak. Namun yang 
paling utama adalah karyanya, Shahih Muslim. Dibanding kitab-kitab hadis 
shahih lainnya, kitab Shahih Muslim memiliki karakteristik tersendiri, 
dimana Imam Muslim banyak memberikan perhatian pada ekstraksi yang resmi. 
Beliau bahkan tidak mencantumkan judul-judul setiap akhir dari satu pokok 
bahasan. Disamping itu, perhatiannya lebih diarahkan pada mutaba'at dan 
syawahid.

Walaupun dia memiliki nilai beda dalam metode penyusunan kitab Hadis, Imam 
Muslim sekali-kali tidak bermaksud mengungkap fiqih hadis, namun 
mengemukakan ilmu-ilmu yang bersanad. Kerana ia meriwayatkan setiap Hadis di 
tempat yang paling layak dengan menghimpun jalur-jalur sanadnya di tempat 
tersebut. Sementara al-Bukhari memotong-motong suatu Hadits di beberapa 
tempat dan pada setiap tempat ia sebutkan lagi sanadnya. Sebagai murid yang 
shalih, ia sangat menghormati gurunya itu, sehingga ia menghindari 
orang-orang yang berselisih pendapat dengan al-Bukhari.

Kitab Shahih Muslim memang diniai kalangan muhaditsun berada setingkat di 
bawah al-Bukhari. Namun ada sejumlah Ulama' yang menilai bahwa kitab Imam 
Muslim lebih unggul ketimbang kitabnya al-Bukhari.

Sebenarnya kitab Shahih Muslim dipublikasikan untuk Abu Zur'ah, salah 
seorang pengkritik Hadis terbesar, yang biasanya memberikan sejumlah catatan 
mengenai cacatnya Hadis. Lantas, Imam Muslim kemudian membetulkan cacat 
tersebut dengan membuangnya tanpa argumentasi. Karena Imam Muslim tidak 
pernah mahu membukukan Hadis-hadis yang hanya berdasarkan kriteria pribadi 
semata, dan hanya meriwayatkan Hadis yang diterima oleh kalangan Ulama'. 
Sehingga Hadis-hadis Muslim terasa sangat populis.

Berdasarkan hitungan Muhammad Fuad Abdul Baqi, kitab Shahih Muslim memuat 
3.033 Hadis. Metode penghitungan ini tidak didasarkan pada sistem isnad 
sebagaimana dilakukan ahli Hadis, namun ia mendasarkannya pada 
subjek-subjek. Ertinya jika didasarkan isnad, jumlahnya bisa berlipat ganda.

Antara al-Bukhari dan Muslim

Imam Muslim, sebagaimana dikatakan oleh Prof. Mustafa 'Adzami dalam bukunya 
"Studies in Hadith Methodology and Literature", mengambil keuntungan dari 
Shahih Bukhari, kemudian menyusun karyanya sendiri, yang tentu saja secara 
metodologis dipengaruhi karya al-Bukhari.

Antara al-Bukhari dan Muslim, dalam dunia hadis memiliki kesetaraan dalam 
kesahihan hadis, walaupun Hadis al-Bukhari dinilai memiliki keunggulan 
setingkat. Namun, kedua kitab Hadis tersebut mendapatkan gelar sebagai 
as-Shahihain.

Sebenarnya para Ulama' berbeda pendapat mana yang lebih hebat antara Shahih 
Muslim dengan Shahih Bukhari. Jumhur Muhadditsun berpendapat, Shahihul 
Bukhari lebih unggul, sedangkan sejumlah Ulama' Morocco dan yang lain lebih 
mengunggulkan Shahih Muslim. Hal ini menunjukkan, sebenarnya perbedaannya 
sangatlah sedikit, kalau hal itu terjadi, hanya pada sistematika 
penulisannya saja, dibanding tema dan isinya.

Al-Hafidz Ibnu Hajar mengulas kelebihan Shahih Bukhari atas Shahih Muslim, 
antara lain, karena Al-Bukkahri mensyaratkan kepastian bertemunya dua perawi 
yang secara struktural sebagai guru dan murid dalam Hadits Mu'an'an; agar 
dapat dihukumi bahwa sanadnya bersambung. Sementara Muslim menganggap cukup 
dengan "kemungkinan" bertemunya kedua rawi tersebut dengan tidak adanya 
tadlis.

Al-Bukhari mentakhrij Hadis yang diterima para perawi tsaqqat darjat utama 
dari segi hafalan dan keteguhannya. Walaupun juga mengeluarkan hadis dari 
rawi darjat berikutnya dengan sangat selektif. Sementara Muslim, lebih 
banyak pada rawi darajat kedua dibanding Bukhari. Disamping itu kritik yang 
ditujukan kepada perawi jalur Muslim lebih banyak dibanding kepada 
al-Bukhari.

Sementara pendapat yang berpihak pada keunggulan Shahih Muslim beralasan  
sebagaimana dijelaskan Ibnu Hajar , bahwa Muslim lebih berhati-hati dalam 
menyusun kata-kata dan redaksinya, karena menyusunnya di negeri sendiri 
dengan berbagai sumber di masa kehidupan guru-gurunya. Ia juga tidak membuat 
kesimpulan dengan memberi judul bab sebagaimana Bukhari lakukan. Dan 
sejumlah alasan lainnya.

Namun prinsipnya, tidak semua Hadis Bukhari lebih shahih ketimbang Hadis 
Muslim dan sebaliknya. Hanya pada umumnya kesahihan hadis riwayat Bukhari 
itu lebih tinggi daripada kesahihan Hadits dalam Shahih Muslim.

Karya-karya Imam Muslim

Imam Muslim berhasil menghimpun karyanya antara lain seperti: 1) Al-Asma' 
wal-Kuna, 2) Irfadus Syamiyyin, 3) Al-Arqaam, 4) Al-Intifa bi Juludis Siba', 
5) Auhamul Muhadditsin, 7)At-Tarikh, 8) At-Tamyiz, 9) Al-Jami', 10) Hadits 
Amr bin Syu'aib, 11) Rijalul 'Urwah, 12)Sawalatuh Ahmad bin Hanbal, 13) 
Thabaqat, 14) Al-I'lal, 15) Al-Mukhadhramin, 16) Al-Musnad al-Kabir, 17) 
Masyayikh ats-Tsawri, 18) Masyayikh Syu'bah, 19) Masyayikh Malik, 20) 
Al-Wuhdan, 21) As-Shahih al-Masnad.

Kitab-kitab nomor 6, 20, dan 21 telah dicetak, sementara nomor 1, 11, dan 13 
dalam bentuk manuskrip. Sedangkan karyanya yang monumental adalah Shahih 
dari judul singkatnya, yang sebenarnya berjudul, Al-Musnad as-Shahih, 
al-Mukhtashar minas Sunan, bin-Naqli al-'Adl 'anil 'Adl 'an Rasulillah.

Wallahu ta'ala a'lamÉÉ.

Al-Fakir Ilallah - Abdul Jamil Lam Al-Qadiri





______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
 ( Melanggan ? To : [EMAIL PROTECTED]   pada body : SUBSCRIBE HIZB)
 ( Berhenti ? To : [EMAIL PROTECTED]  pada body:  UNSUBSCRIBE HIZB)
 ( Segala pendapat yang dikemukakan tidak menggambarkan             )
 ( pandangan rasmi & bukan tanggungjawab HIZBI-Net                  )
 ( Bermasalah? Sila hubungi [EMAIL PROTECTED]                    )
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pengirim: "Abdul Jamil Lam" <[EMAIL PROTECTED]>

Kirim email ke