*~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
 {  Sila lawat Laman Hizbi-Net -  http://www.hizbi.net     }
 {        Hantarkan mesej anda ke:  [EMAIL PROTECTED]         }
 {        Iklan barangan? Hantarkan ke [EMAIL PROTECTED]     }
 *~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
          PAS : KE ARAH PEMERINTAHAN ISLAM YANG ADIL
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Assalamualaikum wbt.

Alhamdulillah, wasyukrillah, satu artikel yang baik dari sdr. soni norku.

Tanggungjawab ayah-ibu memang berat. Iman dan Islam bukanlah satu perkara
yang boleh diwarisi, difaraidkan dan diperturunkan kepada anak atau
keturunan kita.

"Seorang bayi (anak kecil) yang baru lahir, (hatinya) adalah bersih,
seumpama sehelai kain putih. Yang menjadikannya Yahudi, Nasara dan Majusi
ibu-ayahnyalah" (Hadis)

Dalam Hadis di atas, jelas kepada kita, bahawa, "Yang menjadikan Yahudi,
Nasara dan Majusi kepada anak-anak ialah ibu-bapa". Persoalannya siapakah
yang boleh menjadikan anak-anak itu berIman dan beramal soleh? Dan
setakat manakah peranan ayah-ibu ke atas anak-anak untuk menuju kepada
Iman dan amal soleh?

Oleh sebab itulah saya bersetuju dengan pandangan sdr. soni norku.
Tarbiah adalah melalui contoh dan teladan. Seorang bapa yang menyedari
dan memahami berkenaan Iman dan Islam serta amal soleh akan mentarbiahkan
dirinya terlebih dahulu dengan memohon "petunjuk Allah, bimbingan Allah,
tuntunan Allah dan kekuatan untuk beramal soleh seterusnya perlindungan
dan bantuan Allah bagi keselamatan di dunia dan di akhirat " untuk
dirinya, isterinya dan anak-anak nya.

Seorang ayah wajib menyedari bahawa untuk mendapat Iman dan rahmat Allah
(keampunan dan bimbinganNya) ialah dengan bergantung kepada Allah
(kurniaan ALlah) maka yang demikian itulah seorang ayah perlu
mendisiplinkan diri sentiasa setiap waktu dan ketika berbuat ehsan
(kebaikan dan amal soleh).

Firman Allah : "Sesungguhnya rahmat Allah itu Allah dekatkan kepada
orang-orang yang sentiasa berbuat baik".

Kita dapat menjadi baik dan terus menjadi baik adalah daripada rahmat
Allah. Apa yang ada pada kita daripada kebaikan itu adalah daripada
kurniaan Allah. Dan kurniaan yang paling besar dan nikmat ialah Iman dan
Islam di sisi Allah. Oleh kerana untuk mendapatkannya tiada jalan lain
melainkan hanya dengan bermujahadah dan berharapkan rahmat Allah, maka
kurniaan itu ialah khusus untuk diri kita. Yang kita didik dan tarbiahkan
kepada isteri dan anak kita, ialah mengikut dan mengakuri bagaimanakah
kaedah dan pendekatan untuk "menarik rahmat Allah" melalui contoh dan
teladan.

Kita tidak dapat mewariskan Iman dan amal soleh kepada isteri dan
anak-anak kita. Yang boleh mengurniakan kedua-duanya itu ialah Allah jua
atas rahmat kasih sayangNya. Jika hubungan kita dengan Allah tidak baik
dan intim bagaimanakah amal soleh kita dan doa kita akan
diperkenankanNya? Jika dalam beramal, bermunajat atau berdoa itu hati
tidak hudur kepada Rabbulalamin bagaimanakah Allah dapat memandang kita
dengan rahmatNya?

Tanamkan pada hati isteri dan anak bahawa, untuk kita sendiri mendapat
Iman dan amal soleh, kita terpaksa mendisiplinkan diri bermujahadah
kepada Allah maka demikian juga mereka untuk kebaikan dan keselamatan
diri mereka. Kaedah dan pendekatannya kita kena tunjuk, amal dan
pantaukan kepada mereka.

Jika ditakdirkan kita berjaya mendidik mereka, sedarilah sebenarnya itu
adalah daripada rahmat Allah jua. Kebaikan dan kebenaran adalah milik
Allah dan datang serta kembali kepada Allah.

Allah SWT tidak memungkiri janjiNya, tidak pula menganiaya sesiapa di
kalangan hambaNya dan setiap orang akan dibalasi setimpal dengan apa yang
diusahakannya.

Jadi jika usaha kita dan pergantungan kita kepada Allah tipis dan kurang
maka kecillah pulangannya.

Wallah hu a'alam.
Wassalamu alaikum wbt.





Sani Norku wrote:

>  *~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
>  {  Sila lawat Laman Hizbi-Net -  http://www.hizbi.net     }
>  {        Hantarkan mesej anda ke:  [EMAIL PROTECTED]         }
>  {        Iklan barangan? Hantarkan ke [EMAIL PROTECTED]     }
>  *~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
>           PAS : KE ARAH PEMERINTAHAN ISLAM YANG ADIL
>  ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
> Assalamualaikum wbt,
>
> Utk menjaga keluarga dari api neraka, sang ayah harus
> tahu terlebih dulu menjaga dirinya drp api neraka.
> Utk berdakwah, sang pendakwah harus terlebih dulu
> mempraktiskan ajaran islam secara amali agar bisa
> dicontohi.
> Begitulah juga dlm memperjuangkan daulah islam, sudah
> seharusnya amalan islam itu telah diamalkan sepenuhnya
> dlm jemaahnya, pemimpinnya dan juga pengikutnya. Baik
> dari segi ibadahnya, amalan zahir batin, ekonomi,
> muamalat, organisasi, pendidikan, tarbiyah dll
> seharusnya sudah diatur secara islami.
>
> Seterusnya ... ikutilah tarbiyah yg dipetik dari laman
> Sabiluna.tripod.com utk manfaat hidup berkeluarga.
>
> Wassalam.
>
> Keluarga Islam dan Neraka
>
> Surat At Tahrim (66) ayat 6 merupakan salah satu ayat
> yang berisi seruan Allah Swt kepada orang-orang yang
> beriman agar sebagai mu'min kita harus betul-betul
> memperhatikan isi seruan-Nya dan melanjutkannya dalam
> kehidupan sehari-hari. Seruan Allah Swt untuk para mu'
> min dalam surat ini artinya: Hai orang-orang yang
> beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
> neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
> penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras,
> yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
> diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
> apa yang diperintahkan.
>
> SERUAN DAN PERINGATAN
> Di dalam ayat di atas, kita dapat mengambil kesimpulan
> bahwa terdapat dua seruan dan satu peringatan Allah
> Swt kepada untuk diperhatikan dan diwaspadai dalam
> kehidupan kita ini. Ini berarti ada dua kandungan
> utama dalam ayat ini yang harus kita pahami dengan
> sebaik-baiknya. Pertama, seruan agar kita memelihara
> diri guna terhindar dari azab neraka, ini berarti
> setiap mu’min harus membentuk dirinya menjadi pribadi
> muslim dengan aqidah yang mantap dan akhlak yang
> mulia. Salah satu persoalan terpenting dalam masalah
> ini adalah apabila dikaitkan dengan seruan Allah yang
> kedua dalam ayat di atas, yakni agar dia juga
> memelihara anggota keluarganya dari azab neraka, maka
> membentuk diri kita menjadi orang shaleh dan shalehah
> menjadi sesuatu yang mutlak.
>
> Ini berarti, manakala seorang suami dan atau seorang
> bapak menginginkan anggota keluarganya menjadi shaleh
> dan shalehah, maka yang shaleh terlebih dahulu adalah
> dirinya sendiri. Hal ini karena bagaimana mungkin
> seorang suami dan bapak dapat mendidik dan mengarahkan
> isteri dan anak-anaknya untuk menjadi orang yang
> shaleh kalau dia sendiri saja tidak shaleh. Dalam
> kaitan ini, salah satu metode yang harus dilaksanakan
> dalam pendidikan termasuk terhadap isteri dan anak
> adalah memberikan keteladanan yang baik
>
> Kalau seorang suami atau bapak tidak shaleh atau tidak
> mampu menjaga dan memelihara dirinya dari api neraka,
> mana mungkin dia bisa menjaga dan memelihara anggota
> keluarganya dari api neraka. Kedua, memelihara anggota
> keluarga, baik isteri maupun anak agar mereka
> terhindar dari azab neraka, ini berarti isteri dan
> anak harus dididik dan diarahkan hingga mereka
> terbentuk manjadi isteri dan anak yang shaleh. Tugas
> ini sama-sama kita sadari sebagai tugas yang berat,
> apalagi pada zaman sekarang; zaman dimana pengaruh
> budaya yang tidak Islami begitu merasuk ke dalam
> seluruh sektor kehidupan kita. Namun harus pula kita
> sadari bahwa tugas ini merupakan tugas yang sangat
> mulia. Bahkan keberhasilan mendidik anak hingga mereka
> memilki akhlak yang mulia sebagai pemberian dari orang
> tua terhadap anaknya yang terbaik, Rasulullah Saw
> bersabda: Tidak ada pemberian yang diberikan oleh
> orang tua kepada anaknya yang lebih baik dari
> pendīdikan yang baik (HR. At Tirmidzi).
>
> Dalam kaitan mengarahkan anggota keluarga terhīndar
> dari api neraka, seorang suami atau bapak sangat
> dituntut untuk; pertama, menjalin hubungan yang
> sehaik-baiknya kepada anggota keluarga sehingga
> terjalin hu-bungan yang harmonis antara suami dengan
> isteri dan orang tua dengan anak, hal ini karena dari
> hubungan yang baik itulah, akan mudah bagi suami atau
> bapak dalam mendidik dan mengarahkan anggota
> keluarganya. Hal ini memang dicontohkan oleh
> Rasulullah Saw sebagaimana terdapat dalam haditsnya:
> Yang paling baik diantara kalian adalah orang yang
> paling baik terhadap keluarganya. Dan aku paling baik
> diantara kamu terhadap keluargaku (HR. Ibnu Majah dan
> Al-Hakim)
>
> Kedua, sebagai suami atau bapak, seseorang sangat
> dituntut memiliki kesabaran dalam mendidik anggota
> keluarganya, sabar dalam arti terus mengarahkan
> anggota keluarganya tanpa berputus asa dan berhenti
> dari upaya tersebut meskipun anggota keluarga susah
> diarahkannya dan tidak mendidik secara emosional
> sehingga dapat dihindari cara-cara atau kata-kata yang
> tidak baik, Allah Swt mengisyaratkan hal itu dalam
> firman-Nya yang artinya: Dan perintahkanlah kepada
> keluargamu shalat dan bersabarlah kamu dalam
> menghadapinya (Q.S. 20:132).
>
> Ketiga, sebagai suami dan bapak, seseorang harus
> banyak berdo'a kepada Allah Swt dan jangan sampai
> bosan dalam berdoa, isi doanya adalah meminta kepada
> Allah Swt agar anggota keluarganya menjadi manusia
> yang menyenangkan hati sehingga secara otomatis mereka
> akan menjadi penghuni syurga. Di dalam Al-Qur'an
> disebutkan do'a tersebut yang artinya: Ya Tuhan kami,
> anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami, dan
> keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah
> kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa (Q.S. 25:74).
> Disamping itu, Al-Qur'an juga menyebutkan do'a Nabi
> Zakaria yang meminta anak yang shaleh, do'anya adalah:
> Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak
> yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do'a
> (Q.S. 3-38).
>
> Keempat, sebagai suami dan bapak, seseorang dalam
> mendidik anggota keluarganya perlu memberikan banyak
> nasihat yang baik, karena hal itu sangat berguna untuk
> mengingatkan anggota keluarga dari hal-hal yang tidak
> baik untuk dihindarinya dan menegakkan kebaikan.
> Nasihat yang baik dari suami atau orang tua sangat
> memberikan kesan yang dalam sehingga hal ini
> mengarahkan anggota keluarga ke jalan hidup yang
> benar. Itu sebabnya, Rasulullah Saw banyak memberikan
> nasihat kepada anggota keluarganya, begitu juga
> Rasul-Rasul yang lain, bahkan karena sangat pentingnya
> nasihat itu bagi keluarga, Luqman yang bukan seorang
> nabi nasihat-nasihatnya kepada anggota keluarga
> diabadikan di dalam Al-Qur'an, bahkan nama surat- nya
> adalāh Luqman
>
> Manakala anggota keluarga telah dididik dengan baik,
> bukan hanya mereka terhindar dari azab neraka lalu
> masuk ke syurga, tapi mereka juga dido'akan oleh para
> malaikat yang pasti dikabulkan Allah agar mereka
> dikumpulkan bersama-sama di dalam syurga, do'a
> malaikat itu terdapat di dalam Al-Qur'an yang artinya:
> Ya Tuhan kami masukkanlah mereka ke dalam syurga Adn
> yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan
> orang-orang yang shaleh diantara bapak-bapak mereka,
> dan isteri-isteri mereka dan keturunan mereka semua.
> Sesungguhnya Engkau- lah Yang Maha Perkasa lagi Maha
> Bijaksana (Q.S. 40:8).
>
> Ketiga ayat diatas juga berisi peringatan Allah
> tentang betapa dahsyatnya neraka yag harus dihindari
> itu karena bahan bakarnya adalah manusia dan batu dan
> malaikat-malaikat penjaganya yang kasar dan keras siap
> melakukan eksekusi dalam bentuk apapun terhadap
> penghuninya sehingga tidak mengenal rasa kasihan
> terhadap penderitaan penghuni neraka akibat siksaan
> yang mereka alami.
>
> Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang
> betapa-panasnya api neraka itu dapat kita renungi
> salah satu sabda Rasulullah Saw yang membandingkan
> bahwa andai seluruh api yang ada di dunia ini
> dikumpulkan menjadi satu, maka panasnya baru satu
> bagian dari 70 bagian panasnya api neraka, hadits
> tersebut artinya:
> "Apimu yang kamu semua menyalakannya di dunia ini
> adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari
> panasnya neraka jahannam ". Para sahabat berkata:
> 'Demi Allah, api dunia ini saja sudah amat panas, ya
> Rasulullah': Beliau lalu bersabda lagi: . "Memang, api
> neraka itu masih lebih panas lagi dengan enam puluh
> sembilan kali bagian panasnya, setiap bagian sama suhu
> panasnya sama dengan api di dunia ini (HR. Bakhuri,
> Muslim dan Tirmidzi).
>
> Oleh karena itu untuk lebih memberikan gambaran
> tentang betapa dahsyatnya siksa neraka itu, Rasulullah
> Saw juga merasa perlu mengungkapkan bentuk siksaan
> yang paling ringan sementara orang yang disiksa merasa
> hukuman itu yang paling berat, beliau bersabda yang
> artinya:
> Seringan-ringan manusia perihal siksanya ialah
> seseorang yang dipakaikan padanya sepasang alas kaki
> dengan dua buah pengikatnya dari api neraka. Dari
> keduanya itu menjadi mendidihlah otaknya sebagaimana
> mendidihnya air di kuali. la tidak melihat ada orang
> lain yang dianggap- nya lebih berat siksanya dari
> dirinya sendiri, padahal sebenarnya dialah orang yang
> paling ringan siksanya diantara para ahli neraka itu
> (HR. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi).
>
> Dengan demikian, amat jelas bagi kita bahwa tanggung
> jawab kita sebagai suami atau bapak sangat besar dalam
> kaitan dengan keluarga, karenanya ayat ini menjadi
> sangat penting untuk kita kaji lebih lanjut .
>
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.
> http://im.yahoo.com
>
>  ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
>  ( Melanggan ? To : [EMAIL PROTECTED]   pada body : SUBSCRIBE HIZB)
>  ( Berhenti ? To : [EMAIL PROTECTED]  pada body:  UNSUBSCRIBE HIZB)
>  ( Segala pendapat yang dikemukakan tidak menggambarkan             )
>  ( pandangan rasmi & bukan tanggungjawab HIZBI-Net                  )
>  ( Bermasalah? Sila hubungi [EMAIL PROTECTED]                    )
>  ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
>
> Pengirim: Sani Norku <[EMAIL PROTECTED]>


 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
 ( Melanggan ? To : [EMAIL PROTECTED]   pada body : SUBSCRIBE HIZB)
 ( Berhenti ? To : [EMAIL PROTECTED]  pada body:  UNSUBSCRIBE HIZB)
 ( Segala pendapat yang dikemukakan tidak menggambarkan             )
 ( pandangan rasmi & bukan tanggungjawab HIZBI-Net                  )
 ( Bermasalah? Sila hubungi [EMAIL PROTECTED]                    )
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pengirim: Hassan Hj Abdullah <[EMAIL PROTECTED]>

Kirim email ke