e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                           e-Renungan Harian
      Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                           e-Renungan Harian
      Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Senin, 12 Desember 2016
Bacaan : Kejadian 4:1-16
Setahun: Ibrani 1-4
Nats: Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput
yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang
lisut dan layu. (Mazmur 90:5-6)

Renungan:

KEMARAHAN SIA-SIA

Usia nenek Peni saat itu 61 tahun. Ia tinggal di panti jompo. Ketika
usianya baru menginjak dua puluhan tahun, ia bertengkar hebat dengan sang
kakak, gara-gara rumah warisan. Ia kabur dari rumah karena tidak tahan
dengan kakaknya. Lalu, ia menjalani hidupnya dengan berpindah-pindah kota.
Rumah warisan yang diperebutkan itu nantinya jatuh ke tangan orang lain.
Nenek Peni menyesal, mengapa dahulu harus ada kemarahan, harus ada
pertengkaran yang bertahan lama seperti bara api? Hidup ini terlalu singkat
hanya untuk mempertahankan siapa yang benar dan siapa yang salah.

Perasaan Kain bisa jadi mirip dengan perasaan nenek Peni. Penyesalan.
Setelah semuanya terjadi, setelah kemarahan dan emosinya meledak terhadap
Habel, ternyata sia-sia meraih kemenangan dengan cara seperti itu, ternyata
tidak ada artinya mempertahankan egoisme diri. Oh, ternyata pemuasan
kemarahan yang semula "mengintip" itu hanya terjadi sesaat (ay. 6-7). Dan,
selanjutnya yang terjadi adalah ia harus kehilangan sang adik (ay. 8),
hidupnya tidak tenteram. Ia harus menjadi pengembara di bumi (ay. 11-12).
Di ujung cerita tentang kemarahan itu, Kain dan kita dapat menyadari
kebenaran doa Musa: betapa cepat dan singkatnya waktu hidup ini. Jadi,
betapa sia-sianya kemarahannya itu.

Apakah kita sedang berlarut-larut dalam kemarahan menahun? Ketika kita
kembali melihat cepatnya waktu ini berlalu dan singkatnya hidup kita yang
seumpama rumput, sesungguhnya kemarahan tak banyak membawa makna.
--GIE/Renungan Harian

HIDUP INI TERLALU SINGKAT UNTUK LARUT DALAM KEMARAHAN MENAHUN.

e-RH situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2016/12/12/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2016/12/12/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+4:1-16

Kejadian 4:1-16

 1  Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan
mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu:
"Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN."
 2  Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi
gembala kambing domba, Kain menjadi petani.
 3  Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari
hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan;
 4  Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing
dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban
persembahannya itu,
 5  tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati
Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
 6  Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?
 7  Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika
engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat
menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."
 8  Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika
mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu
membunuh dia.
 9  Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku
tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"
10  Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu
berteriak kepada-Ku dari tanah.
11  Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang
mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu.
12  Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan
memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian
dan pengembara di bumi."
13  Kata Kain kepada TUHAN: "Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat
kutanggung.
14  Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi
dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barangsiapa
yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku."
15  Firman TUHAN kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh
Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." Kemudian TUHAN menaruh
tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barangsiapapun yang bertemu
dengan dia.
16  Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod, di
sebelah timur Eden.

Bacaan Alkitab Setahun: http://alkitab.sabda.org/?Ibrani+1-4
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Ibrani+1-4

e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Dilarang memperbanyak isi Renungan Harian® tanpa izin tertulis dari
penerbit.
Renungan Harian® milik Yayasan Gloria -- Copyright © 2016 Yayasan Gloria.
- - -
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
BCA Rekening No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Dilarang memperbanyak isi Renungan Harian� tanpa izin tertulis dari penerbit.
Renungan Harian� milik Yayasan Gloria -- Copyright � 2016 Yayasan Gloria.
- - -
Anda diberkati melalui Renungan Harian�?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
BCA Rekening No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Kirim email ke