Perkataan Yang Sembrono
Baca:
Baca: Yakobus 3:1-12
Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin. —Amsal 17:27
Bacaan Untuk Setahun:
Mazmur 28–30
Ketika saya dan istri mengunjungi sebuah gereja untuk menyaksikan suatu pertunjukan musik, kami tiba lebih awal demi mendapatkan tempat duduk yang baik. Sebelum acara dimulai, tanpa sengaja kami mendengar dua anggota gereja yang duduk di belakang kami sedang mengeluhkan tentang gereja mereka. Mereka mengkritik para pendeta, pemimpin, pelayan musik, prioritas pelayanan, dan hal-hal lain yang membuat mereka kurang senang. Mereka entah tidak menyadari atau tidak peduli pada kehadiran kami sebagai pengunjung di tengah-tengah mereka.
Terpikir oleh saya, jika pada saat itu kami sedang mencari sebuah gereja untuk berbakti, percakapan mereka yang tidak enak didengar itu mungkin dapat membuat kami undur. Parahnya lagi, bagaimana jika kami sedang mencari Allah dan ungkapan ketidakpuasan mereka justru membuat kami enggan? Perkataan mereka yang sembrono bukan semata soal pilihan kata yang mereka gunakan ataupun perilaku yang mereka tunjukkan. Perkataan tersebut juga menunjukkan ketidakpedulian mereka terhadap pengaruh dari kata-kata itu terhadap orang lain.
Cara yang lebih baik dalam menggunakan kata-kata tercermin dalam Amsal 17:27, di mana Salomo berkata, “Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin.” Dalam banyak kesempatan, lebih baik kita tidak mengatakan semua yang kita pikirkan atau ketahui (atau kita pikir kita tahu), tetapi sebaliknya berusahalah menggunakan kata-kata yang memberikan ketenteraman dan kedamaian. Anda tidak akan pernah mengetahui siapa yang sedang mendengarkannya. —WEC
Tuhan, aku perlu pertolongan-Mu supaya aku dapat mengendalikan pikiran dan perkataanku hari ini. Aku ingin menjadi berkat bagi orang lain, untuk menguatkan mereka sehingga mereka dapat melihat kebaikan-Mu. Amin.
Berbicara dengan bijak lebih baik daripada fasih berkata-kata.
|