Sunjaya Saputra <[EMAIL PROTECTED]> berkata : yang aku bingung.. kenapa harus pemerintah kita atau malaysia yang disalahkan.. kenapa ga mereka sendiri (para TKI ilegal) yang berkaca dulu... udah kaya gini baru teriak2 mana pemerintah...
<tanggapan> Ini masalah yang kompleks karena kedatangan TKI Ilegal juga atas permintaan mereka (Pemberi Kerja). Kalau sejak awal sudah diberi peraturan mungkin masalah ini sudah dapat dieliminasi dari awal. Jadi kasus ini adalah kesalahan bersama, pemerintah RI, Malaysia, Pemberi Kerja dan TKI sendiri. Kemudian solusinya harus "win-win solution" karena pihak Malaysia harus berterima kasih juga pd TKI. Pembanguan Twin Tower Petronas, Bandara Kuala Lumpur, Sirkuit Sepang, dll juga atas andil TKI (Ilegal) juga. <><><><><><> soal devisa negara... apa iya para tki ilegal itu juga memebrikan kontribusi bagoi devisa negara? darimananya? dokumen aja ga punya... untuk keluarga di kampung? berapa sih yang memberikan hasil buat keluarganya? kalo tki yang legal sih aku juga akan nyalahin pemerintah kalo masalah kaya gini ampe terjadi... cuma kalo tki ilegal.. ? <tanggapan> Bagaimana bila yang diekspor adalah TKI (Tenaga Kerja Intelektual) seperti Geophysicist, Geology, dsb. Tentu akan menaikkan citra Indonesia dan siap bersaing dengan tenaga ekspat lainnya. Maklum tahun 2003 dimulai AFTA di kawasan Asia Pasifik. Sebaiknya para TKI kita ini mulai menyiapkan diri dan siap bersaing. Hasilnya tentu peningkatan income buat keluarganya dan nama baik Indonesia. <><><><><><> jadi.... masalah ini bukan salah pemerintah malaysia atau masalah pemerintah kita kenapa hal ni bisa terjadi... mungkin yang jadi persoalan adalah kelambatan pemerintah ngurusin masalah ini.. kenapa? karena mereka kekurangan sumberdaya .. aku harap temen2 lsm yang turun kesana lebih arif dan bijak nyikapin masalah ini... dan mau berstau padu sama pemeruintah untuk bantu para sodara2 kita yang terjebak akibat ini... regards Ujay <tanggapan> Nah sekarang tinggal bagaimana "policy" pemerintah untuk menyiapkan TKI (Intelektual). Kemudian "melepas" mereka untuk bersaing di kawasan Asia Tenggara yang kultur budayanya sama dengan kita. Jangan sampai kita "terlambat" lagi sehingga kita hanya menerima ekspat saja. Saya yakin banyak kawan kita yang sudah mampu bersaing dengan ekspat lainnya. Kalau perlu ada kementrian yang menggodok kualitas dan menyalurkan TKI (Intelektual) kita. Demikan dan harap maklum. Wassalam. TAM <><><><><> --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ===================================================================== Indonesian Association of Geologists [IAGI] - 31st Annual Convention September 30 - October2, 2002 - Shangri La Hotel, SURABAYA