Prediksi dan/atau pemodelan dapat dilakukan dengan 2 jalan. Forward modeling dan Backward/Reverse Modeling.
Stratigraphic Forward Modeling (Sedimentation Simulation) seperti yang dituliskan HD (Herman Darman) dengan mensimulasikan proses sedimentasinya. Kalo yg ini aku dulu pernah mencoba di Kondur dengan org dr ngamrik Linda Smith (yang cukup luama kerjanya :-( lah wong kompleks banget kalo digabung dengan structural developmennya je). Hasilnya serta metodenya pernah dipresentasikan di Bandung (ITB) serta di Jogja (UGM) dua tahun lalu (2000). Kalo ndak salah berkas presentasinya masih ada di Kondur. Namun masih 2D stratigraphic modelling. Disinilah persoalannya, bahwa sedimentasi bisa saja / sering terjadi "bypassed" dalam sebuah penampang. Nah kalo yg 3D (punya Shell kata HD) tentunya jauuh lebih kompleks lagi karena "incised channel" bisa dimodelkan, sedangkan dengan 2D (section) sukar sekali "ngakali'nya. Gimana mau bikin sungai/channel berkelok pakai section ? :-( Nah kalau saja hasil stratigraphic modelling diatas juga dimasukkan perhitungan parameter acoustic impedancenya (mungkin dengan cara estimasi sand-shale rationya), maka dengan "ditaburi" wavelet akan diperoleh 'psudo seismic'nya (foreward seismic modelling), dan kita bisa mencocokkan dengan seismic aslinya. Kalo yg ini (+acoustic properties->Impedance) utk 2D saya pernah tau ada softwarenya (cuman lupa nama sopwernya :-p ). Atau kalau mau utk maturation modeling, dapat juga dipakai seperti msalnya utk 2D Basin modeling. Bahkan Kondur pernah mencoba 3D Basin Modelling (maturity modeling plus migration (?) dilakukan oleh IFP juga kalo ndak salah (seperti punya Shell ??) .... ... wiiis nek yang ini terlalu kompleks kalo hanya diskusi di milist :-) ... soalnya sulit nggambarnya je ... contoh/ references : http://www.onr.navy.mil/sci_tech/ocean/reports/docs/mg/00/00_forward_modeling.pdf Sofrware -> cukup banyak STRATA (masih 2D yg kutahu, linux freeware?). Backward/reverse Modelling, dapat dilakukan dengan menggunakan data seismic (2 D - 3 D), rasanya yg paling sering dilakukan utk tujuan seperti judul ini (Reservoir prediction/reservoir characterisation). Bisa saja dilakukan tanpa sumur seperti pertanyaan yg Kang Iman sodorkan. Dan ini sudah umum dilakukan, trutama pada fase eksplorasi. Bahkan kalo menurut salah satu software yg dulu pernah dicoba Soenoe (Kondur), mereka (yg punya sopware) menge-claim dapat melakukan inversi (AI) tanpa referensi data sumur, dan berani dicoba sumurnya dihilangkan dulu. Sekalian menjawab pertanyaan di fogri kemaren ttg pemanfaatan sumur development (tanpa sonic) utk seismic inversion. Bahwa tanpa sonic log pun bisa apalagi kalo dengan psudo sonic (turunan gardner). Namun tentunya ada kendala keakuratan yg berbeda. Tetapi jelas masih "mungkin" untuk dilakukan, kan pada ujungnya hanyalah soal --> sejauh mana tingkat keakurasian serta kedetilan yang diharapkan, juga soal "cost" !!. Kang Hasan dan Franc jelas lebih tahu tung-itungannya .... :-) Nah kalau punya model geometrinya (size and shape) seperti uraian kang Iman, ya tentunya bisa sekali dengan memperkirakan model geologinya. Apalagi kalau ditambah attribute seismicnya tentunya akan lebih akurat prediksi reservoirnya (quality and quantity). Dan secara sederhanyanya, metode serta teknisnya tidak hanya berlaku utk deepwater sedimen saja. Kesimpulannya : --> It is possible to make a deepwater reservoir prediction without well data !! Kalo kata HD -- KAMU BISAA !!! RDP "walah lah kok aku trus nyebut Kondur terus ae ki wis pingin kondur (jw mulih) po piye :-p" [EMAIL PROTECTED] 04/02/2003 07:49 AM RE: [iagi-net-l] Deepwater reservoir prediction - is it impossible ??? Iman, Bisa,...!! Sorry baru jawab sekarang. Kalau yang biasa saya bikin adalah dengan metoda 'Forward Modelling'. Masih perlu sumur tapi tidak perlu dekat-dekat. Metoda ini perlu input berupa 'sea level curve' yang dimodifikasi dengan tektonik setempat, dan data lithology bisa dari outcrop, bisa juga dari sumur terdekat. Kemudian kita bermain dengan sediment supply rate dan sediment budget (sebagai parameters) untuk menghasilkan seismic expression yang kita lihat. Dengan demikian kita tau, sebagai hasil akhir, berapa sand yang di supply pada setiap age interval. Shell punya software yang sekarang sudah di release dan dikembangkan oleh IFP namanya Dionisos (3D). Herman -----Original Message----- From: Iman Argakoesoemah [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Saya masih belum yakin dengan respon teman-teman untuk email yang pernah saya kirim ke milis seminggu yang lalu, karena tidak ada tanggapan sama sekali. Apakah memang kita tidak ada yang tahu jawabannya ? Atau overlooked ? Atau ... ? Tapi kalau ada yang tahu, please share and thanks. Terlampir bagian email yang dimaksud. ---------------- Anyway, apakah ada yang tahu tentang "metoda atau teknik" untuk memprediksi kualitas dan kuantitas reservoir suatu endapan deepwater (DW) secara kasar ?? Kalau kita belum punya data sumurnya, tapi kita sudah bisa melihat geometri vertikal dan lateral DW itu dari seismik, apakah kita bisa memprediksi suatu endapan DW itu kemungkinan (most likely) punya high atau low net-to-gross ratio untuk jenis litologi pasir dan lempung ? Is it impossible ??? Apakah ada literatur yang membahas ini ?? Tolong share untuk kita semua. Thanks. Iman --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------