Dear All, Ekspedisi Porcupine, Challenger, Blake, Prince of Monaco pada abad lalu telah menemukan Deep-sea corals, bahkan beberapa spesies baru hingga kedalaman 4000 m. Dalam Coral Reefs (1985) 4:1-9, judul tulisan: What is hermatypic? Schuhmacher (1985) mengusulkan terminologi atas peran zooxanthellaea yang bersimbiose dalam alga dinoflagellata sebagai hermatypic (pembentuk terumbu koral). Jenis alga ini ternyata mampu hidup bersama koral hingga pada kedalaman 2000 m. Beberapa conto koral dan lokasi keterdapatannya disertakan berikut umurnya. Silakan menyimak. Salam, Wati
----- Original Message ----- From: <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Wednesday, June 11, 2003 11:28 AM Subject: [iagi-net-l] Ditemukan Karang di Laut Dalam Ditemukan Karang di Laut Dalam Kompas, 11 Juni 2003 SEBAGAI negara kepulauan yang terletak di daerah tropis, Indonesia dikenal sebagai salah satu kawasan dengan keanekaan karang tinggi. Ekosistem karang yang mempunyai produktivitas tinggi ini tidak saja bernilai artistik yang layak jual sehingga merupakan daerah kunjungan wisata yang diminati, tetapi juga mempunyai fungsi-fungsi lain yang sangat penting. Misalnya, sebagai tempat hidup, tempat berpijah, tempat mencari makan, maupun tempat perlindungan berbagai macam organisme laut, serta sebagai pelindung pantai dari gempuran gelombang. MENURUT IUCN SSC Coral Reef Fish Specialist Group, 25 persen dari seluruh jenis ikan yang hidup di laut ditemukan di ekosistem karang. Nilai ini sangat besar mengingat bahwa secara keseluruhan ekosistem karang hanya menempati sekitar satu persen dari seluruh luas laut di bumi. Karena itu, sangat disayangkan bahwa saat ini hanya sekitar tujuh persen dari ekosistem karang di Indonesia yang masih dalam kondisi bagus, yang lain sudah dalam keadaan kurang baik atau rusak. Koral atau hewan karang selama ini dipercaya hanya hidup dan ditemukan di perairan laut dangkal, khususnya di wilayah bersuhu panas/tropis. Hal ini dapat dimengerti karena di dalam jaringan lunak karang hermatipik hidup berjuta-juta makhluk bersel tunggal yang disebut alga dinoflagelata atau lebih dikenal dengan nama zooxanthellae. Seperti umumnya alga, zooxanthellae melakukan proses fotosintesis, meskipun hidup (bersimbiosis) dalam tubuh karang. Oleh karena itu, karang hermatipik selalu hidup di wilayah perairan laut yang masih terjangkau sinar matahari sebagai salah satu syarat agar proses fotosintesa dapat berlangsung. Bagi karang, alga ini berperan sangat penting karena alga menyumbangkan sebagian hasil fotosintesisnya kepada karang. Bagi karang sendiri sumbangan hasil fotosintesis berfungsi sebagai salah satu sumber nutrisi penting. Alga zooxanthellae selain bersimbiosis dengan karang, juga bersimbiosis dengan beberapa hewan lain seperti kima (kerang raksasa), beberapa jenis anemon laut, dan sebagainya. BERLAWANAN dengan apa yang diyakini selama ini-bahwa karang hanya hidup di perairan dangkal terutama di kawasan tropis-ternyata ditemukan karang yang hidup di laut dalam dan bersuhu rendah. Seperti dilaporkan dalam majalah Science (Volume 299), bahwa pada awalnya sekitar tahun 1980-an pernah dilaporkan adanya karang yang hidup di laut bersuhu rendah di beberapa wilayah di pantai Amerika dan Eropa. Namun, laporan tersebut kurang mendapatkan respons dari masyarakat ilmiah. Baru pada satu dekade berikutnya, ketika ilmuwan dari Norwegia melaporkan temuan berupa ekosistem karang sepanjang 14 kilometer yang hidup di kedalaman 250 meter di sekitar Sula Ridge, karang laut dalam mendapat perhatian. Ekosistem karang yang sebagian besar karang keras ini termasuk dalam kelompok Lophelia yang mereka yakini berumur ratusan tahun. Hampir pada saat yang bersamaan, tim dari Eropa juga menemukan kebun karang (coral garden) pada kedalaman 600 meter di pantai Irlandia, yang sebagian besar juga dari jenis Lophelia. Selanjutnya peneliti dari Norwegia akhir tahun lalu menemukan karang yang jauh lebih besar yakni sepanjang 35 kilometer, sedangkan rekan mereka di Kanada menemukan sekitar 100 kilometer persegi di dasar laut, lepas pantai Nova Scotia. Beberapa temuan ini telah memberikan semangat kepada para peneliti karang lain. Seperti yang terjadi pada saat ini, para ilmuwan dari Amerika sedang mencoba untuk mencari ekosistem karang yang dipercaya ada di daerah Kepulauan Aleutian, Alaska. Dilaporkan bahwa coral garden yang ditemukan tersebut juga mempunyai keragaman sama dengan ekosistem koral di daerah tropis, baik bentuk, warna maupun tekstur yang sangat bervariasi. Perbedaan yang mencolok adalah karang laut dalam mampu hidup hingga kedalaman 2.000 meter dengan suhu yang sangat dingin yakni hingga 4°C. Di samping itu, karena tidak tersedia sinar matahari maka tidak ditemukan zooxanthellae yang bersimbiosis dalam tubuh koral tersebut. Sumber energinya diduga diperoleh dari bahan-bahan yang terbawa arus atau plankton-plankton mati yang tenggelam. Namun, disadari bahwa banyak hal yang belum diketahui termasuk bagaimana koral ini bereproduksi ataupun bagaimana mereka berinteraksi dengan hewan dasar laut dalam yang lain. AWAL tahun ini beberapa ilmuwan dari Eropa, Amerika, dan Kanada bersepakat untuk berkolaborasi dalam penelitian lebih lanjut mengenai karang laut dalam yang masih menjadi misteri ini. Tujuan utama mereka adalah untuk mengetahui bagaimana sifat-sifat biologis dari koral ini, distribusi serta ekologinya. Mereka juga sepakat untuk melakukan berbagai usaha agar karang yang dipercaya berumur sangat tua ini tidak rusak sebagaimana halnya terumbu karang yang hidup di daerah tropis. Para ilmuwan juga berharap bahwa karang laut dalam ini akan membantu menguak misteri lain, yakni kondisi laut di masa lalu. Hal ini dapat dilakukan karena karang yang mereka temukan banyak yang berukuran besar, padahal mereka yakin bahwa mereka mempunyai laju pertumbuhan sangat lambat. Pada tanggal 9-12 September 2003 mendatang sebuah simposium yang khusus mendiskusikan tentang karang laut dalam yakni "The 2nd International Symposium on Deep Sea Coral" akan diadakan di Erlangen, Jerman. Anda yang berminat bisa menengoknya di http://www.cool-corals.de. Bagi para peneliti karang di Indonesia penemuan ini tentu saja merupakan berita yang sangat menggembirakan dan merupakan lahan baru yang masih terbuka untuk penelitian. Namun, perlu selalu diingat bahwa sebagian dari karang yang dimiliki Indonesia juga masih menjadi misteri, termasuk bagaimana memanfaatkannya secara optimal dan berkesinambungan. Ke depan, pekerjaan rumah yang penting dikerjakan adalah menjaga terumbu karang ini dari kerusakan yang sekarang masih terus terjadi pada terumbu karang laut dangkal, bahkan hingga hari ini. Ambariyanto PhD Dosen dan peneliti di Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Diponegoro ---------------------------------------------------------------------------- ---------------------- Confidentiality Notice : This e-mail and any attachments are confidential to the addressee and may also be privileged. If you are not the addressee of this e-mail, you may not copy, forward, disclose or otherwise use it in any way whatsoever. If you have received this e-mail by mistake, please e-mail the sender by replying to this message, and delete the original and any print out thereof. --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) --------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------