Elang unggulan Newmont setelah Batu Hijau

Pada 2003 PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) telah kembali melakukan kegiatan 
eksplorasi di wilayah kontrak kerjanya setelah pada 2001-2002 terhenti. 
Perusahaan bertekad akan intensif meneruskan kegiatan eksplorasi dengan 
menganggarkan dana sebesar US$ 1,12 juta untuk tahun ini. 

PT NNT akan memperluas kawasan penambangan emas di Sumbawa, NTB dengan 
melakukan eksplorasi potensi emas di sekitar kawasan tambang Batu Hijau 
yakni di wilayah Elang dan Ranti. Tapi di wilayah kedua blok ini berada 
pada kawasan hutan lindung, maka untuk melakukan eksplorasi harus mendapat 
ijin eksplorasi dari badan planologi departemen kehutanan dan departemen 
energi dan sumber daya mineral. 

Menurut Senior Manager External Manager, Robert Humberson, perusahaan 
sendiri belum mempunyai kebijakan untuk melepas atau meneruskan pada tahap 
lebih lanjut pada wilayah eksplorasi yang berada di kawasan hutan lindung. 
Tapi kalau nantinya perusahaan merasa tidak ada kemungkinan sama sekali 
untuk melakukan eksplorasi, maka blok ini akan dilepas. “Tapi sampai 
sekarang ini masih ada harapan untuk melakukan eksplorasi di wilayah itu,” 
ungkapnya. 

NNT, perusahaan yang 45% sahamnya dimiliki oleh Newmont Indonesia Ltd, PT 
Pukuafu Indah (20%), dan Nusa Tenggara Mining Co (35%), melanjutkan 
kegiatan eksplorasi di wilayah Elang Kecamatan Ropang, kabupaten Sumbawa, 
Nusa Tenggara Barat (NTB) setelah mendapat ijin eksplorasi dari badan 
planologi departemen kehutanan dan departemen energi dan sumber daya 
mineral pada 2003. 

Kemudian di wilayah ini dilakukan eksplorasi awal mulai pada Maret 2003 
lalu. Perusahaan melakukan pengeboran pada delapan titik lokasi di wilayah 
Elang yang berada pada hutan produksi. Sedangkan yang berada pada kawasan 
hutan lindung tidak dilakukan apa-apa. 

Perusahaan melakukan eksplorasi pertama kali di wilayah Elang yang 
diharapkan mendapat prospek emas ini pada 1989, kemudian dilakukan kembali 
pada 1991 dan 1994. 

Menurut Adi Maryono, chief geologist exploration PT Newmont Nusa Tenggara 
(NNT) program eksplorasi di Elang, masih pada tahap yang sangat awal. 
Perusahaan tambang dimanapun, jika dalam tahap ini, pasti membutuhkan waktu 
yang cukup lama untuk mengetahui hasil analisis wilayah. 

"Bahkan bisa mencapai lebih dari 15 tahun untuk dapat dipastikan apakah 
kandungan mineral di wilayah tersebut layak untuk dikembangkan atau tidak,” 
katanya kepada Miningindo di sela-sela kunjungan wartawan ke lokasi 
pertambangan di Batu Hijau, Sumbawa, pekan lalu. 

Meskipun masih tahap awal, kegiatan eksplorasi di Elang telah memberikan 
dampak positif bagi penyerapan tenaga kerja lokal. Sebesar 95 persen orang 
pekerja berasal dari warga masyarakat setempat. Perusahaan ini juga telah 
melakukan sosialisasi kegiatan ini kepada pemerintah dan masyarakat. 

PT. NNT telah mengundang unsur pemerintah baik propinsi NTB, Kabupaten 
Sumbawa maupun camat dan aparat sekitar untuk meninjau langsung kegiatan 
eksplorasi di Elang. 

Keterlibatan masyarakat lokal tidak hanya sebatas sebagai tenaga kerja 
langsung, tetapi juga dalam memasok kebutuhan sehari-hari seperti bahan 
makanan, jasa pengantar dan peralatan-peralatan. 

PT. NNT juga mempunyai rencana untuk melakukan uji bor di wilayah Rinti, 
Kecamatan Ropang. Tetapi karena di wilayah Rinti ini berada di kawasan 
hutan lindung, maka untuk melakukan kegiatan selanjutnya masih menunggu 
ijin eksplorasi dari Badan Planologi Departemen Kehutanan dan Departemen 
Energi dan Sumber Daya Mineral. 

Rencana total luas bukaan untuk pemboran di Elang dan rencana pengeboran di 
Rinti seluas 1,01 hektar sedangkan total pohon yang ditebang untuk 
perhitungan ganti rugi atau dana reboisasi seluas 264 meter persegi. 
Sedangkan mengenai anggaran eksplorasi untuk tahun ini perusahaan 
menyiapkan dana sebesar US$ 1,12 juta. 

Dalam melaksanakan operasinya, PT. NNT selaku kontraktor pemerintah 
Republik Indonesia selalu mematuhi peraturan dan perundang-undangan 
pemerintah Indonesia yang berlaku dan mengacu pada Kontrak Karya dan 
ANDAL. "PT. NNT bertekad untuk menjadi mitra yang bertanggung jawab secara 
sosial dan berupaya untuk menerapkan pertumbuhan ekonomi dan sosial yang 
berkelanjutan bagi masyarakat setempat," tandas Humberson.*


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke