Mudah-mudahan tulisan rekan Soffian dari Surabaya ini ikut memberikan gambaran kepada 
rekan-rekan yang tidak berkesempatan hadir pada hajatan tersebut.

adb

----- Original Message ----- 
From: Posko Longsor 
To: pak Andang 
Cc: [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, January 12, 2004 6:01 PM
Subject: Catatan kaki


CATATAN DARI PIT IAGI 32 HAGI 28 JAKARTA

M. Soffian Hadi 

Anggauta IAGI 2794





Sebuah pengalaman berharga menyaksikan "Eyang" Katili sambil berkacak pinggang 
menyebut Pak Ong "Singaporean" pada diskusi panel pembukaan PIT IAGI 32 HAGI 28  
"hanya" gara gara pak Ong menawarkan alternatif pendidikan ilmu kebumian kita agar 
mengikuti permintaan pasar. Sampai-sampai adik Arief Rahmansyah tanya kiri kanan kalau 
kalau event ini ada rekaman audio visualnya untuk dibawa ke Jawa timur. Kita semua 
sadar bahwa "conflict" ini berangkat dari keprihatinan yang mendalam akan mutu ahli 
kebumian yang perannya dirasa kurang menggigit dalam apa yang kadang-kadang disebut 
sebagai jargon pembangunan Indonesia yang dirasakan terpuruk belakangan ini.



Dalam diskusi "garingan" (hidangannya hanya aqua dan rokok masing-masing) dikamar 1713 
hotel Mulia Senayan (kamarnya pak ketum), dihadiri pak Lambok, pak Assegaf, dik Fajar, 
dik Arief dan penulis, juga catatan pertemuan dengan pak Untung, pak Herryal,pak 
Subagyo, dik Ridwan beberapa waktu lampau, ada topik menarik akan arah pendidikan ilmu 
kebumian kita yang "terlalu" scientific, kurang mengarah ke ruang engineering, dimana 
hasil/out put ahli kebumian menjadi terlalu bersifat filosofis kurang aplikatif, 
kenapa demikian?



Benarkah kurikulum pendidikan pedidikan tinggi ilmu kebumian kita terkungkung pada 
pola ortodok? sehingga karena sedemikian lebarnya tuntutan aplikasi sektor riil 
seperti wacana yang dilempar pak Ong dan sedemikian terbatasnya materi wajib untuk 
seseorang menempuh strata satu hingga ketika keluar "hanya" menjadi geologist yang 
siap tahu, atau muncul pendapat hal ini terjadi karena penguasaan ilmu dasar , 
matematika, fisika, kimia, biologi sangat tidak memadai, atmosfir kampus yang tidak 
eksploratif sampai pendapat suasana global di Indonesia tidak kondusif bagi tumbuh 
kembangnya siswa dengan fighting spirit  kuat,  yang loyo jadi mayoritas, meskipun 
menurut dik Ariadi sebuah sangkar tidak akan mengubah elang menjadi bebek, market 
demand yang rendah, sistim penghargaan akan bidang-bidang tidak populer namun sensitif 
yang terlalu rendah atau sesuatu yang lain?



Paparan Prof. Hasyim Djalal sangat terasa mencubit kita, pola pembangunan Indonesia, 
termasuk dalam perundangan, seringkali tidak menyadari kehadiran kita, meskipun dari 
beberapa kasus sederhana yang penulis alami ketika berinteraksi dengan disiplin ilmu 
lain membuktikan bahwa "mereka" ternyata sangat appreciate terhadap informasi/opini 
teknis dari "fihak" kita.



Rasanya kita tidak perlu malu untuk melakukan review proyeksi pengembangan kedepan 
ilmu kebumian di Indonesia dengan "langkah awal" seperti selalu dipompakan kang Andang 
berupa sosialisasi. Silahkan memakai baju IAGI, institusi dimana anda berada, atau 
sebagai pribadi (sudah banyak dikerjakan oleh rekan rekan kita), karena dengan semakin 
banyak fihak yang memahami arti penting kehadiran kita maka semakin besar peran 
profesional yang bisa kita sertakan, cukup menggetarkan bahwa Eyang Katili ketika 
disamping penulis dengan kerendahan hati orang besar berniat berkunjung secara pribadi 
kerumah dik Benyamin untuk "belajar" tomo tektonik. Sekali lagi arti penting sebuah 
Pertemuan Ilmiah Tahunan adalah saling asih, asah dan asuh dengan kata kunci 
kerendahan hati mampu membuka cakrawala akan peran kita yang dirasa masih terbatas 
oleh banyak fihak, dan beberapa hal baru kita sadari bahwa kita ternyata masih 
terkungkung ego sectoral, mungkin komunikasi post PIT antar individu/institusi bisa 
memanfaatkan PIT sebagai bench mark akan proyeksi dinamis ilmu kebumian, disini peran 
IAGI dituntut lebih sebagai wahana interaksi.

 

Surabaya 10 Januari 2004





--------------------------------------------------------------------------------
Do you Yahoo!?
Yahoo! Hotjobs: Enter the "Signing Bonus" Sweepstakes

Kirim email ke