Apakah sudah di chek grafik gempa dengan grafik full moon-bulan mati th 2000-2004 di bawah ? http://www.grandunification.com/hypertext/Main_Pages/H1_Earthquakes.html#Ear thquakes
Ini sepertinya yang di cari Pak Awang : grafik gempa versus waktu itu? Bisa ambil diinternetnya kan? Apa ada grafik dat lain menunjukkan ini? Data itu memperlihatkan bahwa gempa bisa setiap sa'at, tapi puncak kejadian adalah pada sekitar full moon dan atau pada bulan mati. Data saya adalah jumlah gempa besar (lebih 6 SR) dari th 1880-2000 (USGS). Rata-rata gempa besar adalah 10 kejadian pertahun. Gempa itu sekitar 1000 kejadian pada hanya seratus tahun kedepan. Melihat statistik itu untuk seluruh bumi, sepertinya, bila terjadi gempa pada suatu lokasi di bumi, maka di tempat lain menjadi tak terjadi gempa. Kalau tak ada penduduk, tentu tak ada korbannya. Sedihnya, gempa itu mencatatkan telah 3 juta orang meninggal pada 2000 th terakhir. Terbesar 830.000 orang di China. Ini pada paperku: The 10 highest earth quakes in last 100 years in the city, state, and scale are : Chile (9.5, 1960), Alaska (9.2, 1964), Aleutian (9.1, 1957), Kamchatka( 9.0, 1952), Ecuador( 8.8, 1906), Aleutian ( 8.7, 1965), Border of India-China( 8.6, 1950), Kamchatka( 8.5, 1923), Banda Sea (8.5, 1938), Kuril ( 8.5, 1963). The seven highest fatalities are : 830.000 (Shansi, China, 1556), 230.000 (Aleppo, Syria, 1138), 200.000 (Damghan, Iran, 856), 200.000 (Gansu, China, 1920), 200.000 (Xining, China, 1927), 150.000 (Ardabil, Iran, 893), 100.000 (Turkmenistan, 1948). Indonesia has 26 (3.5 %) out of big 787 world's earth quakes, with more then 20,000 persons killed." Salam, Maryanto. -----Original Message----- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 14, 2004 8:53 Pagi To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Waktu Bromo meletus 8 Juni tidak sedang full-moon, full moon tercapai 3 Juni, yang jelas itu HUT-nya Pak Harto. Tanggal 9 juni setengah bulatan terakhir sebelum tgl. 17 Juni besok tercapi bulan baru. Jadi tak ada tuh bulan purnama mempengaruhi erupsi Bromo. Sistem bumi-bulan-(matahari) memang gak bisa dianggap remeh. Pengaruhnya ada baik secara fisik maupun psikis. Pengaruh fisik ke bumi apakah menimbulkan gempa atau erupsi gunungapi perlu diuji dan dikaji lebih jauh. Kebersamaan kejadian bulan purnama/full moon atau bulan mati dengan kejadian erupsi gunungapi atau gempa hanyalah kebetulan. Yang terjadi bersamaan mengapa selalu dikait-kaitkan (atau ini seperti mengembangkan masalah seperti pada penyelidikan polisi ?). Kalau bulan purnama menyebabkan erupsi, kenapa dong tak setiap terjadi bulan purnama terjadi juga erupsi gunungapi atau gempa tektonik misalnya. Di beberapa buku memang ada ditemukan bahwa frekuensi gempa meningkat saat bulan2 baru dan purnama. Khusus ini, perlu pengujian tersendiri, berangkat dari data record gempa. Yang sudah jelas bagaimana sistem posisi bumi-bulan-matahari berpengaruh secara fisik ke sistem ini termasuk bumi adalah pada pasang-surut air laut. Perlu diwaspadai di sini bahwa bukan fase2 bulan yang berpengaruh sebab itu hanya efek pantulan sinar matahari. Pada fase apapun massa bulan selalu sama, jadi gravitasinya sama. Posisi antara bumi-matahari-bulan lah yang berpengaruh. Saat bumi-bulan-matahari segaris (bulan baru dan bulan purnama) maka gravitasinya terhadap bumi paling besar. Tetapi saat matahari-bumi-bulan membentuk sistem siku2 (sabit awal dan sabit akhir) maka gravitasi bulan mesti berlawanan dengan gravitasi matahari untuk efeknya terhadap bumi. Dalam jangka waktu lama, efek pasang-surut air laut akibat gravitasi bulan ini cukup mengejutkan ternyata. Friksi air laut saat pasang surut terhadap dasar laut bisa melambatkan rotasi bumi sekitar 1/1000 detik per hari per 100 tahun. Fosil hewan laut bisa memberitahukan bahwa sekitar 400 juta tahun lalu (Permian), panjang hari bumi hanyalah 22 jam. Bumi juga punya tidal effect lebih besar kepada bulan dibandingkan sebaliknya. Di bulan terjadi friksi batuan yang ""menggeliat" akibat tidal effect bumi dan ini memperlambat rotasi bulan secara ekstrim sampai ke titik di mana bulan tetap menghadapkan wajahnya yang sama terus ke bumi (kita kan selalu melihat ""kelinci" bulan itu , tidak pernah di sisi sebaliknya). Tidal forces benda-benda langit ini pun bisa membelokkan orbit, gara-gara itu pula orbit bulan mengelilingi bumi makin melebar, yang kelihatannya dari bumi bahwa bulan semakin menjauh 3 cm per tahun menjauhi bumi. Sebuah buku provokatif "Supernatural : the unseen powers of animals" (Downer, BBC, 1999) menulis di hal. 104 : "the moon has one other important influence on Earth; it creates tides in the Earth's crust. As the moon passes overhead, the Earth bulges towards it. Twice each day, Moscow rides an earth wave o.5 metres high. Similarly, like some giant squeezebook, Europe and North America are pulled together by 20 metres and then pushed apart. As the Earth breathes with this lunar rhythm it can be triggered into turmoil. As rocks are put under stress and finally fracture the results can be catastrophic. More earthquakes occur around the full and new moons than at any other time" Nah percayakah kita ?? Kalau saja bumi ukurannya ¼ bulan, maka mungkin lebih gampang percaya, bahkan akan percaya kalau rotasi bumi akan berhenti gara-gara bulan. Salam, awang --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------