setuju sama ulasannya Mas Rovicky.

saya dulu bersama men-temen jg sempet punya usaha batu (mulia) kecil2an dan
kita inisiatif buat ngasih nilai tambah dr yg namanya batu (mulia) ataupun
cincin, kalung dll...nggak sekedar cuma dipoles dan dikasih dudukan trus
dipajang tapi jg kita berusaha untuk ngasih informasi tambahan misalkan
batu ini umurnya sekian ribu/juta tahun, dulunya adalah jenis batu yg biasa
terdapat di daerah blablabla...dan kita jg berusaha untuk mendapatkan
sertifikat untuk setiap batu yg kita punya...ide lainnya adalah kita
berusaha untuk berbeda dr para penjual cincin yg banyak di pinggir
jalan...para penjual ini nggak mungkin dong bisa ngasih informasi geologi
dr cincin2 batu yg mereka punya (atau malah jago...?)

yg menjadi pokok permasalahan adalah kembali pada market...sangat jarang
sekali orang yg tertarik pada benda seni terutama dalam bentuk batu...hanya
orang2 tertentu saja yg mau ngeluarin duit "agak" banyak hanya untuk beli
batu yg dipoles...itupun nantinya hanya untuk dipajang...untuk cincin dan
kalung atau asesoris lainnya (barang2 yg masih mungkin dipake di badan)
marketnya masih lebih luas drpd batu pajangan...

atau mungkin perlu kerja bareng sama orang desain dan marketing...???



                                                                                       
                                                            
                      "Rovicky Dwi                                                     
                                                            
                      Putrohari"               To:       [EMAIL PROTECTED]             
                                                          
                      <[EMAIL PROTECTED]                                               
                                                             
                      l.com>                   cc:                                     
                                                            
                                                                                       
                                                            
                      06/23/2004 08:40         Subject:  Re: [iagi-net-l] Kondisi 
Laboratorium Alam Karangsambung Memprihatinkan                   
                      PM                                                               
                                                            
                      Please respond to                                                
                                                            
                      iagi-net                                                         
                                                            
                                                                                       
                                                            
                                                                                       
                                                            




>From: Prasiddha Hestu Narendra sekedar 25 perak jadi 10ribu
>perak..masalahnya sopo sing arep tuku
>alias sapa yg mau beli? paling2 sekedar mahasiswa yg dateng.....dan
=====

Create your market !!

Paradigma menjual sesuai dengan permintaan pasar itu cara tradisionil untuk
menjual barang atau jasa. Namun cara moderen sekarang adalah menciptakan
pasar ... create your market !!.

Kalo masih inget cerita lama tentang surveynya pabrik sepatu yg survey di
Afrika ... Ya critanya bagaimana sebuah survey perusahaan sepatu untuk
melihat pasar di Afrika. Yang ditemukan tidak ada orang yg bersepatu di
afrika, tetapi rekomendasi bisa dua macam ... Jangan membuat pabrik sepatu
wong ngga ada yg bersepatu. Atau membuat sepatu mumpung belum ada yg
bersepatu ... Yang pertama - save money not to build factory, yang satunya
perlu usaha keras memperkenakan sepatu ke wong Afrika (an oportunity
required effort to make them realy need shoes).

Nah gimana menciptakan orang-orang supaya membeli batu "berharga" ini ?
....
Teach them !! ....Kalau bahasanya IAGI ya 'sosialisasi geologi' :) Dalam
hal
jual batu ini ada dua aspek yg mau dijual, satu keindahan batu (batu mulia)
yg kedua adalah nilai informasi geologi yg "njlegur" soal batu ini,
misalnya
umur yg JUTAAN TAHUN, cing!, juga kaitan dengan interest secara umum
(Dinosaurus punah, gunung api, gempa dll).

Jadi ada aspek "informasi" yg mesti kita jual juga bersamaan dengan "batu",
nah disini yg memerlukan usaha intelektual geology. Kalau nilainya secara
ilmiah dapat disertifikasi tentunya harganya jauh lebih mahal. Di toko
Kinokuniya (toko buku Jepang) kebetulan ada cabangnya yg segedung sama aku,
ada pojok yang menjual batu-batuan fosil, mineral dll yang "berserfikat !",
lah kalo yang ini harganya bisa ratusan ribu, terutama fosil2nya. Padahal
kalau aku lihat beberapa fosil itu sudah dikenal hampir semua geologist
lulusan "jawa" soale cuman "watu duwit" yang berserakan di mBayat sana,
tetapi sudah dipotong (diasah tengahnya/ dibelah). Diberi sertifikat trus
diberi diskripsi singkat. Jadi yg menjadikan harganya naik nilai sertifikat
dan informasi sederhana itu.

Kalau orang jepang emang lain lagi soal seni batu ini atau yg disebut
suiseki, ini menjual batu yg mempunyai keindahan alami. Namun yg menarik
(ini crita penjualnya), biasanya orang jepang suka isi cerita (dongeng)
dibalik batu2an suiseki yg dijual ini. Bahkan critanya bisa lucu-lucu, ada
yg bilang begini ... " Nah ini 'sendang' (bilik mandi) sang putri ... nah
kalau ini gua kecil yg jadi rumahnya ketika diusir dari kerajaan karena
menolak dikawinkan dengan putra mahkota yg jahat ... dst dst.... akhirnya
Sang Putri  ini bertemu dengan pemuda tampan bernama Ro Vi Cky ... upst !"

Betul, itu perlu tambahan "usaha" untuk menjual nilai intelektual, selain
menjual keindahan, serta sifat mistik atau kalo perlu ditambah klenik di
batu 'glundungan' itu ... :)

Salam
RDP
"its easy to say, but hard to do"

_________________________________________________________________
The new MSN 8: smart spam protection and 2 months FREE*
http://join.msn.com/?page=features/junkmail


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------






---------------------------------------------------------------------

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

---------------------------------------------------------------------


Reply via email to