Sepertinya yang dimaksud pak menteri itu adalah studi isotop, bisa untuk penjejak (tracer) atau kalibrasi umur. Perkembangan studi Bribin ini sangat menarik dan investasinya besar, memang kalau hanya untuk PLTA sepertinya secara ekonomi tidak "reasonable".
Salam, R. Fajar (2448) NB : mengenai bendungan bawah tanah..mungkin bukan yang pertama di dunia. Indonesia bekerjasama dengan Jepang telah mengembangkan bendungan karet untuk membendung airtanah di pelosok negeri ini. Saya pernah terlibat dalam pekerjaan bendungan karet ini di Karang Asem, Bali untuk membendung sungai yang hilang (loosing stream) akibat patahan yang sangat intensif..hasilnya sangat memuaskan. ----- Original Message ----- From: "ismail" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Tuesday, August 03, 2004 10:18 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Masih soal bawah tanah di Jogja ... Pertama di Dunia, Bendungan di dalam Tanah > Dari studi yang pernah dilakukan pada tahun 70 -80 an ( Progo basin study / > Yogyakarta Ground water resources study ) diketahui bahwa potensi sungai > bawah tanah daerah in cukup banyak al di Gua Bribin dg debit 700l/dt ( yang > sekarang lagi mau dikembangkan itu ) , Gua Ngobaran 220 l/dt , Gua Seropan > 800 l/dt.Daerah yang merupakan dataran tinggi dr sistem Peg selatan ini juga > banyak ditemui sumber - sumber air ( tealaga/luweng) yang tersebar dan > sangat potensial dikembangkan, mengingat sedikitnya curah hujan didaerah ini > ( kurang lebih 1700 MM dg pereode kemarau 5-7 bulan) Kalau diamati pola > penyebaran desa desa di daerah ini mengikuti pola keberadaan dari luweng > luweng ini.Sebetulnya pada pereode tsb di daerah ini telah banyak dilakukan > pemboran pemboran air tanah ( lebih 50 an sumur )dengan kedalaman kurang > lebih 100 an meter dan dimanfaatkan untuk air minum dan pengairan . > Mengingat curah hujan yang relatif kecil, maka kemungkinan besar sistem air > tanah didaerah ini disuplai dari sungai oyo yang melintasi daerah ini, yang > membentuk sungai sungai bawah tanah yang berpola sangat komplek.dan mengalir > kerah samodra hindia mengingat kemiringan tpografi yang mengarah ke selantan > dg kemiringan 10 an derajat. > > Dari rencana akan dibangunnya PLTA bawah tanah yang akan menghasilkan > listrik 440 KVA ( 220 KVA akan dipakai untuk mengopersikan pompa), rasanya > ini suatu proyek yang sangat besar dari segi investasinya, bayangkan > bagaimana bikin bendungan dibawah tanah dan bangunan lainnya untuk > menggerakan turbin. Kalau dilihat dari biayanya yang akan diberikan oleh > Pemerintah Jerman ( saya tidak tahu yang dimaksud bantuan itu apakah ini > dalam bentuk grant,softloan, atau kredit export ) sebesar Rp.70 M ( 7,7 Juta > dollar dg 1 $ = 9000,- ) ini sangat besar sekali, karena untuk investasi > pembangkit listrik itu biasanya biayanya antara 1 - 2 juta dollar/MW , jadi > kalau kapasitas yang dihasilkan "cuma" 440 KVA atau 0,44 MW berarti I MW nya > bisa 14 juta dollar. > Jadi kalau secara ekonomi ( mungkin ada pertimbangan lain) kalau cuma untuk > mendapatkan daya listrik untuk menaikan air / memompa yang hanya 220 KVA tsb > , lebih praktis pakai disel saja. > Mungkin ada yang tahu apa hubungannya PLTA ini dengan Nuklir tsb, kalau > tidak salah ilmu nuklir ( radio aktif) ini dapat dipakai untuk untuk > mengetahui aliran aliran bawah tanah arahnya kemana, mengathui kebcoran > kebocoran bendungan, aliran aliran fluida dalam suatu reservoar , ( > prisipnya untuk membantu mengetahui arah aliran fluida) disamping untuk > mengetahui umur batuan.atau ada yang lain mungkin. > ISM > > > ----- Original Message ----- > From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> > To: <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Tuesday, August 03, 2004 5:53 PM > Subject: [iagi-net-l] Masih soal bawah tanah di Jogja ... Pertama di Dunia, > Bendungan di dalam Tanah > > > > Pertama di Dunia, Bendungan di dalam Tanah > > > > Dengarkan Menristek Hatta Kertarajasa dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku > > Buwono X mendengarkan Pimpinan Proyek "Pembangunan Pembangkit Listrik > dengan > > Memanfaatkan dan untuk Eksploitasi Air Sungai Bawah Tanah Bribin, > > Gunungkidul" Prof Dr Ing Franz Nestnjann saat menjelaskan pembangunan > proyek > > tersebut. (Foto : SM CyberNews/Sugiarto) > > Gunung Kidul, CyberNews. Menristek Hatta Kartarajasa mengatakan, masih > > banyak masyarakat kita yang belum tahu manfaat teknologi nuklir. Selama > ini > > yang mereka tahu, bahwa kata nuklir disamakan dengan 'Bom' yang meletus di > > Hirosima dan Nagasaki, Jepang. > > Padahal apabila teknologi nuklir ini dikembangkan secara damai, justru > dapat > > mensejahterakan rakyat banyak. Seperti pembuatan dam di bawah tanah pada > > kedalaman 100 meter lebih di bawah tanah. > > > > ''Apabila teknologi nuklir ini dikembangkan secara damai, justru sangat > > bermanfaat bagi kelangsungan hidup umat manusia,'' kata Menristek Hatta > > Kartarajasa pada peresmian pengeboran Proyek Pembangunan Pembangkit > Listrik > > Dengan Memanfaatkan dan untuk Eksploitasi Air Sungai Bawah Tanah di > Bribin, > > Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Senin (2/8). > > > > Lebih lanjut Menristek mengatakan, salah satu contoh pengembangan > teknologi > > nuklir yang dilakukan secara damai adalah proyek pengeboran dan > pembangunan > > dam di dalam sungai bawah tanah. Dengan demikian, apabila teknologi nuklir > > itu dilakukan secara damai dan benar bisa menjadi tumbuhan hidup umat > > manusia. > > > > Apalagi, tambah Kartarajasa, air merupakan salah satu sumber kelangsungan > > hidup manusia yang harus kita lestarikan. Hal ini perlu disampaikan, > karena > > sumber air di dunia tidak lebih dari 3 persen. Untuk itu, kita bersyukur > > bisa mengembangkan sumber air yang ada di sungai dalam tanah. > > > > Semua itu bisa terjadi, karena kemajuan teknologi dan sumber daya manusia > > yang mumpuni. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan kelangsungan > hidup > > manusia akan datang menggantungkan pada teknologi. Proyek yang > dikembangkan > > di Bribin ini, tambah Menristek, merupakan salah satu contoh kemajuan > > teknologi dengan memanfaatkan sumber alam. > > > > Sementara Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam kesempatan itu > > mengatakan, proyek pengeboran dan pembangunan dam di bawah tanah serta > > pembuatan listrik tenaga air ini sepenuhnya dibiaya Pemerintah Jerman > > melalui Universtas Karlsruhe Jerman sebesar Rp 70 miliar. Proyek kali > > pertama di dunia ini, dikerjakan langsung oleh para ahli dari Jerman dan > > Badan Tenaga Atom Nasional (Batan). > > > > Peresmian pengeboran tanah ke dalam dasar sungai bawah tanah dengan > > disaksikan Menristek Hatta Kartarajasa, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku > > Buwono X dan pejabat DIY sudah berhasil mengebor sedalam 19 meter dibawah > > tanah. Pengeboran ke dinding sungai bawah tanah diperkirakan akan mencapai > > 104 meter dengan diameter 2,4 meter. Untuk menyelesaikannya dibutuhkan > > waktu sekitar 4 bulan > > > > Pembangunan tahap awal hanya khusus pengeboran tanah ke dalam sungai bawah > > tanah. Sedangkan pembangunan tahap kedua, para ahli dari Jerman dan > > Indonesia segera membuat dam sekaligus membangun listrik tenaga air di > > sungai bawah tanah. Nantinya air di sungai bawah tanah itu disedot ke atas > > lalu didistribusikan ke masyarakat melalui jaringan pipa. > > > > Dalam sungai bawah tanah itu, menurut Sultan, akan dibangun bendungan air > > dengan tinggi 4 meter dan panjang 10 meter. Bendungan ini diperkirakan > mampu > > menampung air sungai Bribin 400 ribu meter kubik. Sedangkan turbin yang > > digerakkan melalui aliran sungai Bribin mampu menghasilkan 440 KVA. > > Sementara untuk mengoperasikan pompa air hanya membutuhkan 220 KVA, > sehingga > > kelebihanyya bisa dipergunakan penerangan jalan yang ada di daerah > tersebut. > > > > Sebelumnya untuk menaikkan air sungai bawah tanah Bribin menggunakan mesin > > diesel. Namun biaya yang dikeluarkan terlalu besar tidak seimbang dengan > air > > yang dialirkan yang hanya sebesar 80 liter per detik. Sedangkan dengan > > teknologi modern ini, debit minimum yang tersedia sebesar 2000 liter per > > detik pada musim kemarau. Sementara pada musim hujan debit air mencapai > 4000 > > liter per detik. Apabila proyek ini nanti berhasil, maka akan dikembangkan > > ke daerah lain.( sugiarto/CN07 ) --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------