Sebetulnya yang dimaksud Dikuasai Negara itu bagaimana sih, terus bedanya dg
Dikuasai oleh Pemerintah gimana. Kalau diperhatikan SDA ( spt Migas)
terdapat 3 unsur Hak, Hak menguasai ( oleh Negara ) Hak
menambang/menproduksi ( oleh Pemerintah ) dan Hak ekonomi/bisnisnya /
industri hilir ( oleh Badan Usaha bisa BUMN atau swasta). Karena menyangkut
operasional ( ada untung - rugi) Haknya pemerintah ini bisa didelegasikan ke
Badan Usaha. Karena kedua yang terakhir tsb urusan bisnis, maka lembaga
bisnis yang menanganinya ( Badan Usaha),karena itu perhitungan perhitungan
bisnis semata sebagai pertimbangan apakah dikerjakan sendiri ( BUMN) atau
diserahkan pihak lain. Namun semua kendali dikuasai oleh negara ( UU ) dan
Pemerintah (PP ), salah satunya yg menagtur  bagian yang harus diberikan
kenegara/pemerintah. Jadi Apakah harus menguasai semuanya atau menganut asas
manfaat yang dipentingkan.
Kemudian seperti energi ( hasil pengolahan dari SDA ), apakah energi ( BBM /
listrik) itu merupakan infra struktur atau komoditas, kalau infra struktur
( spt jalan / jembatan ) tugasnya pemerintah yang harus menyediakan. Namun
kalau komoditas tentunya harus dibeli sesuai dg harga nya ( keekonomiannya).
Misalnya listrik harga keekonomiannnya saat ini 7 c$/Kwh atau 630 Rp/Kwh,
namun karena masih dianggap sebagian "infra struktur" maka pemerintah
mensubsidi , sehingga kita membayarnya dg harga dibawahnya , ini salah satu
yg menghambat kenapa para investor masih enggan, karena harga jualnya masih
dianggap dibawah harga keekonomiannya, padahal kalau tdk ada investasi baru
, maka akan keteteran, karena pemerintah sendiri kekurangan modal untuk
berinvestasi.
Oleh karena itu subsidi dikenakan bukan terhadap barangnya ( harga
komoditasnya ) tapi diberikan langsung kepada yang membutuhkan.

ISM



kalau membandingkan kecenderungan diluar dengan di tanah air, memang
sangat kontras, banyak negara semangatnya sekarang adalah memprotek sda
dan kepentingan ekonominya sendiri, kasus-kasus seperti China yg stop
ekspor batubara dan hanya untuk keperluan domestik sendiri masih dalam
kerangkan memenuhi kelangkaan Energy Listrik di sana, yg pada gilirannya
akan berguna dlm menekan biaya produksi bagi industrynya. bandingkanlah
dengan kita, batubara itu jadi komiditi ekpor yang tak terbatas, siapa
saja bisa menjualnya keLN, padahal PLTU Suryalaya saja pernah mati total
tak berproduksi karena tak dapat pasokan coal dan bersusah payah mencari
di market. Betul Petronas jual anak perusahaannya, tapi core bisnis
mereka sepertinya tak tersentuh, Pertonas menjadi State Oil Company di
SE yg paling agresif mengakuisisi oil company lain, mungkin untuk
pertamina kita setuju saja mereka menjual anak perusahannya yg tak
berhubungan dgn core bisnis mereka, Hotelnya, RS, okelah tapi Pertamina
Hilir dan Hulu dijual?, cobalah lihat fakta di negara Opec dan Non-Opec,
semua negara tetap mempertahankan BUMN sebagai pemain tunggal untuk
kepentingan negara dan rakyat dalam mengkelola O&G, Aramco di Saudi,
Qatar petroleum di Qatar, Sonatrach di Alzajair, PDVSA di veneuzela,
Stat oil di Norway, Pemex di Mexico. Apa yg kita harapkan kalau
pertamina dijual dan diregulasikannya UU migas 2001?, sebagai konsumen
kita merasa diuntungkan banyak pilihan, seperti kasus Maskapai
penerbangan yg beragam harganya, tapi yakinkah kita akan diuntungkan
dengan harga BBM yg berkompetisi dari SPBU total, petronas, pertamina,
dll? Bisa tidak karena setiap stage dari Refinery, storage,
transportation dan retail mengharapkan ada margin profit(bisa jadi Total
dllnya akan mengsub-kan setiap stage tersebut-dimana profit dr setiap
stage akan dibebankan ke konsumen), bandingkan dengan cara lama
(pertamina sebagai penentu harga) yg hanya membebankan cost pada setiap
stage dan dilakukan sendiri dan ada patokan pump margin sampai keluar
harga pokok BBM.

Tapi naga-naganya dengan UU migaspun tanpa ada niatan menjual Pertamina,
BUMN ini akan kesulitan hidup, karena untuk mendapatkan crude oilnya
dipasar bebas saja mereka mengalami kendala  dana.
Memonopoli pasar kadang menghasilkan harga yg rendah juga, isi ulang
pulsa di negara kaya mid east lebih murah dibanding Indonesia, fuel
prize disanapun termasuk murah. Pulsa di Japan gratis dengan maksud
konsumen akan membeli HP-set produk mereka sendiri, kenapa jua singapura
begitu berniatnya menguasai sektor publik di indonesia, mereka juga
berpikir demi kepentingan ketahanan ekonominya, tamasek itu sebelum
mengakuisisi saham di indosat dan Telkom adalah perusahaan negara dengan
hutang yg besar, dengan mendapatkan gain saham ke-2 industry telkom itu
saja mereka bisa mendapatkan Pinjaman dr standard Chartered untuk
membayar utang mereka, bandingkan dengan Indosat dan Telkom yg merupakan
perusahaan sehat, malah sahamnya dijual.

Kalau UU migas 2001 diterapkan dan pengelolaan Migas di kontrol oleh
orang/negara lain, memang sebaiknya pasal 33 dr UUD 45 di hapus dulu,
atau UUD 45 sebaiknya direlease sajalah buat UUD pengganti, susah
menjelaskan ke para "jalan pintas", bahwa minyak itu adalah scarce good,
barang langka, susah buatnya, tak tergantikan dan strategis lagi, jadi
memang layak di kelola negara. Negara lain saja mau mengexpansi dengan
kekuatan senjata ke nagara lain demi minyak, kita yg punya malah membuat
UU yg  bisa kehilangan kontrol atas harga dan pengadaan minyak. Ini
namanya merdeka..(semau gue)

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, August 26, 2004 4:28 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Pak Dirut


salah alasan yang  menolak privatisasi :

.....sampai pada kesimpulan "tolak privatisasi" karena hal itu merupakan

jalan lurus menuju neo-liberalisme. Sesuai dengan cita-cita para pendiri

Republik Indonesia, negara ini tak boleh dijadikan sebagai hamba
neo-liberalisme, neo-kapitalisme dan neo-imperalisme. Dengan adanya
program privatisasi dimana pemerintah hanya akan berfungsi sebagai
regulator, niscaya Indonesia akan kembali dijajah oleh kapitalis
internasional sebagaimana dulu yang pertama kali menjajah Indonesia
ialah
VOC. .....

sebaiknya dicabut dulu pasal 33.

=============================
AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO
TOTAL E&P INDONESIE
BALIKPAPAN
0542-533765 - 0811592902
=============================





[EMAIL PROTECTED]
26/08/2004 05:13 PM
Please respond to iagi-net


        To:     <[EMAIL PROTECTED]>
        cc:
        Subject:        Re: [iagi-net-l] Pak Dirut



hehee... merdeka itu mau yang gimana? apakah semua perekonomian yang
"strategis" (baik absurd mau pun tidak) terus harus dikuasai dan
dimonopoli
oleh negara?

coba saja kita buat skenario nasionalisasi.
- telkom balik lagi jadi bumn murni, tanpa saingan, dia bisa menguasai
seluruh sambungan telpon. dan hanya orang2 tertentu yang akan punya
sambungan telpon.
- pemasaran beras dan sembako dikuasai semuanya oleh negara, karena
nggak
mampu, negara menunjuk "beberapa" perusahaan untuk menyalurkan
sembako.....
akibatnya kayak kasus gula kemarin.
- televisi dan radio swasta dihapus, karena informasi adalah barang yang
sangat "strategis" dan "politis", sehingga hanya tvri yang boleh siaran.
dll....

karena semua bidang "strategis" dikuasai pemerintah (dengan alasan
strategis), maka pemegang kekuasaan tertinggi di pemerintah (presiden)
mempunyai kekuasaan yang sangat tinggi sekali. mau apa aja bisa, tapi
kan
dia tidak bisa sendirian, jadi boleh dong dia nunjuk beberapa orang
untuk
"membantu".  mau nunjuk satu orang buat ngurusin sembako, boleh (jadi
liem
sioe liong). satu orang lagi buat ngurusi hutan (bob hasan), satu lagi
buat
minyak (ibnoe soetowo dll), satu jadi centeng (sudomo dll), buat minyak
dan
kelapa sawit (eka tjipta).

nah itu kali ya makna "merdeka" buat "negara indonesia"?.





                      "Rovicky Dwi
                      Putrohari"               To: [EMAIL PROTECTED]


                      <[EMAIL PROTECTED]         cc:
                      il.com>                  Subject: Re: [iagi-net-l]

Pak Dirut

                      26/08/2004 04:07
                      PM
                      Please respond
                      to iagi-net





>From: [EMAIL PROTECTED]
>
>buat saya, kendali strategis dari satelit palapa itu absurd dan tidak
>jelas.apa sebetulnya kendali strategis indosat bila tetap dikuasai
>pemerintah?
>

Stuju kang Aris, bahwa Indosat (mungkin juga BUMN 'strategis' yg lain)
hanyalah merupakan "alat" atau "mesin" bagi siapa saja yg menguasainya.
Sewaktu dikuasai pemerintah akhirnya dipergunakan oleh pemerintah (orang

yg

suka ngasih perintah2, tapi ndak mau kerja itu looh :) .... atau lebih
tepatnya hanya akan dipergunakan oleh penguasa.

Nah apakah berarti setelah sahamnya dimiliki wong asing lagi brarti kita
"dikuasai" wong asing lagi ?
Weleh kok malah lagi absurd .. :(

Ohhh freedom .... where are you ?
yg dua minggu dirayakan seNusantara  itu apa yak ?

RDP

_________________________________________________________________
MSN 8 helps eliminate e-mail viruses. Get 2 months FREE*.
http://join.msn.com/?page=features/virus


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])
-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------







---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------




---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------






---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke